Politics
Usung Seto-Rezki, Gerindra-NasDem Ingin Ulang Kemenangan di Pilwalkot Makassar

Kitasulsel–Makassar Koalisi Partai Gerindra dan Nasdem di Pemilihan Wali Kota Makassar memang sudah tidak perlu diragukan lagi, sebab sudah teruji pada Pilkada Makassar 2020 lalu.
Di Pilwali Makassar 2024 tahun ini, Partai Gerindra dan Nasdem kembali berkoalisi untuk memenangkan pasangan Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi.

Hal itu ditegaskan Ketua DPC Partai Gerindra Makassar, Eric Horas dalam agenda rapat koordinasi daerah dan konsolidasi Partai Gerindra se-Kota Makassar, di Hotel Claro, Minggu (11/8/2024).
Dalam rakor tersebut menghadirkan langsung duet Andi Seto Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi untuk membakar semangat para panglima Partai Gerindra di 15 kecamatan se-Kota Makassar.

“Yang hadir di sini merupakan ujung tombak Gerindra di wilayah masing-masing untuk kembali berjuang memenangkan Pilwali Makassar tahun ini,” katanya.
Anggota DPRD Makassar itu percaya Gerindra dan Nasdem bisa mengulang kesuksesan di Pilwali Makassar 2020 lalu. Di mana kedua partai tersebut berhasil memenangkan jagoannya.
“Apa yang menjadi pengalaman kita, Gerindra dengan Nasdem memang ditakdirkan sama-sama lagi. Hanya Gerindra NasDem tau cara menang di Pilwali Makassar 2024 dengan effort teman-teman membuat sejarah kedua di Kota Makassar,” tegasnya.
Eric juga membeberkan bahwa para tim dan relawan Partai Gerindra sudah bergerak hingga ke akar rumput. Bahkan, sudah terbentuk di semua kecamatan dan kelurahan.
“Pak Wali dan Ibu Wawali tenang, Gerindra dan Nasdem sudah ada disini,” cetus Eric.
Sementara itu, Andi Seto Asapa dihadapan para kader Gerindra Makassar menegaskan bahwa sudah saatnya Partai Gerindra dan Nasdem kembali mengulang sejarah kedua kalinya.
“Jika di Pilwali Makassar 2020 lalu Partai Nasdem dan Gerindra bisa menang, Insya Allah tahun ini kami bersama Rezki Mulfiati Lutfi bisa mencatatkan sejarah itu,” lugas Seto yang didampingi Rezki saat memberikan pengarahan.
Bagi mantan Bupati Sinjai ini, dirinya bersama Rezki Mulfiati Lutfi sudah menyiapkan program solutif yang mampu membawa perubahan di Kota Makassar lima tahun kedepan.
“Insya Allah program kami bersama Ibu Rezki sudah siap. Jika kami ditakdirkan untuk menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota, maka besok pun kami siap untuk bekerja,” pungkasnya. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login