Politics
Manyala!SAR-Kanaah Tidak Terbendung di Pilkada Sidrap,Giliran Partai Demokrat Beri Rekomendasi

Kitasulsel—SIDRAP — Koalisi Gemuk sudah semakin nyata menghantar kemenangan pasangan H. Syaharuddin Alrif dan Hj. Nurkanaah (SARKANAH) untuk Pilkada Sidrap 2024.
Setelah Partai Beringin Golkar memilih merapat Berkoalisi ke Nasdem, kini giliran partai Besutan Susilo Bambang Yudhoyono yakni Demokrat menentukan sikap yang sama.

Peraih Empat kursi di DPRD Kabupaten Sidrap ini resmi bergabung menuju koalisi gemuk setelah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyerahkan rekomendasi Surat Keputusan kepada pasangan SARKANAH untuk Pilkada Sidrap 27 November mendatang.
Surat ‘sakti’ ini diterima langsung oleh H.Syahar didampingi calon wakilnya Hj.Nurkanaah dan disaksikan Ketua Demokrat Kabupaten Sidrap H.Habibie, di Jakarta, Kamis malam (8/8/2024) sesaat lalu.

Pasangan SARKANAH bersama Ketum Demokrat AHY didampingi Ketua Demokrat Sidrap saat menerima Surat Keputusan dukungan Demokrat untuk syarat dukungan pendaftaran di KPU 27 Agustus mendatang.
Ini menandakan, amunisi kekuatan politik SARKANAAH dalam menatap kemenangan Pilkada Sidrap sudah nyata.
“Terimakasih banyak partai Demokrat. Alhamdulillah, DPP Demokrat memberikan kepercayaan pada kami untuk pembangunan jauh lebih baik Kabupaten Sidrap. Ini merupakan hadiah besar untuk seluruh masyarakat Sidrap,” ucap H.Syaharuddin usai menerima surat rekomendasi tersebut.
Diketahui, pasangan Syahar-Nurkannah telah mengantongi Delapan rekomendasi dukungan partai, masing-masing partai Nasdem (12 kursi), Perindo (2 kursi), Golkar (4 kursi), PAN (1 kursi), dan Demokrat (4 kursi), kemudian partai non kursi PSI, Partai Gelora dan Hanura.
Hal inipula menandakan, pasangan ini paling siap berkompetisi di Pemilukada pada tanggal 27 November 2024 mendatang karena sudah melebihi syarat ditentukan partai pengusung yakni 7 kursi sementara Calon Bupati H.Syaharuddin Alrif sudah mengantongi dukungan 24 kursi DPRD. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login