Connect with us

Politics

Salam Sehati Seto-Rezki Menggema di Rapimnas Partai Gerindra

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Salam Sehati yang diidentikkan oleh pasangan Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi menggema disela Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Andi Seto Asapa yang hadir langsung di Rapimnas Partai Gerindra mulai memamerkan Salam sehati kepada para petinggi DPP dan DPD Partai Gerindra se-Indonesia.

Bahkan, sejumlah politisi Gerindra tak mau ketinggalan ikut berfoto bersama dengan Andi Seto sambil memperagakan simbol Sehati atau akronim dari pasangan Seto-Rezki.

Seperti yang dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) RI, Supratman Andi Agtas bersama Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono yang tak lain adalah Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah (Jateng).

BACA JUGA  Seabrek Janji Appi untuk Warga Pulau di Makassar

Tak ketinggalan juga, Ketua DPD Gerindra Kalimantan Timur, Budisatrio Djiwandono bersama Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras. Mereka memperagakan salam yang punya filosofi menebar energi positif.

Ketua Harian Tim Sehati, Kasrudi mengatakan salam sehati yang digaungkan oleh pasangan Andi Seto Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi memang banyak mengandung makna positif.

Terlebih, politik riang gembira yang diusung oleh Seto-Rezki merupakan landasan baru dalam semangat kehangatan, kerjasama, dan kegembiraan ditengah masyarakat.

“Salam sehati ini mengusung politik riang gembira, artinya menciptakan ruang demokrasi yang sehat. Makanya Pak Andi Seto dan Ibu Rezki selalu memperkenalkan salam sehati,” ujar Kasrudi.

Apalagi, kata Kasrudi, Andi Seto Asapa merupakan keluarga besar Partai Gerindra. Sehingga, sudah menjadi kewajiban bagi para kader untuk memberikan dukungan.

BACA JUGA  Ikrar Para Punggawa di Kampanye Terakhir Sar-Kanaah:”Bismillah Wattang Pulu Siap Menang Banyak”

“Insya Allah kalau sudah sehati, pasti tidak akan ke lain hati,” cetus anggota DPRD Kota Makassar ini. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Appi Peduli Terus Berlanjut, Kali Ini Sasar Warga Kelurahan Parang Tambung

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Paslon AMAN akan Jadikan Makassar Kota Ramah Disabilitas

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel