Connect with us

Kabupaten Sidrap

Pemkab Sidrap Targetkan 1 Juta Ton Gabah di 2025, Terapkan Sistem Tanam IP 300

Published

on

Kitasul–MAKASSAR Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) di bawah kepemimpinan Bupati Syaharuddin Alrif menargetkan lompatan besar dalam produksi pangan tahun 2025.

Dengan mengusung strategi intensifikasi pertanian melalui sistem tanam tiga kali setahun (IP 300), Sidrap menargetkan total produksi gabah mencapai 1.050.000 ton sepanjang tahun.

“Kalau satu musim panen 350 ribu ton, maka dalam setahun kita bisa capai 1.050.000 ton,” ujar Syaharuddin dengan penuh optimisme, Senin (19/5/2025).

Target ambisius ini disebut Syaharuddin sebagai bagian dari upaya menjadikan Sidrap sebagai kabupaten andalan ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan, strategi ini tidak bergantung pada perluasan lahan, melainkan pada peningkatan produktivitas melalui intensitas tanam yang tinggi.

BACA JUGA  PT Jenewa Rabbani Wisata Gelar Manasik Umrah Akbar, Siapkan 312 Jamaah Menuju Tanah Suci

Pada musim tanam pertama tahun ini, Sidrap telah mencatat hasil panen sebesar 340.000 ton gabah. Kini, memasuki musim tanam kedua (Mei–Agustus), Pemkab menargetkan 350.000 ton tambahan. Jika target itu tercapai, maka hingga Agustus produksi akan mencapai 690.000 ton.

Penerapan IP 300 di seluruh wilayah Sidrap menjadi kunci lonjakan produksi. Menurut Syaharuddin, Sidrap merupakan satu-satunya kabupaten di Indonesia yang menerapkan sistem ini secara menyeluruh.

Kebijakan ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

“Dari Sidrap, kami siap menyumbang 600 ribu ton beras untuk target nasional 17 juta ton. Kami tidak lagi bicara ketahanan, tapi surplus pangan,” tegasnya.

BACA JUGA  Wabup Sidrap Pimpin Rakor Penurunan Stunting, Minta Intervensi Sejak Dini

Sebagai perbandingan, produksi gabah Sidrap pada 2024 hanya mencapai 440.000 ton dengan pola tanam dua kali setahun. Artinya, jika target 2025 tercapai, akan ada lonjakan sebesar 136 persen atau tambahan lebih dari 600.000 ton.

Jumlah itu sangat signifikan mengingat luas lahan sawah Sidrap hanya sekitar 52.000 hektare. Angka ini jauh di bawah Kabupaten Bone yang memiliki 130.000 hektare.

Namun berkat efisiensi sistem IP 300, Sidrap berhasil mendongkrak produktivitas hingga masuk tiga besar produsen padi di Sulsel, menggeser Kabupaten Wajo ke posisi keempat.

“Data BPS Januari-April 2025 mencatat Sidrap kini di peringkat ketiga produksi padi Sulsel. Ini capaian luar biasa untuk kabupaten dengan hanya 11 kecamatan,” jelas Syaharuddin.

BACA JUGA  TP2DD Sidrap dan Bank Sulselbar Gencarkan ASN Digital di RS Nene Mallomo

Meski begitu, ia menyebut evaluasi final baru akan dilakukan pada akhir tahun untuk melihat sejauh mana target dapat terealisasi.

Namun, ia tetap optimis bahwa dengan konsistensi dan dukungan semua pihak, Sidrap bisa tampil sebagai ikon nasional dalam ketahanan pangan.

“Kita lihat di akhir tahun, tapi pola ini sudah terbukti. Sidrap siap jadi lumbung pangan Indonesia,” pungkasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Pemkab Sidrap Matangkan Langkah Penanganan Banjir di Maritengngae

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP Banjir yang kerap melanda wilayah Maritengngae mendapat perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang. Jumat (24/10/2025), Pemkab menggelar rapat koordinasi lintas OPD untuk mematangkan langkah penanganan banjir secara terpadu.

Rapat berlangsung di Aula Kantor Camat Maritengngae dipimpin Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Siara Barang, didampingi Camat Maritengngae Andi Surya Praja Hadiningrat.

Hadir pula Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya, Tata Ruang, Pertanahan dan Perumahan Rakyat (Biciptapera) Abdul Rasyid, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Andi Safari Renata, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muhammad Yusuf, dan Plt. Kepala Dinas Kominfo Mahluddin Sam.

Dalam rapat itu, masing-masing lurah memaparkan kondisi wilayahnya yang rawan genangan serta hambatan teknis penanganan drainase. Permasalahan yang dominan antara lain pendangkalan saluran, sedimentasi, sampah rumah tangga, dan bangunan yang menutup jalur air.

BACA JUGA  700 Pemanah dari Berbagai Penjuru Nusantara akan Berkumpul di Sidrap

Asisten II Siara Barang menekankan pentingnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi, dan pengawasan lintas instansi agar penanganan banjir berjalan efektif dan berkelanjutan.

“Diperlukan integrasi langkah di lapangan, mulai dari pengerukan saluran oleh Dinas PU menggunakan alat berat, hingga pengangkutan sisa residu oleh Dinas Lingkungan Hidup ke TPA. Semua perlu koordinasi dan pengawasan agar hasilnya optimal,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya pemilahan sampah di tingkat masyarakat untuk mencegah penyumbatan drainase. “Penanganan banjir tidak cukup hanya dengan proyek fisik, tapi juga perubahan perilaku masyarakat,” tambahnya.

Pemerintah Kecamatan Maritengngae bersama instansi teknis akan menindaklanjuti hasil rapat dengan aksi lapangan terkoordinasi dalam waktu dekat.

“Kami bersama para lurah untuk langsung melakukan aksi di lapangan, melakukan pendekatan ke masyarakat, dan berkoordinasi dengan OPD dalam penanganan banjir ini,” ujar Camat Maritengngae, Andi Surya Praja. (*)

BACA JUGA  Bupati dan Ketua TP PKK Sidrap Hadiri Athirah Leadership Sharing untuk Kepala Sekolah
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel