SMSI Award Sulsel 2024, Dinas Kominfo Makassar Raih Penghargaan Peduli Media

Kitasulsel—Makassar—Dinas Kominfo Makassar meraih penghargaan sebagai Pemda Peduli Media, sebagai wajah dari pemerintah Kota Makassar.
Penghargaan diberikan oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), karena telah memberikan ruang yang luas bagi media, termasuk media online.

Penghargaan diserahkan oleh Ketua SMSI Sulsel, Rasid Alfarizi diterima secara langsung oleh Plt Kadis Kominfo Makassar, Ismawaty Nur, di malam SMSI Award Sulsel 2024, di Claro Hotel, Senin (15/01/2024).
Penghargaan ini sebagai wujud apresiasi atas langkah yang dilakukan oleh pemerintah, dalam upaya mendukung berkembangnya media siber di wilayah masing-masing.

Ketua Panita Pelaksana, Sabri, menyampaikan penghargaan bagi Pemda Peduli Media diberikan sebagai bentuk apresiasi karena telah membuka ruang bagi para pelaku media untuk berkembang dan bersaing secara positif dan profesional.
“Penghargaan ini diberikan, bentuk apresiasi atas dukungan dari Pemda selama ini, telah berkolaborasi, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dunia media, dan juga secara kooperatif memberikan informasi kepada rekan-rekan media,” ujarnya.
Selain Dinas Kominfo Makassar, adapun Pemda lainnya yang turut menerima penghargaan yakni Pj Bupati Takalar, Pj Bupati Enrekang, Bupati Pangkep, Bupati Barru, Bupati Luwu, Bupati Pinrang, Bupati Soppeng, Bupati Luwu Utara, Pj Wali Kota Palopo, Bupati Maros, Bupati Gowa, dan Pj Wali Kota Pare Pare.
Malam Rakerda dan Award SMSI Sulsel 2024 juga dihadiri oleh Plt Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin dan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.

Kementrian Agama RI
Menag Jelaskan Pentingnya Pemimpin Punya Sudut Pandang Menyatukan, bukan Memisahkan

Kitasulsel–SUMEDANG Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk mengedepankan pendekatan persatuan dan nilai-nilai agama dalam memimpin dan berkomunikasi dengan masyarakat.
Ajakan tersebut disampaikan Menag saat menjadi pembicara dalam Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II yang digelar Kementerian Dalam Negeri di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Kamis (26/6/2025).

Menag menyampaikan, bahwa agama adalah satu komponen penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia yang heterogen dan sangat plural. Untuk itu, pemimpin harus memiliki sudut pandang yang menyatukan, bukan memisahkan.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat plural dan heterogen, sehingga kita harus menggunakan pendekatan sentripetal, yaitu pendekatan yang mencari titik tengah di antara banyaknya titik. Jangan menggunakan pendekatan sentrifugal yang cenderung membubarkan semua titik,” jelasnya di Balairung Rudini, Jatinangor.

Menurut Menag, pemimpin yang baik adalah yang bisa berkomunikasi dengan masyarakatnya hingga menyentuh hati mereka. Menag menjelaskan bahwa sebagai pengayom masyarakat, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan juga memikirkan apa yang perlu disampaikan kepada masyarakat dengan bijak.
“Segala sesuatu yang keluar dari hati yang terdalam akan sampai ke hati yang terdalam juga, jadi sebelum berkomunikasi kepada masyarakat agar melakukan pembatinan”, ungkapnya.
Menag juga menjelaskan bahwa di tengah masyarakat Indonesia yang seluruhnya menggunakan agama sebagai seragam (baju) dalam menjalani hidup, agama bisa menjadi senjata bermata dua yang bisa menguntungkan dan juga merugikan.
“Agama itu seperti Nuklir, jika digunakan dengan baik maka akan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia.
Layaknya Nuklir, agama bisa menjadi perantara komunikasi yang baik kepada masyarakat. Sebaliknya, agama juga bisa menjadi hal yang memecah belah umat dan bangsa”, terangnya.
Dalam hal Moderasi Beragama, Menag menegaskan bahwa bukan syari’at agama yang diubah, melainkan cara kita beragama lah yang perlu diubah. “Moderasi Beragama bukan untuk mengubah agama yang tadinya tradisional menjadi modern, melainkan untuk mengubah cara kita beragama, tanpa mengubah teks di kitab suci kita”, tambahnya.
Di akhir pembicaraan, Menag menyampaikan nasihat penting kepada para Kepala Daerah, “Orientasi ini diadakan untuk mencerdaskan intelektual dan juga emosional.
Karena tugas kita selain mencerdaskan intelektual masyarakat, kita juga perlu mencerdaskan emosional nya, sehingga menciptakan lingkungan beragama yang harmonis”. Menurut Menag semua agama mengacu kepada satu tujuan, yaitu kemanusiaan.
Acara ini diikuti oleh 86 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta menghadirkan audiens dari Praja IPDN. (*)
-
Politics9 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
12 bulan ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login