Connect with us

Politics

Wujud Kepedulian ke Anggota, Ketua Tim INinnawa Tegaskan Tak Ada Ajakan Memilih

Published

on

Kitasulsel–Makassar Terakait adanya isu bagi-bagi sembako, Ketua Tim iNinnawa, Harun Al Rasyid, menegaskan, hal tersebut merupakanbentuk kepedulian Tim iNinnawa yang selama beberapa bulan terakhir ikut aktif dalam membantuk kerja-kerja tim.

Hal ini diungkapkan Harun Al Rasyd beberapa saat setelah viralnya foto penyerahan semboko yang terkesan menyudutkan Tim Pemenangan Indira Yusuf Ismail – Ilham Ari Fauzi.

“Sangat lucu jika ada yang beranggapan ini adalah sogokan atau money politik untuk memilih pasangan Indira-Yusuf. Sembako ini buat anggota Tim Ininnawa yang telah membantu pergerakan tim selama beberapa bulan terakhir,” tegas Harun

Harun menambahkan, dalam paket yang diserahkan itu sama sekali tidak ada ajakan untuk memilih pasangan Indira – Yusuf.

BACA JUGA  Heboh, Andi Seto Asapa Kunjungi Kuliner Pasar Cidu, Borong Dagangan Pedagang

Baik dalam bentuk tulisan maupun arahan lisan. Hal ini semata-mata merupakan bentuk kepedulian Tim iNinnawa terhadap anggotanya.

“Tidak ada tulisan yang tertera di paket tersebut untuk memilih pasangan Indira –Ilham.

Tidak ada arahan lisan yang mengarah ke hal-hal yang melanggaran aturan pemilukada. Jadi sangat disayangkan jika ada individu atau kelompok yang mempersoalkan ini,” ungkapnya saat di temui disalah satu café yang ada di tamalanrea, Senin (02/09/.2024).

Ketua Tim iNinnawa yakin bahwa warga Makassar, khususnya wajib pilih, sudah cerdas memilah informasi mana yang benar mana yang tidak benar.

Terlebih lagi saat ini belum masuk tahapan penetapan Calon Walikota dan Wakil Walikota. Sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran.

BACA JUGA  Komisi B DPRD Sulsel Jadwalkan RDP Bersama Dinas Terkait, Bahas Maraknya Peredaran Beras Oplosan

“Warga Makassar sudah cerdas. Tidak gampang terprovokasi dengan hal-hal yang tidak benar,” kuncinya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Manyala!SAR-Kanaah Tidak Terbendung di Pilkada Sidrap,Giliran Partai Demokrat Beri Rekomendasi

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Pimpin Tim INIMI, Deng Ical Siap Maksimal untuk Indira dan Danny Sekaligus

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel