Connect with us

Politics

Mantapkan Tim Pemenangan, Amri Arsyid Minta Pendukungnya Tak Gentar Hadapi Lawan

Published

on

Kitasulsel–Makassar Calon Wali Kota Makassar, Amri Arsyid membakar semangat pendukungnya dalam pemantapkan tim pemenangan AMAN di Hotel Dalton, Makassar.

Dalam orasinya, Amri Arsyid meminta para pendukungnya tak gentar menghadapi kubu lawan dalam pertarungan Pilwalkot Makassar 2024.

Menurut Amri, pihak lain bisa mengklaim kemenangan lewat hasil survei, tetapi AMAN akan mengklaim kemenangan lewat kerja tim secara langsung dilapangan.

“Orang lain bisa mengklaim kemenangan lewat survei tapi Insya Allah tim pemenangan AMAN akan mengklaim kemenangan melalui kerja-kerja dilapangan dan data yang kita produksi setiap harinya, setiap detiknya dan setiap jam, Insya Allah,” tegasnya.

Amri Arsyid menyampaikan, masyarakat Kota Makassar menginginkan perubahan. Angka kemiskinan masih tinggi, lapangan pekerjaan masih kurang, pelayanan kesehatan yang banyak disorot, hingga kualitas pendidikan yang masih belum merata.

BACA JUGA  Punya Program Pro Rakyat, Komunitas Legend Askod Siap Menangkan AMAN

“Saya sudah berkeliling di beberapa tempat di Makassar, saya melihat kesan yang sangat luar biasa, sambutan yang luar biasa dari masyarakat yang menginginkan adanya perubahan di kota yang sama-sama kita cintai ini,” jelasnya.

Amri mengajak kepada seluruh relawan pendukungnya untuk bekerja, bergerak bersama dan turun langsung ke rumah-rumah warga membawa visi-misi dan program AMAN, demi mewujudkan harapan perubahan tersebut.

“Mulai detik ini, saya ingin mengajak kita semua bergandengan tangan, menguatkan lahkah kita, merapatkan barisan kita untuk sama-sama bergerak. Waktu kita tidak banyak tapi Insya Allah saya yakin dengan semangat kebersamaan, semangat persaudaraan dan semangat pengorbanan, Insya Allah AMAN akan menang di Kota Makassar,” terangnya.

BACA JUGA  Juru Bicara SAR-Kanaah :Fokus Rangkul dan Dekati Masyarakat,Jangan Terpancing Opini

Amri Arsyid menegaskan, Pasangan nomor urut empat Amri – Rahman akan berusaha maksimal, menggerakkan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk memenangkan Pilwali makassar pada 27 November mendatang.

“Kita tidak punya pilihan kecuali menang. Hari ini yang hadir mungkin hanya ratusan orang, tapi orang dalam ruangan ini bisa membawa dan mengajak ribuan warga Makassar untuk sama-sama mengamankan AMAN di Makassar,” pungkasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  KPU Makassar Terima Berkas Pencalonan Appi-Aliyah dan Dinyatakan Lengkap

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  Tanggapi Santai Hasil Survei, Jubir INiMI: Ingat Sejarah Kotak Kosong

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Realisasikan Makan Siang Gratis, Pasangan Seto Rezki Akan Gandeng UMKM di Makassar

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel