Connect with us

Polio Mengancam, Ketua TP PKK Makassar Tegaskan Pentingnya Imunisasi Balita

Published

on

Kitasulsel–Makassar Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Yusuf Ismail secara simbolis memberikan tetes vaksin polio kepada tiga orang anak di Posyandu Asoka 7, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Rabu (24/7/2024).

Tindakan ini menandai dimulainya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tingkat Kota Makassar. Pada kesempatan itu, Indira Yusuf Ismail mengungkapkan kegembiraannya atas partisipasi masyarakat yang tinggi.

“Luar biasa banyak yang hadir. Ini menandakan bahwa insyaallah masyarakat kita sudah tidak alergi dengan imunisasi,” ujar Indira dalam sambutannya.

Indira menegaskan bahwa vaksinasi polio sangat penting dilakukan sebagai langkah pencegahan yang wajib. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh ibu untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan anak.

“Ibu-ibu harus sadar betapa penting menjaga anak-anak kita, menjaga kesehatannya, menjaga supaya mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Kita punya 47 puskesmas dan 1.013 posyandu. Dengan semua itu kita berharap penyakit yang membutuhkan imunisasi bisa jadi zero,” tambahnya.

Indira menekankan urgensi dari pencanangan PIN ini. Sehingga, dia juga mendorong partisipasi aktif dari kader PKK untuk turut memberi edukasi dan mengajak masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk diimunisasi.

“Waktu satu bulan ini tidak lama dan penyakit polio ini sangat menghawatirkan. Apalagi anak-anak kita yang masih balita.

Jadi diharapkan semangat dari kita semua terutama kader PKK harus menghayo-hayo warga supaya tidak ada lagi yang luput dari imunisasi karena ini adalah program nasional yang harus kita tuntaskan,” tegasnya.

Sejauh ini, Pemerintah Kota Makassar bersama TP PKK Kota Makassar terus berkomitmen untuk memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi lengkap guna melindungi mereka dari ancaman penyakit polio dan penyakit lainnya.

“Polio ini menular, dan vaksinasi ini wajib. Jadi kenapa kita sweeping nantinya, supaya pencapaiannya 100 persen.

Imunisasi jangan sekadar di pekan imunisasi saja. Masih banyak penyakit lain, dan kita tentu harus lindungi anak-anak kita,” jelas Indira.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Nursaidah Sirajuddin mengungkapkan bahwa sasaran vaksinasi polio di Kota Makassar mencapai 184ribu anak.

“Dari jumlah itu terbagi atas kelompok umur. Ada usia 0-5 tahun, usia 5-7 tahun dan sampai usia 1 hari sebelum 8 tahun,” ucapnya.

Guna memaksimalkan capaian target sasaran, pihaknya bakal gencar turun langsung ke beberapa lokasi yang telah disiapkan. Di antaranya adah Posyandu, sekolah-sekolah, dan pos pelayanan yang audah ditentukan puskesmas.

“Jadi kami target untuk dua pekan ini, pelaporannya kalau bisa 80 persen supaya ke belakang kita lakukan sweeping. Bagi anak-anak kita yang tidak bersekolah, kita datangi rumahnya satu-satu,” tuturnya.

Nursaidah menjelaskan bahwa polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya dan rentan menyerang anak usia balita.

Penyakit menular ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik, sehingga penderita akan mengalami kelumpuhan anggota gerak.J Penyakit ini tidak dapat disembuhkan sehingga perlu upaya maksimal untuk pencegahannya.

Gejalanya pun tidak jauh berbeda dengan gejala awal penyakit flu, seperti demam berhari-hari, badan sakit, dan leher tegang sehingga tak jarang gejala ini diabaikan lantaran dianggap sebagai demam biasa.

“Penyakit ini biasa orang bilang lumpuh layu. Tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah dengan pemberian imunisasi.

Kita sudah eradikasi polio sejak puluhan tahun yang lalu, tapi kenapa muncul sekarang di beberapa daerah? Karena ada satu anak yang tidak diberikan imunisasi sehingga jadi pemicu munculnya polio kembali,” jelasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Resmikan Alih Status IAIN Ponorogo Jadi UIN Kiai Ageng Muhammad Besari

Published

on

Kitasulsel–PONOROGO Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari. Peresmian perubahan status ini dilakukan Menteri Agama Nasaruddin Umar, sekaligus meresmikan Gedung Pusat Sumber Belajar, Minggu (14/9/2025).

Gedung baru tersebut akan difungsikan sebagai pusat pendidikan sekaligus kantor layanan, mempertegas peran UIN Ponorogo sebagai pusat keilmuan dan pengabdian masyarakat.

Menag berharap dengan status universitas, UIN Ponorogo semakin produktif melahirkan generasi muda yang berakhlak, berilmu, dan berdaya saing global.

“Saya bangga dengan kampus-kampus yang bersih, asri, disiplin, dengan mahasiswa produktif dan sopan, serta dosen-dosen kreatif. InsyaAllah UIN Ponorogo bisa menjadi kampus yang membanggakan,” kata Menag.

 

Lebih lanjut, Menag mengingatkan bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki peran lebih luas dibandingkan kampus umum. “Kampus UIN harus berbeda. Bukan hanya lembaga akademik, tetapi juga institusi dakwah,” pesan Menag.

“PTKIN tidak cukup hanya melahirkan ilmuwan, tapi juga intelektual dan cendekiawan. Ilmuwan itu tahu, intelektual mengamalkan, dan cendekiawan menghadirkan resonansi kebermanfaatan bagi masyarakat,” sambungnya.

 

Dalam sambutannya, Menag juga menyoroti suasana kampus yang hijau dan asri sebagai salah satu keunggulan UIN Ponorogo. “Kampus ini indah, hijau, dan sejuk. Banyak pepohonan dan hewan di sekitarnya. Suasana seperti ini akan membuat mahasiswa betah belajar,” ujarnya.
​​​​​​​
​​​​​​​Menag menekankan bahwa keasrian kampus harus sejalan dengan kualitas akademik dan karakter mahasiswa. “Prasarananya sudah bagus, tinggal bagaimana kita merawatnya. Yang lebih penting adalah manusianya. Produk yang lahir dari UIN Ponorogo harus hebat dan terkenal, menjadi kebanggaan Ponorogo bahkan Indonesia,” tegasnya.

 

Peresmian ini turut dihadiri Rektor UIN Ponorogo, Bupati Ponorogo, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag Ponorogo, serta para rektor PTKIN dari berbagai daerah. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel