Kementrian Agama RI
Bicara di Aliansi Kebangsaan, Menag Soroti Kesenjangan Keberagamaan Umat

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai kondisi keberagamaan saat ini, ada jarak atau kesenjangan antara ajaran agama dengan pemeluknya. Hal tersebut diungkapkan Menag saat memberikan Pidato Kebangsaan pada Milad ke-14 Aliansi Kebangsaan, di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
“Saya ingin menyampaikan bahwa ukuran keberagamaan saat ini juga sangat-sangat formalistik. Antara ajaran agama itu sendiri dengan masyarakatnya itu ada diskrepansi (kesenjangan) yang sangat jauh. Apa kata agamanya dan apa yang dilakukan oleh umat beragamanya sangat berjarak,” ucap Menag.

Menag mengatakan, jika berbicara tentang agama, sekarang ini terkesan sepeti membicarakan tentang sesuatu yang kaku, tekstual, dan memiliki orientasi masa lampau. Ajaran agama juga dipahamkan dengan pendekatan yang sangat tekstual, deduktif, dan kualitatif.
“Tapi, berbicara dengan lingkungan pacu kita sekarang ini, kita seperti ditantang seolah hidup seribu tahun yang akan datang. Sangat liberal, sangat rasional, dan sangat kuantitatif, sangat induktif,” ungkapnya.

Kondisi seperti itu, menurut Menag, semakin menciptakan jarak antara pemeluk dengan agamanya sendiri. Menag menjelaskan, secara hakikat, keberagamaan itu adalah bagaimana menjadikan ajaran agama itu bukan hanya sebagai mitos, tapi juga sekaligus sebagai logos dan etos. Karenanya, agama harusnya menjadi pedoman dalam berilmu dan juga berperilaku.
“Nah ini kan mitosnya ke mana, logosnya ke mana, orientasinya ke mana, dan yang kita lihat juga etosnya juga ke mana? Jadi belum ada penghayatan yang secara konsisten di dalam diri kita sebagai warga Bangsa Indonesia,” tegasnya.
Menag berharap, apa yang terjadi saat ini bisa dihindari di Indonesia. Menurutnya perlu pemikiran-pemikiran secara utuh terkait keberagamaan. Karenanya, perlu kembali menggali pemikiran para tokoh pendahulu terkait keberagamaan di Indonesia.
“Nah ini sangat memberikan pembelajaran buat kita semuanya. Nah tokoh-tokoh seperti ini saya kira perlu kita gali pemikirannya,” ucap Menag. (*)
Kementrian Agama RI
Menag: MDT Pilar Strategis Cetak Generasi Emas 2045

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) merupakan pilar strategis dalam menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri Hari Lahir (Harlah) ke-13 dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT) Tahun 2025, di Jakarta, Sabtu (19/07/2025).

Mengangkat tema “Memperkuat Solidaritas Ustadz Madrasah Diniyah Takmiliyah Menuju Indonesia Emas 2045”, kegiatan ini menjadi momen penting untuk mempererat sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan keagamaan nonformal dalam mendukung pembangunan karakter bangsa.
Dalam sambutannya, Menag menyampaikan apresiasi atas dedikasi para ustadz dan pengelola MDT dalam membentuk generasi muda yang religius dan berakhlak mulia.

Ia menekankan bahwa pendidikan diniyah memiliki peran vital dalam mengasah keseimbangan intelektual dan spiritual anak sejak usia dini.
“Usia 3 hingga 5 tahun adalah masa emas perkembangan otak kanan dan kiri. Di fase inilah MDT berperan penting membangun fondasi akidah, akhlak, dan karakter.
Kita tidak cukup hanya membentuk generasi cerdas, tetapi juga harus membangun generasi yang beriman, bertakwa, dan toleran,” ujar Menag.
Ia menambahkan, solidaritas para ustadz dan penggerak MDT sangat dibutuhkan dalam menjaga moralitas generasi bangsa.
“Menuju Indonesia Emas 2045, penguatan pondasi karakter dan spiritualitas anak harus menjadi prioritas.
Karena itu, Kementerian Agama berkomitmen memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan, termasuk MDT, agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” tegasnya.
Rapimnas FKDT 2025 menjadi forum konsolidasi nasional para pengurus FKDT dari seluruh Indonesia. Forum ini membahas arah kebijakan strategis untuk memperkuat eksistensi dan kualitas MDT di tengah tantangan global.
Ketua Umum DPP FKDT, Lukman Hakim, dalam laporannya menyampaikan harapan agar MDT mendapatkan perhatian lebih dalam penguatan kelembagaan dan kesejahteraan para guru diniyah.
“Saya percaya, Menag akan memperjuangkan insentif guru MDT. Saat ini perjuangan FKDT telah tersebar di 34 provinsi, dengan lebih dari 420 cabang di seluruh Indonesia. Hanya empat provinsi hasil pemekaran Papua yang belum terbentuk,” ungkapnya.
FKDT, lanjut Lukman, juga tengah membentuk LAZISDIN (Lembaga Amil Zakat Diniyah) bekerja sama dengan BAZNAS sebagai alternatif pendanaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap anggaran pemerintah.
Acara berlangsung penuh khidmat dan semangat kebersamaan. Turut hadir Ketua BAZNAS Noor Achmad, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Wakabaintelkam Polri Yuda Gustawan, Hakim Mahkamah Konstitusi Arsul Sani, serta jajaran pengurus FKDT dari pusat dan daerah, dan perwakilan kementerian/lembaga terkait lainnya. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics10 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login