Connect with us

Ketua DPRD Makassar Melayat Kerumah Duka Korban Pohon Tumbang Di Sudiang,RL:Semoga Almarhumah Husnul khotimah

Published

on

KITASULSEL—-MAKASSAR – Malam-malam Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo melayat ke rumah duka yang tertimpa pohon tumbang di Perumahan Puri Pattene Permai Blok D 5, Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Rabu (04/01/2023).

Politisi Partai NasDem itu langsung menyambangi korban setelah mengetahui dari salah satu tokoh masyarakat Sudiang. Saat itu sedang melakukan silaturahmi dengan masyarakat Kecamatan Biringkanaya disalah satu Warkop di Kelurahan Sudiang.

Mendengar hal itu, orang nomor satu di DPRD Makassar tak menunggu lama, Rudianto Lallo langsung pamit dan bergegas menuju rumah korban.

Korban yang meninggal dunia merupakan masih bagian dari keluarga alias antara cucu dan nenek. Dua korban dinyatakan meninggal atas nama Fira Mutiara dan Nurasiah. Keduanya sempat di bawa ke rumah sakit terdekat namu tak tertolong.

Setiba di lokasi, Rudianto Lallo menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian yang menimpa korban. Dia juga mendoakan korban dan keluarga yang ditinggalkan agar diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan.

“Mari kita doakan Almarhumah agar dimudahkan perjalanannya dan semoga diampuni segala dosa-dosanya,” kata Rudianto Lallo.

Dikesempatan ini, Legislator dua periode itu mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dalam beraktivitas, mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem mulai 3-9 Januari 2023 dan memperingatkan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana.

Diketahui pada Rabu pagi mulai pagi telah terjadi Hujan lebat disertai angin kencang melanda Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar yang menyebabkan pohon tumbang di beberapa wilayah di Kota Makassar.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Dinas Sosial Makassar

Dinsos Makassar Bakal Bantu Nenek 75 Tahun yang Terbaring Lemah di Rumah Semi Permanen

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Seorang nenek lanjut usia, Andi Supatma (75), dilaporkan hanya bisa terbaring lemah di rumah semi permanennya yang terletak di Jalan Teuku Umar 13, Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Kondisinya memprihatinkan.

Kondisi ini juga turut menjadi perhatian oleh Syamsiah (51), kerabat jauh Andi Supatma yang sesekali datang membantu.

Ia mengungkapkan, makanan untuk Andi Supatma sangat tergantung pada siapa yang sempat datang dan berbudi baik.

Biasanya ia membawa bubur jika sempat, namun kalau tidak, nenek itu hanya mengonsumsi kue atau mie instan seadanya.

“Begitu, kue kadang-kadang bubur. Kalau saya sempat lagi datang lihat, ku bawakan bubur. Kalau tidak, kasian, mie saja dia makan,” ucapnya.

Syamsiah mengatakan, di rumah tersebut kini hanya ada sang nenek dan cucunya yang masih sekolah dan sangat prihatin dengan kondisi itu, ia berharap ada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Andi Bukti Djufrie, menyatakan pentingnya peran perangkat pemerintahan setempat untuk lebih aktif mengawasi warganya.

“Harusnya lurah dan camat tahu kondisi warganya dan segera melaporkan ke SKPD terkait. Yang paling tahu kondisi masyarakat itu ya pak lurah dan pak camat. RT dan RW harus senantiasa melihat kondisi warganya,” ujar Andi Bukti saat dihubungi, Rabu, 16 Juli 2025.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan turun langsung ke lokasi, namun terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk memastikan bantuan tepat sasaran.

Kondisi nenek Andi Supatma ini turut menjadi perhatian publik karena sebelumnya diberitakan bahwa sejak 27 Mei 2025, tiga anak kandungnya dan seorang menantu telah ditahan terkait sengketa hak waris yang berkepanjangan, dan perkara tersebut kini telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Makassar.

Mereka adalah Dedy Syamsuddin (48) bersama istrinya Yuliati (45), serta dua saudara perempuannya, yakni Melyana (44) dan Mulyana (42).

Akibat penahanan tersebut, empat anak dari pasangan Deddy dan Yuliati kini harus berjuang hidup masing-masing.

Tak hanya itu, Andi Supatma yang renta dan sakit pun kini hanya ditemani seorang cucu, Nur Aini Rasmania Putri (16), yang masih duduk di bangku SMA.

“Sudah ada dua bulan. Biasa saya masak nasi. Kalau saya pergi sekolah sendiri nenek. Saya baru masuk SMA di Sinassara SMA Datri. Semenjak diambil (ditahan) mama, saya sendiri yang merawat nenek,” kata Nur Aini saat ditemui di rumahnya.

Gadis remaja itu mengaku harus menjalani hari-hari yang sepi dan berat tanpa kehadiran orang tuanya. Ia berharap ada rasa kemanusiaan yang bisa menyentuh hati aparat penegak hukum.

“Ituji, sepi rumah. Saya harap ada sisi kemanusiaan. Ditangguhkan orang tua. Dulu orang tua yang mandi nenek, sekarang tinggal saya sendiri,” ungkapnya.

Nenek Supatma tidak bisa berbuat apa-apa dalam keadaannya yang sakit dan hanya terbaring dan berharap agar hati hakim dapat luluh melihat situasi yang terjadi, dan mempertimbangkan kemungkinan penangguhan penahanan terhadap empat anggota keluarga yang ditahan.

Terlebih, selama ini Mulyana dan Yuliati menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, termasuk untuk kebutuhan nenek.

Sejak mereka ditahan, tak ada lagi yang mencari nafkah. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel