Connect with us

Libatkan Seluruh Elemen Sekolah, Kepala UPT SPF SMPN 37 Makassar peduli terhadap lingkungan Sekolah

Published

on

Kitasulsel—Makassar , Kepala Sekolah.ANDI RAHAYU CANTE,S,Pd,M,M.,Memaksimalkan potensi dengan melibatkan seluruh elemen sekolah melalui kepedulian lingkungan secara terstruktur dan terencana meraih adwiyata provinsi dari hasil implementasi studi banding di Singapura.

Sasaran utama adiwiyata bukan hanya mencegah terjadinya pencemaran lingkungan tetapi yang terpenting adalah menyebarluaskan kebiasaan baik kepada seluruh siswa/siswi yang ada di sekolah untuk perprilaku ramah lingkungan, bersih di lingkungan dalam kehidupan sehari hari dimanapun berada kata kepala sekolah.

Ia juga Berharap adanya kolaborasi dengan intas dari semua pihak agar program kepedulian terhadap lingkungan betul betul dari kesadaran setiap siswa dan guru demi kelestarian lingkungan sekolah.

Berapa upaya strategis dan menjadi program unggulan antara lain daur ulang sampah yang tidak bernilai menjadi bernilai ekonomis seperti membuat kursi dari botol bekas air minum, bunga hias, Kolam ikan hias ,di UPT ,SPF SMPN 37 Makassar sebagai wujud kepedulian lingkungan dan pelestarian lingkungan berkat hasil studi banding dari Singapura. Ucap Andi Ayu.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP  — Upaya pengembangan komoditas kopi yang digagas Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) mulai menunjukkan hasil.

Di Desa Cendrana, Kecamatan Panca Lautang, kopi robusta hasil tanam dua tahun lalu telah berhasil dipanen dan dijual, meskipun masih dalam tahap pengolahan dan pemasaran tradisional.

Kepala Desa Cendrana, Kartoni SPdI, menjelaskan bahwa kopi yang dihasilkan berasal dari tiga dusun dengan ketinggian berbeda, yang turut mempengaruhi rasa dan aroma kopi.

“Jenisnya robusta, tapi karena ditanam di tiga lokasi berbeda, maka rasa dan warna kopi juga bisa berbeda. Ada perbedaan ketinggian (mdpl) dan cara sangrai yang mempengaruhi cita rasa. Tapi ini murni, tidak ada campuran,” jelas Kartoni.

Masyarakat setempat saat ini mengelola kopi secara tradisional, dan telah mulai menjual hasil panennya. “Harga jual per liter sekitar Rp45.000, kalau dikonversi ke per kilogram bisa mencapai Rp53.000. Ini masih dalam bentuk biji kering, belum bubuk,” tambahnya.

Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang meninjau langsung perkembangan ini menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan panen perdana. Ia menilai hal ini sebagai langkah awal yang baik untuk menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan Sidrap.

“Alhamdulillah, kopi yang kita tanam dua tahun lalu kini berhasil dipanen. Saat ini sedang kita siapkan desain kemasannya agar ke depan Sidrap bisa memproduksi kopi dalam bentuk kemasan siap jual,” ujar Bupati.

Lebih lanjut, Syaharuddin Alrifbmenargetkan pengembangan lahan kopi seluas 10.000 hektar yang tersebar di sejumlah desa, seperti Cendrana, Tanah Toro, Lempangan, Kalempang, hingga Betao.

“Pengembangan ini akan menggunakan sistem tumpang sari, di mana kopi ditanam berdampingan dengan cengkeh sebagai komoditas jangka panjang, dan jagung serta porang sebagai komoditas jangka pendek. Semuanya diarahkan menjadi komoditas ekspor,” jelasnya.

Selain kopi dan cengkeh, Syaharuddin Alrif juga mengungkapkan rencana menanam durian jenis musang king sebagai komoditas unggulan baru di wilayah tersebut.

Dengan strategi jangka panjang dan dukungan dari pemerintah daerah, Sidrap berambisi menjadi salah satu sentra komoditas ekspor di Sulawesi Selatan, khususnya untuk sektor perkebunan rakyat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel