Connect with us

Politics

NasDem Sulsel: Kader di Enrekang Harga Mati Harus Dukung Yusuf-Andi Liwang, Termasuk yang Ngaku Loyalis RMS

Published

on

Kitasulsel—Makassar – DPW Partai NasDem Sulawesi Selatan mengingatkan kader NasDem di Kabupaten Enrekang, agar tegak lurus dengan keputusan Partai, yakni memenangkan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati usungan NasDem, yakni Muh Yusuf Ritangnga-Andi Tenri Liwang La Tinro (Ucu-Iwan).

Hal itu ditegaskan, Ketua DPW NasDem Sulsel Rusdi Masse (RMS) melalui Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Partai NasDem Sulsel, Mustaqim Musma.

Sebelumnya beredar di Media Sosial Kader Partia NasDem, Andi Aras, berotasi mengajak warga Desa Tuncung Maiwa Pilih Pilih Mitra Mahmuddin di Pilkada Enrekang

Taqim begitu sapaannya, menegaskan bahwa, seluruh kader NasDem Se-Sulsel harus taat dan patuh kepada keputusan partai.

BACA JUGA  Aliansi Mahasiswa Kampanyekan Pilkada Damai di Sulsel Jelang Pemilu 2024

“Di mana pun lokasinya namanya Kader NasDem Enrekang hingga akar rumput wajib hukumnya memenangkan Pasangan Ucu-Iwan,” tegasnya.

Lanjut Taqim, termasuk yang mengaku dirinya loyalis dari Ketua DPW NasDem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (RMS) di Enrekang, harus ikut mendukung Paslon Ucu-Iwanm

“Apabila ada yang mengatasnamankan orang dekat atau loyalis RMS, kemudian tidak mendukung H. Ucu-Iwan di Enrekang, berarti mereka hanya mengaku-ngaku orang dekat. Jadi Bohong itu kalau Andi Aras orang Dekat RMS,” terang Taqim.

Pasalnya kata dia, calon kepala daerah yang telah diputuskan partai NasDem, juga telah melalui restu dan persetujuan dari Ketua DPW NasDem Sulsel Rusdi Masse.

“Jadi tidak ada lagi alasan bagi kader NasDem ataupun loyalis RMS. Kemudian mendukung Paslon lain diluar usungan Partai NasDem,” tutupnya.

BACA JUGA  Pimpin Tim INIMI, Deng Ical Siap Maksimal untuk Indira dan Danny Sekaligus
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  KPU Makassar Sahkan Kemenangan Paslon Munafri-Aliyah di Pilwalkot 2024

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Pimpin Tim INIMI, Deng Ical Siap Maksimal untuk Indira dan Danny Sekaligus

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel