Connect with us

LIPUTAN HAJI 2025

Mappatoppo,Tradisi Bugis Warisan Syukur dan Ketaatan dalam Bingkai Islam

Published

on

Kitasulsel—Makkah—Mappatoppo adalah sebuah tradisi penuh makna yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Bugis, Makassar, dan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Tradisi ini bukan sekadar seremoni biasa, tetapi merupakan bentuk ekspresi syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas selesainya ibadah haji dengan seluruh rangkaian ritualnya. Bagi umat Islam, ibadah haji bukanlah sekadar perjalanan fisik menuju tanah suci, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang sarat makna dan penuh tantangan. Maka dari itu, keberhasilan menunaikan ibadah haji dipandang sebagai bentuk karunia dan kehendak Allah SWT yang patut disyukuri dengan sepenuh hati.

Dalam konteks ini, Mappatoppo menjadi wadah untuk mengekspresikan rasa syukur itu. Ia merupakan simbol kegembiraan yang tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga melibatkan seluruh elemen sosial, keluarga, dan masyarakat. Tradisi ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk pertemuan atau syukuran yang menghadirkan keluarga, tetangga, kerabat, dan tokoh-tokoh masyarakat. Dengan iringan doa-doa, makanan khas, dan kebersamaan, Mappatoppo menghadirkan suasana religius yang sarat dengan nilai spiritual dan sosial.

BACA JUGA  Keberangkatan KJT 28 Tutup Layanan Makkah, Jemaah Haji Terkonsentrasi di Madinah

Namun, Mappatoppo bukan hanya tentang syukur. Ia juga mengandung pesan kuat tentang penguatan nilai-nilai kemanusiaan. Selama pelaksanaan ibadah haji, para jamaah dituntut untuk saling membantu, tolong-menolong, dan menguatkan satu sama lain. Pengalaman-pengalaman itu membekas dalam diri setiap jamaah, dan dalam Mappatoppo, nilai-nilai tersebut diperkuat kembali melalui interaksi sosial yang hangat, saling berjabat tangan, dan ungkapan saling memaafkan. Ini mencerminkan nilai luhur dalam Islam: ukhuwah (persaudaraan), empati, dan kepedulian sosial.

Lebih dari itu, Mappatoppo juga merupakan bagian dari upaya melestarikan kemuliaan haji mabrur. Tradisi ini memberi ruang simbolik bagi seseorang yang telah menunaikan haji untuk diteguhkan secara sosial dan spiritual di hadapan masyarakat. Dengan demikian, haji tidak hanya menjadi perjalanan individu tetapi menjadi bagian dari kesadaran kolektif umat. Ia menjadi inspirasi bagi yang belum berangkat, sekaligus pengingat bagi yang telah pulang agar tetap menjaga kemabruran hajinya dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA  Dr. Bunyamin M. Yapid Pantau Kesiapan Tenaga Kesehatan di Makkah, Pastikan Layanan Optimal untuk Jamaah Haji

Di tengah arus modernitas yang kadang mengikis tradisi lokal, Mappatoppo hadir sebagai pengingat bahwa tradisi yang baik dan bernilai religius harus dijaga dan dilestarikan. Ini bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga bagian dari ekspresi keimanan dan kearifan lokal yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Selama dijalankan dengan niat yang tulus dan tidak bertentangan dengan syariat, Mappatoppo adalah bentuk ibadah sosial yang membawa manfaat spiritual dan mempererat tali silaturahmi antar umat.

Bagi masyarakat Bugis dan Makassar, Mappatoppo bukan hanya tradisi, tetapi identitas. Ia menjadi ruang bahagia yang tidak hanya dinikmati oleh yang pulang dari haji, tetapi juga oleh seluruh masyarakat yang merasa turut diberkahi dengan kehadiran para tamu Allah di tengah-tengah mereka. Maka, sudah sepatutnya kita menjaga dan memelihara tradisi ini sebagai bagian dari khazanah Islam Nusantara yang kaya dan berakar kuat pada nilai-nilai luhur kemanusiaan dan ketuhanan.

BACA JUGA  Menjelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Batasi Aktivitas Fisik dan Umrah Sunah
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Sambut Kedatangan Petugas Haji, Dirjen PHU: Terima Kasih Atas Pengabdian dan Keikhlasan

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief menyambut kedatangan 327 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M. Mereka telah menyelesaikan tugas di Daerah Kerja (Daker) Madinah dan Bandara.

Terbang dengan maskapai Garuda Indonesia (GIA983); mereka mendarat di Terminal 2F, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (13/7/2025) pukul 15.14 WIB.

Turut hadir Tenaga Ahli Menteri Agama Bunyamin Yafid, Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim, Direktur Pengelolaan Biaya Operasional Haji Ramadhan Harisman, serta perwakilan Balai Besar Karantina Kesehatan Bandara Soekarno-Hatta Arni Sulistia.

“Alhamdulillah sore hari ini, pada hari Minggu, tanggal 13 Juli 2025, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI menyambut kedatangan petugas haji Indonesia untuk gelombang terakhir.

BACA JUGA  Wardiah, Perempuan yang Menghapus Letih Jamaah dengan Cinta

Hari ini hadir 327 petugas haji Indonesia yang sudah menuntaskan mandat mereka menjadi petugas haji di Madinah,” terang Hilman dalam keterangannya.

Kepada para petugas, Dirjen PHU mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan dalam melayani jemaah haji selama lebih kurang 75 hari.

“Saya atas nama Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada segenap petugas haji Indonesia yang telah mengabdikan dirinya, melayani jemaah dengan keikhlasan dan tentu saja perjuangan yang tidak mudah,” pungkas Hilman.

“Mudah-mudahan menjadi amal jariah bagi seluruh petugas haji Indonesia dan insya Allah telah mengantarkan jamaah haji menjadi haji yang mabrur dan maqbul. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” harapnya.

BACA JUGA  Panggilan Suci di Ujung Usia Ketika Doa Bertahun-tahun Dijawab Allah di Senja Kehidupan

Hilman menambahkan, pada hari Senin 14 Juli 2025 besok masih ada kedatangan 21 petugas yang merupakan bagian dari tim advance Kementerian Agama.

“Insya Allah besok tiba di Tanah Air. Mereka adalah petugas yang melakukan penyisiran di akhir sampai ke pengurusan administrasi,” tandas Hilman.

Pemulangan jemaah haji Indonesia dari Arab Saudi telah berakhir pada 10 Juli 2025. Sementara penutupan Operasional Haji 1446 H/2025 M akan digelar Senin, 14 Juli 2025, bersama Menteri Agama RI.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel