Politics
Komunitas Warga Barombong Deklarasi Dukung Pasangan Indira-Ilham Fauzi di Pilwali 2024

kitasulsel–Makassar Calon Wali Kota (Cawalkot) Makassar periode 2024-2029, Indira Yusuf Ismail, meresmikan Posko Pemenangan di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Jumat, (13/09/2024).
Posko tersebut diorganisir oleh Komunitas Barombong Maju (Borju), sebagai bagian dari upaya mendukung Pasangan Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) di Pilwalkot, serta Pasangan Danny Pomanto -Azhar Arsyad (DiA) dalam Pilgub Sulsel.

Peresmian posko berlangsung dalam suasana meriah dengan kehadiran warga yang membludak, mengisi area posko hingga ke pinggir jalan.
Kedatangan Indira disambut dengan sorakan masyarakat setempat bersama Komunitas Barombong Maju. Langkah Indira ke dalam posko pemenangan diiringi sorakan ‘Inimi Wali Kota ta’

Suka cita menyambut kehadiran Indira di Posko Pemenangan oleh warga setempat, dilanjut persembahan penampilan tari lokal, lalu seremonial pengguntingan pita oleh Indira, menandai resmi dibukanya posko.
Peresmian posko pemenangan juga dibarengi dengan penyataan sikap oleh Perwakilan Komunitas Barombong Maju, tentang komitmen mereka dalam memenangkan pasangan INIMI DIA.
“Kami komunitas Barombong Maju bersama dengan masyarakat Barombong siap bekerja untuk memenangkan pasangan cagub Danny-Azhar dan Pasangan Cawalkot Indira-Ilham,” kata Nasrullah kalsum, Perwakilan Komunitas Milenial Barombong Maju.
Nasrullah kalsum menyebut deklarasi tersebut menjadi komitmen mereka dalam mendukung pasangan INIMI DiA. Termasuk dengan mewakafkan waktu mereka untuk memperkuat amunisi bertarung dua paslon tersebut.
Sementara itu, Indira pada arahannya menyampaikan, bahwa posko ini merupakan simbol dan tekad kuat INIMI-DIA dan timnya untuk berjuang bersama.
Ia menegaskan bahwa posko ini akan berfungsi sebagai pusat perkumpulan, konsolidasi dan kordinasi dari yang berasal dari dukungan aktif masyarakat.
“Posko ini akan menjadi tempat berkumpul nya ide-ide cemerlang. Yang paling penting dukungan dengan keterlibatan aktif dari seluruh masyarakat Barombong,” kata Indira.
Serta, posko ini tidak hanya menjadi pusat koordinasi pemenangan, tetapi juga sebagai wadah untuk menampung dan mewujudkan aspirasi dan ide masyarakat.
“Kita hadir disini dengan satu sikap dan satu tekad. Posko ini adalah simbol dari kita untuk berjuang dan bekerja bersama-sama tanpa lelah memastikan bahwa harapan masyarakat sulsel dan kota makassar tersampaikan, insyaallah,” harap Indira.(*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login