Connect with us

Dinas Komunikasi dan Informatika Makassar Terima Dua Penghargaan dari IGA 2023

Published

on

Kitasulsel—MAKASSAR,– Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Makassar berhasil menyabet dua penghargaan dalam Indonesia GPR Award (IGA) 2023 yang digelar oleh Humas Indonesia di Hotel Claro Makassar, Jumat (16/06/2023), malam.

Dua penghargaan itu ialah Silver Winner Kategori Program Kehumasan Pemerintah Terbaik Sub Kategori Program Pariwisata dan Pengembangan Desa Wisata (Wisata Mangrove Lantebung) dan Bronze Winner Sub Kategori Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Penghargaan secara langsung diterima oleh Asisten I Bidang Pemerintah Kota Makassar Andi Muh Yasir.

Dalam sambutanya mewakili Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Muh Yasir mengatakan momentum penyelenggaraan IGA 2023 ini semakin berarti dalam mendorong dan memotivasi pemerintah daerah untuk memacu inovasi daerah dalam meningkatkan layanan publik, tata kelola pemerintahan dan pembangunan di daerah.

Yasir menuturkan Pemkot Makassar hingga kini terus menguatkan inovasi demi mempertahankan peringkat kota inovatif yang didiraih sejak 2008 hingga 2022.

Olehnya penganugerahan IGA 2023 telah menjadi penilaian dan apresiasi semangat dalam menjalankan pemrintahan dengan cara inovatif.

Bahkan, lanjut dia, Wali Kota telah membentuk tim Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada setiap OPD dengan menghasilkan lima berita perhari, satu berita nasional per pekan dan satu berita viral perbulannya.

“Cara tersebut adalah satu peran kehumasan dan pemberitaan dalam menyampaikan informasi program prioritas kota Makassar,” kata Yasir.

Pemkot Makassar, sebut dia, mengapresiasi pagelaran ini sebagai barometer pencapaian tertinggi kinerja kehumasan sepanjang tahun.

“Kegiatan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kota kami. Kami berharap kompetisi ini mendorong tercapainya humas pemerintah yang strategis dan kontributif bagi reputasi Indonesia,” harapnya.

Sementara Plt Kepala Dinas Kominfo Kota Makassar Ismawaty Nur, menyampaikan penghargaan yang diraih malam ini merupakan hasil kolaborasi bersama antar perangkat daerah lingkup Pemkot Makassar.

“Penghargaan ini adalah capaian kita bersama, lintas perangkat daerah yang menunjukkan kita solid dan saling mendukung. Terkhusus Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk program Jagai Anak ta yang mendapatkan penghargaan bronze winner. Dinas Pariwisata, serta Dinas Perikanan dan Pertanian untuk Wisata Lantebung yang meraih penghargaan silver winner,” bebernya.

Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas kolaborasi dan soliditas yang terbangun hingga membuahkan dua penghargaan di malam anugerah IGA 2023.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel