Politics
Terima B1KWK dari PKB, Indira-Ilham “INiMi” Sudah Bisa Daftar ke KPU

Kitasulsel–JAKARTA Bakal calon wali kota dan wakil wali kota Makassar, Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara menerima surat/dokumen model B persetujuan parpol KWK atau B1KWK dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Surat itu diserahkan langsung oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar di Jakarta, Kamis 15 Agustus 2024.

Olehnya itu, pasangan dengan akronim INiMI itu, sudah bisa mendaftar sebagai calon wali kota dan wakil wali kota ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar.
“Hari ini Bapak Ketua Umum yang menyerahkan langsung surat sakti itu kepada kandidat usungan kami (PKB),” kata Ketua PKB Makassar, Fauzi Andi Wawo, tadi.

Pasangan Indira-Ilham dipastikan telah memperoleh 10 dukungan kursi hasil Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2024 lalu. Sebagai syarat untuk mendaftar ke KPU akhir Agustus nanti.
PKB sendiri memiliki lima kursi di DPRD Makassar. Begitu juga dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sebelumnya telah menyerahkan surat B1KWK, memperoleh lima kursi.
“Iya, alhamdulillah. Kandidat kami sudah bisa mendaftar di KPU,” jelas Fauzi.
Selain Fauzi, hadir pula Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad mendampingi pasangan Indira-Ilham menerima dokumen B1KWK tersebut.
Indira Yusuf pun meminta kepada seluruh relawan dan jaringan untuk tetap menjaga ritme pergerakan menuju Pilwalkot Makassar 2024.
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur kepada Tuhan atas penyerahan surat dari PKB. Jangan lengah, tetap berjuang,” tandas istri Danny Pomanto tersebut.
Jika tidak ada aral melintang, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga bakal menjadi partai koalisi pasangan “INiMI”.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini berencana menyerahkan surat B1KWK pada pekan depan.
“Kemungkinan tanggal 20 (Agustus),” singkat Kepala BP Pemilu DPC PDI Perjuangan Makassar, Raisul Jaiz, belum lama ini. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login