Connect with us

Politics

Politik Riang Gembira Ala Rezki Mulfiati Lutfi Mampu Membius Ratusan Warga di Tiga Kelurahan di Makassar

Published

on

Kitasulsel–Makassar Politik riang gembira ala Rezki Mulfiati Lutfi memang selalu menjadi perhatian banyak orang kala hadir ditengah-tengah masyarakat Kota Makassar untuk bersilaturahmi.

Sikap humanis yang kental dengan karakter kandidat calon Wakil Wali Kota Makassar itu terus menunjukkan keberpihakan dan kedekatannya bersama warga dari berbagai kalangan.

Dalam berbagai kesempatan, Kiki-sapaan akrab Rezki Mulfiati Lutfi memang kerap menunjukan sikap santai di ruang publik ataupun di lorong-lorong ketika menyapa warga.

Misalnya saja ketika pasangan Andi Seto Asapa itu mengunjungi tiga Kelurahan yang ada di Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Manggala untuk menyapa dan ngobrol bareng warga, Sabtu (7/9/2024).

Tiga Kelurahan yang dikunjungi Rezki ialah Kelurahan Paropo, Kelurahan Tello Baru Kecamatan Panakkukang dan Kelurahan Bitowa Kecamatan Manggala. Rezki datang tak hanya menyapa.

BACA JUGA  Tingkatkan Ekonomi, Seto-Rezki Dorong Ekspor Produk Lokal Makassar Hingga ke Pasar Dunia

Dirinya juga berinteraksi dengan warga tanpa sekat, bahkan tak sedikit anak milenial dan gen Z ikut berbaur. Kehadirannya pun membuat warga sangat antusias kala dirinya menyalami mereka satu-persatu.

“Politik riang gembira memang menjadi ciri khas kami dalam ikut pada Pemilihan Wali Kota Makassar ini, sehingga proses demokrasi di Kota Makassar dan rakyatnya bisa lebih nyaman,” ujar Rezki dihadapan warga Paropo.

Tak kalah menariknya juga saat ia berada di Kelurahan Tello Baru. Kehadirannya yang tampil humble (red-apa adanya) lebih mudah mendekatkan diri dengan warga.

Salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam politik riang gembira dari Rezki adalah menghadirkan program pemberdayaan ekonomi pemuda dan UMKM berbasis RW.

BACA JUGA  1.000 Beasiswa dan 10.000 Skil Trening, Jubir INIMI: Pak Danny Beri Yang Terbaik, Wajib Dilanjutkan

“Makanya ada dalam salah satu program Makassar Nyaman kita, adalah langkah-langkah positif yang bisa menginspirasi generasi muda dan memberdayakan para UMKM kita berbasis RW,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga Tello Baru, Nur (38) berterima kasih kepada Rezki Mulfiati Lutfi karena baru kali ini ada kandidat yang mendatangi wilayahnya semenjak Pilwalkot Makassar 2020 lalu.

Terlebih, di Pilwalkot Makassar tahun ini, kata Nur, Rezki merupakan kandidat pertama yang mau hadir di daerah yang sekitarnya merupakan pinggiran sawah dan ladang.

“Kita do’akan ibu bisa terpilih sebagai Wakil Wali Kota, karena baru kali ini cuma ibu yang mau datang di wilayah kami. Karena itu kami mohon agar semua program ta’ semoga terwujud jika terpilih nanti,” ucap Nur seraya diaminkan oleh warga. (*)

BACA JUGA  Paslon Doa’ta Mendaftar Dihari Terakhir,Ribuan Simpastisan Mengarak Menuju KPU
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  25 Komunitas di Tallo Bergerak, Luncurkan Posko Pemenangan Indira-Ilham

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  Seto Paparkan Visi Misi, GBI Sulsel Siap Kolaborasi

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Appi-Aliyah Pimpin Popularitas, Sehati dan Inimi Berebut Tempat Kedua

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel