Connect with us

Politics

Pekan Depan, Indira Yusuf Ismail Bakal Terima “B1KWK” dari PDI Perjuangan

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memastikan usungan kandidat calon kepala daerah untuk mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 ini.

Rabu tadi, 14 Agustus 2024, partai berlambang moncong putih itu telah menyerahkan surat/dokumen model B persetujuan parpol KWK atau B1KWK kepada beberapa calon kepala daerah di Indonesia. Termasuk di Sulsel.

PDI Perjuangan memberikan kepercayaan kepada pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel.

Ketua DPC PDI Perjuangan Makassar, Andi Suhada Sappaile juga sudah memastikan jika partainya telah mengeluarkan surat B1KWK untuk mengusung calon di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar.

“Sudah penyerahan secara simbolis. Soalnya terlalu banyak yang mau diserahkan,” jelas Wakil Ketua DPRD Makassar itu, via pesan singkat.

BACA JUGA  Paslon AMAN akan Jadikan Makassar Kota Ramah Disabilitas

“Jadi, tadi secara simbolis per wilayah. Cuman beberapa provinsi dan masuk Sulsel dan kabupaten kota diwakili se Luwu Timur. Ada lagi nanti gelombang berikutnya,” sambungnya.

Yang pastinya, lanjut Andi Suhada, nama Indira Yusuf Ismail sudah masuk radar pencalonan di internal PDI Perjuangan.

Sementara itu, Kepala BP Pemilu DPC PDI Perjuangan Makassar, Raisul Jaiz bilang, surat B1KWK untuk Pilwalkot Makassar rencananya akan diserahkan pada pekan depan. Bakal diserahkan kepada Indira Yusuf Ismail.

“Kemungkinan tanggal 20 (Agustus),” singkatnya.

Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga sudah mengeluarkan surat rekomendasi. Dokumen B1KWK diserahkan ke Indira Yusuf Ismail, di Jakarta, belum lama ini.

Surat keputusan itu menegaskan paket Indira Yusuf Ismail berpasangan dengan Ilham Ari Fauzi Amir Uskara untuk maju di Piwalkot Makassar.

BACA JUGA  Paslon ‘DIA’ dan ‘INIMI’ Awali Pendaftaran dengan Konvoi ke KPU, Diakhiri dengan Pesta Rakyat

Begitu pun dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Juga segera menerbitkan surat B1KWK untuk pasangan Indira-Ilham, akronim INiMI.

Surat B1KWK dari PKB tersebut beredar, bakal diserahkan pada Kamis, 15 Agustus 2024, di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Paslon ‘DIA’ dan ‘INIMI’ Awali Pendaftaran dengan Konvoi ke KPU, Diakhiri dengan Pesta Rakyat

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Amri – Rahman Pastikan Kebutuhan Warga Terpenuhi dan Terjangkau

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel