Connect with us

Kementrian Agama RI

Kemenag Beri 58 Penghargaan bagi Humas dan Media

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Di penghujung 2024, Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar Humas Kemenag Award. Ajang apresiasi yang ditujukan bagi insan humas dan media ini digelar secara luring di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

“Pertama, saya ucapkan selamat kepada para penerima award. Ajang pemberian award ini saya kira amat bermakna. Ini apresiasi dan pengakuan bahwasanya media benar-benar menjadi partner Kemenag,” ujar Wakil Menteri Agama KH Romo Syafi’i saat memberikan sambutan dalam acara yang digelar Senin (30/12/2024).

Wamenag menuturkan, Kemenag sadar betul peran humas dan media dalam mendukung keberhasilan program-program pemerintah. “Kementerian Agama yang merupakan perpanjangan tangan dari Presiden RI dalam menjalankan tugas terkait kehidupan keberagamaan, keberhasilannya selain amat sangat ditentukan dari kecakapan aparatur, kekompakan Kementerian, serta integritas yang harus ditunjukkan oleh ASN Kementerian, juga sangat ditentukan oleh dukungan media untuk memberikan informasi program-programnya,” tutur Wamenag.

“Jadi saya kira, penghargaan yang diberikan hari ini sudah sewajarnya. Karena kita semua, telah melakukan semua hal terbaik sesuai porsi masing-masing untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat. Sekali lagi, saya sampaikan selamat,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekjen Kemenag M. Ali Ramdhani, ajang Humas Kemenag Award yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya menjadi momentum refleksi keterbukaan informasi yang telah dilakukan Kemenag.

BACA JUGA  Litbang Diminta Potret Persepsi Publik terhadap Layanan Kemenag

“Humas Kemenag Award 2024 ini merupakan momentum penting bagi kita semua untuk merefleksikan kembali perjalanan kehumasan Kementerian Agama selama satu tahun terakhir,” papar Sekjen M. Ali Ramdhani.

Sepanjang 2024, Humas Kemenag yang saat ini dikelola oleh Biro Humas dan Komunikasi Publik telah berhasil melakukan sinergi dan kolaborasi dengan jaringan pranata humas maupun media.

“Berdasarkan data, sepanjang tahun 2024, ada lebih dari 3.000 berita diterbitkan Kemenag. Berita-berita ini teramplifikasi pada lebih dari satu juta konten yang ada di media nasional dan internasional serta berbagai platform media sosial,” jelas Ali.

“Ini saatnya bagi kami untuk mengapresiasi berbagai kinerja kehumasan yang telah dilakukan ini,” sambungnya.

Berikut daftar Penerima Penghargaan Humas Kemenag Award 2024:

Kategori Media:

1. Detik.com

2. Harian Kompas

3. TV One

4. Elshinta

Kategori Jurnalis:

1. Muhyidin (Jurnalis Republika)

2. Asep Firmansyah (Jurnalis Antaranews.com)

3. Andryanto Wisnu Widodo (Jurnalis Sindonews)

4. Salmah Muslimah (Jurnalis Kumparan)

5. Suhud Noor Fadli (Jurnalis INews)

6. Ujang Sunda (Jurnalis Rakyat Merdeka)

7. Moh. Purwadi (Jurnalis Media24.id)

8. Dian Warastuti (Jurnalis Waspada)

BACA JUGA  Komandan Banser Sulsel Kecam Keras Fitnah terhadap Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

9. Erwin Daryanto (Jurnalis Detik.com)

10. Kadar Santoso (Jurnalis imbcnews.com)

Kategori Unit Eselon I

1. Sekretariat Jenderal – Program Keterbukaan Informasi Publik

2. Ditjen Pendidikan Islam – Program Diplomasi Publik

3. Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah – Program Manajemen Krisis

4. Inspektorat Jenderal – Program Komunikasi Internal

5. BMBPSDM – Komunikasi Moderasi Beragama

6. Ditjen Bimas Islam – Program Komunikasi Publik

7. Ditjen Bimas Kristen – Inovasi Komunikasi Keagamaan dan Mimbar Agama

8. Ditjen Bimas Katolik – Komunikasi Program Layanan Keagamaan Inklusi

9. Ditjen Bimas Hindu – Komunikasi Program Layanan Keagamaan Inklusi

10. Ditjen Bimas Buddha – Inovasi Konten Digital Layanan Keagamaan​​​​​​​

Pengelolaan Website Terbaik Kategori Kanwil Kemenag Provinsi

1. Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Utara

2. Kanwil Kemenag Provinsi Riau

3. Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat

4. Kanwil Kemenag Provinsi Jambi

5. Kanwil Kemenag Provinsi Papua

Pengelolaan Website Terbaik Kategori Perguruan Tinggi Kegamaan Negeri (PTKN)

1. IAIN Kendari

2. UIN Ar-Raniry Banda Aceh

3. IAIN Pare-pare

4. UIN Sumatera Utara

5. UIN Alauddin Makassar

Pengelolaan Media Sosial Kategori Kanwil Kemenag Provinsi:

1. Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.

2. Kanwil Kemenag Provinsi Aceh

BACA JUGA  Stafsus/TA Menag Dr H BunyaminM Yapid Dampingi Dirjen PHU Teken Pakta Integritas Dengan Penyedia Layanan Katering

3. Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat

4. Kanwil Kemenag Provinsi Lampung

5. Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Selatan

Pengelolaan Media Sosial Kategori PTKN

1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. UIN Raden Intan Lampung

3. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

5. UIN Walisongo Semarang

Kategori Keterbukaan Informasi Publik dengan Kualifikasi Informatif

1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau

2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan

3. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi

4. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali

5. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

6. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat

7. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan

8. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bangka Belitung

9. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu

10. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung

11. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah

12. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

13. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo

14. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Ingatkan Bahaya Nasionalisme Eksklusif, Bisa Lahirkan Segregasi

Published

on

Kirasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahaya nasionslisme eksklusif yang bisa melahirkan perpecahan. Sebaliknya nasionalisme inklusif menjadi fondasi utama dalam merawat keberagaman bangsa, terutama di tengah ketegangan geopolitik global yang kian kompleks.

Hal itu disampaikan Menag pada acara Dialog Nasional Ormas Islam dan OKP Islam bertema “Menjaga Harmoni dan Memperkuat Wawasan Kebangsaan” yang digelar Direktorat Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama di Auditorium HM. Rasjidi, Kemenag RI, Jakarta, Rabu, (30/7/2025).

Nasionalisme yang terbuka, bukan eksklusif, menurut Menag, menjadi kekuatan khas Indonesia dalam menjaga harmoni antarumat beragama. “Nasionalisme yang eksklusif hanya akan melahirkan segregasi. Kita butuh nasionalisme inklusif yang mampu mengintegrasikan keberagaman tanpa menegasikan identitas agama, budaya, maupun etnis,” ujar Menag.

Ia menjelaskan, nasionalisme inklusif yang diusung Indonesia berbeda dengan nasionalisme berbasis etnis atau agama tertentu seperti yang berkembang di beberapa negara lain. Nasionalisme Indonesia berdiri di atas semangat Pancasila yang mengakomodasi seluruh elemen masyarakat tanpa diskriminasi.

BACA JUGA  Menag Ajak Ribuan Jemaah Umrah Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina

“Islam bukan dari Indonesia, Hindu bukan dari Indonesia, Kristen pun bukan. Tapi semua bisa tumbuh dalam konteks kebudayaan Indonesia. Di sinilah pentingnya proses indonesianisasi ajaran, bukan arabisasi, bukan indiaisasi, bukan westernisasi,” tegasnya.

Menurutnya, tantangan geopolitik global saat ini justru menguji ketangguhan nilai-nilai kebangsaan. Ketika banyak negara mengalami fragmentasi identitas, Indonesia berhasil mempertahankan keutuhan berkat fondasi keberagaman yang dijaga melalui pendekatan inklusif dan moderat.

Ia mencontohkan bagaimana perempuan di Indonesia memiliki akses dan peran publik yang lebih luas dibanding negara-negara di kawasan Timur Tengah.

“Pasar-pasar tradisional kita, penjual dan pembelinya banyak perempuan. Masjid kita pun bisa diisi bersama. Ini tidak bisa dipaksakan dengan pendekatan tekstual yang kaku, tapi harus kontekstual,” katanya.

Dalam konteks keislaman, Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga menekankan bahwa Indonesia dikenal dunia sebagai model Islam moderat yang damai, toleran, dan mampu berdialog dengan demokrasi. Ini menjadi kekuatan tersendiri di tengah meningkatnya ekstremisme global.

BACA JUGA  Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina

“Islam Indonesia bukan Islam pinggiran. Justru kita menjadi cahaya baru dari Timur yang berhasil mempertemukan iman, kebudayaan, dan kemanusiaan,” ujarnya.

Ia juga menyinggung pentingnya kesadaran geopolitik dan geostrategis dalam menjaga keberlangsungan negara. Menurutnya, geopolitik tidak boleh dilepaskan dari geodemografi dan geobudaya.

Indonesia memiliki keuntungan geografis dan pluralitas budaya yang harus dikelola dengan visi kebangsaan yang kuat.

“Negara kita adalah negara dengan UUD yang jarang diubah. Ini menunjukkan kestabilan. Tapi di sisi lain, kita harus terus memperkuat nilai-nilai bersama agar tidak mudah terpecah,” katanya.

Nasionalisme inklusif, lanjutnya, bukan hanya tugas negara, tetapi juga tanggung jawab umat. Agama harus menjadi energi positif untuk merawat persatuan, bukan alat politik identitas yang memecah belah.

Kementerian Agama, kata Menag, berkomitmen untuk terus mendorong penguatan moderasi beragama sebagai agenda nasional.

BACA JUGA  Komandan Banser Sulsel Kecam Keras Fitnah terhadap Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

Hal ini dilakukan melalui berbagai program kolaboratif dengan ormas, lembaga pendidikan, dan komunitas lintas iman. Dialog ormas Islam ini, tambahnya, menjadi ruang strategis untuk mempertemukan gagasan dan membangun sinergi antar-elemen umat Islam dalam merespons dinamika kebangsaan.

“Tema dan kegiatan ini sangat bagus, serta menjadi momen kita duduk bersama, bersinergi dan berkolaborasi. Ormas Islam adalah mitra strategis Kemenag, tidak hanya menjadi penjaga moral, tapi juga pelopor solusi,” tandasnya.

Kegiatan itu turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan yang diwakili oleh Asisten Deputi Kesatuan Bangsa Cecep Agus Supriyanta, Wakil Menteri Agama Romo H. R Syafi’i, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi, Guru Besar UIN Jakarta Gun Gun Heryanto, Staf Khusus Menteri Agama Faried F Saenong, serta Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi dan Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Arsad Hidayat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel