Politics
Tanda Kemenangan Sudah Terlihat, Satgas Anti Money Politik SAR-Kanaah Himbau Masyarakat Jangan Tergoda Uang

Kitasulsel–SIDRAP Calon Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, melaksanakan kunjungan dibeberapa posko satgas Anti Money Politik SAR-Kanaah yang berada di Kelurahan Lautang Benteng, Kecamatan Maritengngae, Sidrap.
Dalam kunjungannya, H. Syaharuddin memberikan motivasi kepada tim satgas dan masyarakat untuk menjaga integritas dalam pemilihan.

Salah satu Tokoh masyarakat Lautang Benteng, Pa’ Ijo, menyampaikan pesan yang penuh semangat untuk mempertahankan kemenangan tanpa tergoda oleh iming-iming uang.
“Sebenarnya kita sudah menang, dari awal hingga saat ini kita sudah di posisi kemenangan,” ujarnya.

Namun perlu kita ingat agar kemenangan itu tidak ditukar dengan nilai rupiah.
“Saya yakin dan percaya jika kemenangan ini ditukar dengan nilai rupiah, dalam sekejap uang itu habis, dan lima tahun ke depan sudah tidak ada lagi,” tegas Pa’ Ijo
Kita mengimbau agar masyarakat memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan, termasuk pemimpin yang bisa mendatangkan bantuan dari pemerintah pusat.
Pa’ Ijo menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam mempertahankan perjuangan.
Pa’ Ijo juga mengingatkan bahwa tahapan pilkada 2024 akan memilih dua nomor urut 2: yaitu, pasangan Calon Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi, dan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif-Nurkanaah.
Sementara Calon Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, mengatakam sejak bulan Maret kemarin hingga saat ini, tanda-tanda kemenangan sudah terlihat.
Tinggal 14 hari ke depan bagaimana kita mempertahankan ini. Politik uang harus kita awasi. Jika ada indikasi, rekam, tangkap, dan laporkan. Ini adalah tujuan dari posko satgas anti Money Politik yang kita dirikan.”
Dengan adanya posko satgas ini, diharapkan upaya untuk menjaga proses pilkada yang bersih dan bebas dari politik uang dapat berjalan efektif demi kemenangan yang bermartabat. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login