Connect with us

Pendidikan

Pengurus Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) Sulawesi Selatan Resmi Dilantik Oleh PGRI

Published

on

Kitasulsel–Makassar – Pengurus Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) Provinsi Sulawesi Selatan resmi dilantik oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam sebuah acara yang berlangsung di Universitas Ciputra, Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, pada Jumat, 7 Februari 2025.

Pelantikan ini dihadiri oleh berbagai tokoh pendidikan, kepala sekolah, akademisi, serta jajaran pengurus PGRI yang turut memberikan dukungan bagi kemajuan dunia pendidikan di Sulawesi Selatan.

Sebagai salah satu anggota yang dilantik, Dr. Muh. Nasir, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan rasa syukur dan tanggung jawabnya atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.

“Diberikan amanah sebagai anggota DKGI PGRI Sulawesi Selatan merupakan suatu kehormatan dan tanggung jawab besar. Di tengah ribuan guru di provinsi ini, saya mendapatkan kepercayaan dari pengurus PGRI untuk menjalankan tugas mulia ini. Semoga Allah memudahkan langkah kita dalam menyukseskan program kerja DKGI Sulawesi Selatan,” ujar Dr. Muh. Nasir.

BACA JUGA  SMPN 24 Makassar Gelar Sosialisasi Tata Krama dan Tata Tertib bagi Siswa Baru

Ia juga menekankan pentingnya peran DKGI dalam menjaga profesionalisme dan etika guru, mengingat tantangan pendidikan yang semakin kompleks di era modern.

“Kami berharap DKGI dapat menjalankan perannya secara optimal dalam menjaga marwah dan kehormatan profesi guru. Diperlukan integritas serta dedikasi tinggi untuk membangun dunia pendidikan yang lebih baik,” tambahnya.

Pelantikan DKGI ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen PGRI Sulawesi Selatan dalam meningkatkan kualitas dan etika profesi guru, demi terciptanya sistem pendidikan yang lebih bermutu di masa depan. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pendidikan

51 Pesantren Terima Izin Operasional, Publik Makin Banyak Pilihan

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Kementerian Agama Republik Indonesia menyerahkan Izin Operasional (Izop) kepada 51 pesantren dari berbagai wilayah di Indonesia. Penyerahan ini menandai pengakuan negara terhadap eksistensi dan legalitas lembaga pendidikan khas Indonesia tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa legalitas operasional bukan hanya persoalan administratif, tetapi juga bentuk afirmasi negara atas peran strategis pesantren dalam sistem pendidikan nasional.

“Pesantren adalah fondasi utama pendidikan Islam di Indonesia. Dengan memiliki izin operasional, pesantren tidak hanya mendapatkan legitimasi hukum, tetapi juga akses ke berbagai program pemerintah untuk peningkatan mutu kelembagaan,” ujar Suyitno dalam acara penyerahan di Jakarta, Selasa (29/07/2025).

Suyitno menambahkan bahwa Kementerian Agama terus melakukan transformasi layanan publik, termasuk dalam proses perizinan pesantren, dengan mendorong digitalisasi sistem perizinan yang cepat, akurat, dan transparan.

BACA JUGA  UPT SPF SDI Malimongan Baru ,Makassar Terapkan Inovasi Pencil, Ini Kata Hj. Asia Bau Selaku Kespek

“Kami tidak ingin mempersulit, justru mempercepat. Melalui pendekatan digital, layanan izin operasional kini lebih mudah dijangkau, terutama bagi pesantren-pesantren di daerah terpencil,” tegasnya.

Penyerahan izin operasional ini merupakan bagian dari upaya strategis Kemenag dalam mendorong penguatan kapasitas kelembagaan pesantren, agar mampu menjadi lembaga yang unggul secara akademik, adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap berakar pada nilai dan tradisi Islam Nusantara.

“Kami ingin pesantren menjadi kekuatan utama pendidikan Islam, sekaligus pusat transformasi sosial dan pemberdayaan umat,” pungkas Suyitno.

Direktur Pesantren, Basnang Said, menjelaskan bahwa keberadaan izin operasional menjadi dasar penting bagi pesantren untuk mengakses berbagai program afirmasi pemerintah.

“Pesantren yang sudah memiliki Izop dapat mengikuti program strategis seperti Bantuan Operasional Pesantren (BOP), Program Kemandirian Pesantren, hingga program pelatihan dan pemberdayaan berbasis ekonomi,” jelas Basnang.

BACA JUGA  Strategi Adaptif Pemerintah dalam Pengelolaan Investasi di Makassar

Ia juga mengungkapkan bahwa 51 pesantren yang menerima izin operasional kali ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, mencerminkan komitmen Kemenag dalam melayani secara adil dan merata tanpa diskriminasi wilayah.

“Baik pesantren besar maupun kecil, di kota maupun pelosok, berhak mendapat layanan yang sama. Prinsip kami: inklusif, partisipatif, dan setara,” tambahnya.

SITREN Kembali Aktif

Dalam kesempatan yang sama, Kemenag juga mengumumkan reaktivasi sistem SITREN (Sistem Informasi Tanda Daftar Pesantren), aplikasi berbasis web yang dirancang untuk mempermudah proses pendaftaran, perpanjangan, hingga pencabutan tanda daftar keberadaan pesantren.

Melalui SITREN, pengajuan dilakukan sepenuhnya secara digital, mulai dari unggah dokumen, pemantauan proses verifikasi, hingga penerbitan Piagam Statistik Pesantren (PSP) dan Nomor Statistik Pesantren (NSP).

BACA JUGA  UPT SPF SMP Negeri 15 Makassar Gelar Penepatapan Hari Aksi Siswa Anti Polusi

“SITREN sempat kami nonaktifkan selama satu tahun untuk proses evaluasi dan penyempurnaan sistem. Kini kami hadirkan kembali dengan fitur yang lebih responsif, aman, dan terintegrasi,” terang Basnang.

Aktivasi kembali SITREN ditandai secara simbolis dengan penyerahan PSP dan NSP kepada 51 pesantren penerima izin operasional. Ini sekaligus menandai bahwa proses transformasi digital di lingkungan pesantren terus berjalan dan menjadi prioritas layanan Kementerian Agama. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel