Politics
Ruslan Lallo Solidkan Jaringan Relawan di Kecamatan Tallo Untuk Pasangan Seto-Rezki di Pilwalkot Makassar

Kitasulsel–Makassar Politisi Partai Nasdem, Ruslan Lallo unjuk kekuatan dengan mengumpulkan simpul dan jaringan relawannya menyolidkan barisan untuk pemenangan Pilwalkot Makassar 2024.
Legislator Makassar yang dikenal dengan tagline “Anak Rakyat” itu tak tanggung-tanggung menghadirkan pasangan Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati untuk ngobrol bareng warga di Jalan Teuku Umar Raya, Kecamatan Tallo, Rabu (18/9/2024).

Ruslan Lallo mengaku, sudah waktunya Makassar dipimpin oleh figur yang memiliki paket komplit dan berpengalaman dalam urusan kebutuhan masyarakat saat ini.
Karena itu, menurut Ruslan, Sehati akronim dari Seto-Rezki menawarkan semua kebutuhan masyarakat melalui gagasan program yang dituangkan dalam visi-misi mereka.

“Bapak ibu mauki perubahan? Kalau mauki iyaminne (sudah ada) calon kita yang bukan kaleng-kaleng, maka Sehatiki’ semua untuk mendudukkan Pak Andi Seto dan Ibu Rezki,” ucap Ruslan dibarengi teriakan “Anak Rakyat untuk Sehati” oleh warga.
Wilayah utara Kota Makassar ini memang menjadi basis pemenangan Ruslan Lallo, mengingat dirinya memang berasal dari Kecamatan Tallo dan berhasil duduk sebagai anggota DPRD Makassar.
Andi Seto Asapa sendiri mengaku, antusias masyarakat semakin tinggi. Kata dia, ini tidak lepas dari sokongan yang diberikan oleh Ruslan Lallo, selaku tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Tallo.
Terlebih, menurut Seto, ketokohan Ruslan Lallo di Utara kota Makassar mampu menyolidkan seluruh lapisan masyarakat yang tergabung dalam komunitas Anak Rakyat.
“Kalau disini ada Bapak Ruslan Lallo yang sama-sama kita kenal sebagai Anak Rakyat maka akan menambah kekuatan kita bisa menang besar di Tallo,” ujar Seto.
Mantan Bupati Sinjai periode 2018-2023 ini mengungkapkan, lewat program yang diusungnya dalam “Makassar Nyaman”, membuat para warga Tallo bisa memilih Sehati pada 27 November mendatang.
“Makassar nyaman ini Insyaallah bisa menjadi solusi setiap permasalahan masyarakat Kota Makassar, karena sudah tertuang didalamnya nyaman pendidikan paripurna, kesehatan dan kesejahteraan rakyat,” pungkas Seto. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login