Connect with us

Politics

Warga Lautang Benteng Bersatu Menangkan SAR-Kanaah di Sidrap

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP Popularitas pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif-Nurkanah (SAR-Kanaah), terus meningkat menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sidrap yang akan digelar pada 27 November 2024.

Hal ini terlihat di Kelurahan Lautang Benteng, Kecamatan Maritenggae, Kabupaten Sidrap, di mana dukungan masyarakat semakin kuat. Warga setempat bersatu untuk memenangkan pasangan SAR-Kanaah, yang dinilai mampu membawa perubahan signifikan bagi wilayah tersebut.

Andi Mansur, Ketua Gleenk Madani, secara resmi menyatakan dukungan penuh kepada Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah.

Menurutnya, pasangan ini membawa harapan besar bagi masyarakat, khususnya dalam sektor pertanian, perkebunan, pendidikan, kesehatan gratis, serta pengembangan infrastruktur.

“Kami berharap ada perubahan besar yang membawa kesejahteraan lebih baik bagi masyarakat. Sektor-sektor penting seperti pertanian dan pendidikan harus ditingkatkan, dan SAR-Kanaah adalah pasangan yang bisa mewujudkannya,” ujar Andi Mansur.

BACA JUGA  Netralitas ASN Masih Jadi Ancaman, Bawaslu Sulsel Rilis 13 Daerah Rawan di Pilkada 2024

Sementara itu, Syaharuddin Alrif dalam pidatonya mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang terus mengalir dari masyarakat Lautang Benteng.

Ia menekankan komitmennya untuk membangun Sidrap yang lebih baik, berfokus pada kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang.

“Kami berkomitmen untuk terus memperjuangkan Sidrap yang lebih baik. Kesejahteraan masyarakat adalah prioritas kami, mulai dari sektor pertanian hingga akses kesehatan gratis. Kami ingin melihat Sidrap maju dan masyarakatnya sejahtera,” ujar Syaharuddin.

Dengan dukungan yang semakin menguat dari berbagai kalangan, pasangan SAR-Kanaah diprediksi akan menjadi salah satu kandidat terkuat dalam Pilkada Sidrap 2024. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Jubir SEHATI: Hanya Dengan Seto-Rezki Makassar Tidak Mundur Lagi

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Tok! KPU Sulsel Akhirnya Tetapkan Dua Paslon Cagub-Cawagub di Pilkada 2024

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel