Connect with us

Politics

Debat Publik ke 2 Pilkada Sidrap,SAR-Kanaah”Man of the Match”

Published

on

Kitasulsel—Makassar—KPU kabupaten sidrap baru saja menyelesaikan salah satu tahapan Pilkada kabupaten sidrap tahun 2024 yakni debat publik kandidat calon bupati dan wakil bupati kabupaten sidrap,Debat publik ke 2 ini berlangsung di Harper Hotel Makassar,Sabtu 09/11/2024.

Debat publik  ke 2 oleh kpu kabupaten sidrap ini mengusung tema”Pembangunan Sumber Daya Manusia,Penegakan Hukum dan Pelayanan Publik.

Dalam debat publik yang disiarkan langsung oleh televisi lokal sulsel fajar tv,nampak paslon nomor urut 02 SAR -Kanaah mendominasi jalannya debat.

Calon Bupati Syaharuddin Alrif dengan pengalamannya  selama sepuluh tahun menjadi Wakil Ketua di DPRD Provinsi  mampu menjabarkan seluruh pertanyaan yang diberikan oleh moderator maupun dari paslon lain dengan gamblang serta berbasis data dan solusi,Nurkana’ah sebagai Wakil tidak kalah hebatnya,pengalaman birokrasi yang dimilikinya menjadi jawaban dari setiap sanggahan yang ditujukan ke paslon 02.

BACA JUGA  Jika Terpilih, AMAN Pastikan Sinkronisasi Pembangunan Pusat-Daerah Bisa Maksimal

“Secara keseluruhan publik jelas melihat dan menilai bahwa paslon 02 menguasai jalannya debat,semua pertanyaan dijawab dengan baik dan terarah sesuai dengan isi pertanyaan,bahkan kita lihat debat ke 2 ini calon wakil bupati ibu Nurkana’ah begitu agresif dibanding debat yang pertama,artinya paslon 02 ini paham materi debat dan memiliki program yang searah dengan materi debat,jelas pengamat politik Andi Sahrul Rajabia.

Andi Sahrul menambahkan bahwa debat publik yang diselenggarakan oleh KPU ini merupakan wadah bagi semua paslon untuk menjabarkan visi misi serta programnya lewat kalimat yang mampu meyakinkan pemilih.

“Debat ini bukan hanya soal program dan visi misi,tetapi ada penilaian yang mesti di cermati oleh pemilih yakni publik speking ataupun retorika setiap paslon,Bupati dan Wakil Bupati terpilih akan menjadi duta bagi sidrap kedepan,jadi harus paket komplit,Selain visi misi dan program yang bisa mensejahterakan masyarakatnya,Bupati dan wakil bupati terpilih juga mestinya ditunjang dengan publik speking yang memadai,tutupnya.

BACA JUGA  Program “Nyaman Berwirausaha” Ala Seto-Rezki Dinantikan Tiga Kelurahan di Kecamatan Manggala, Makassar
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Tanda Kemenangan Sudah Terlihat, Satgas Anti Money Politik SAR-Kanaah Himbau Masyarakat Jangan Tergoda Uang

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  250 Ribu Aktivis GMBI Siap Menangkan Seto-Rezki di Pilkada Makassar

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel