Politics
Warga Tamamaung Sambut Indira Yusuf dengan Nyanyian Teruskan Kebaikan

kitasulsel–Makassar Bakal calon Wali Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail menyapa warga di lorong Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang, Rabu tadi, 21 Agustus 2024.
Kedatangan Ketua TP PKK itu, disambut dengan tarian tradisional. Juga dengan nyanyian “Teruskan Kebaikan”.

“Siapa Wali Kota Ta’? Indira Yusuf Ismail,” sambut warga dengan teriakan.
Langkah kaki Indira Yusuf dibarengi dengan senyuman khas menyusuri lorong sempit. Sesekali menegur dan menyalami warga.

Juga menyempatkan diri mengunjungi industri rumahan, UMKM milik warga setempat.
Saat sambutan, istri Danny Pomanto itu, wali kota Makassar, berterima kasih kepada warga. Sangat antusias.
“Saya bersyukur bisa bersilaturahmi dengan warga Tamamaung,” ucapnya.
Dia menilai, wilayah di Kelurahan Tamamaung sudah tertata dengan baik. Tetapi masih dibutuhkan pembenahan. Misalnya terkait dengan potensi pengembangan industri rumahan dan ekonomi kreatif.
“Tentu harus ada pengembangan kuliner. Kita bisa tata lorong wisata dan PKK agar bisa dinikmati oleh tamu (wisatawan),” tuturnya.
Baginya, potensi lorong wisata bisa menjadi magnet kunjungan wisata. Para wisatawan dijamu dengan jamuan makanan enak. Itu menjadi bagian dari pengembangan branding Makassar kota makan enak.
“Hasil UMKM-nya dibeli tamu, harus bisa dimaksimalkan. Kita mau apa yang kita hasilkan bisa dapat apresiasi tamu untuk membeli produk UMKM. Harapan itu harus kita sempurnakan,” tandasnya.
Indira Yusuf memberi contoh. Seperti saat pelaksanaan temu wali kota di acara Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
Bagaimana tamu undangan bisa maksimal berbelanja hasil produksi UMKM.
Itu lantaran kepiawaian dalam mengelola manajemen pemasaran.
“Harapannya, manajemen pemasaran bisa dimaksimalkan untuk menarik perhatian tamu wisatawan,” pungkasnya. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login