Connect with us

Kementrian Agama RI

Sejalan Dengan Meteri Bimtek Menag RI,Stafsus/TA Dr Bunyamin Yapid Bakar Semagat Petugas Haji Tahun 2025

Published

on

Kitasulsel—Jeddah—Staff Khusus/Tenaga Ahli Menag RI bidang haji dan umrah serta hubungan internasional Dr H Bunyamin M Yapid LC MH membawakan materi dalam bimbingan teknis petugas haji tahun 2025.

Bimtek yang digelar secara hibrid dan diikuti oleh petugas haji seluruh Indonesia ini merupakan rangkaian pembekalan dan pemantapan petugas haji yang bertugas pada musim haji tahun 2025.

Dalam materinya Dr H Bunyamin M Yapid menekankan jati diri seorang petugas haji yang bisa membuat jamaah terbantu dan terlayani dengan baik,mulai dari proses keberangkatan hingga kembali ke tanah air.

“Jati diri seorang petugas haji yang mesti melekat pada dirinya adalah karakteristik,kepribadian dan tanggung jawab,hal ini yang akan menjadi pembeda petugas haji dengan jamaah lainnya.

BACA JUGA  Menag Harap Mudzakarah Haji Hasilkan Kebijakan yang Memudahkan Umat

Lebih lanjut Dr Bunyamin Yapid menambahkan bahwa setelah mampu mengkondisikan tanggung jawab diri maka hal lain yang mesti menjadi pegangan seorang petugas haji yakni adil,amanah,transparan dan akuntabel,orientasi pada kemaslahatan Ummat,memberi keamanan dan kenyamanan pada jamaah serta profesional dalam bertugas tanpa membedakan jamaah.

“Yang terpenting adalah profesional dalam bertugas serta memberi asas manfaat kepada jamaah,petugas haji adalah pelayan tamu Allah yang mesti mampu menempatkan diri secara adil bagi semua jamaah,3 kunci suksesnya ada pada Team ,semangat kebersamaan dan tujuan yang sama(One team,One spirit One Goal),jelasnya.

Sejalan dengan materi jati diri yang di bawakan oleh Dr Bunyamin Yapid,Menag juga menekankan hal serupa pada bimbingan petugas haji di waktu yang berbeda.

BACA JUGA  Menag Ingatkan Bahaya Nasionalisme Eksklusif, Bisa Lahirkan Segregasi

“Penekanan yang kami paparkan kemarin sejalan dengan apa yang di sampaikan oleh menag hari ini,tidak ada edaran soal materi yang mesti di bawakan namun materi kami dan beliau Anregurutta sejalan,Ini rahasia Tuhan yang entah kebetulan kami memiliki materi yang sama,tutup Dr Bunyamin.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Golden Age ke Era Digital, Menag Ajak PTKIS Aktif Bangun Peradaban Islam

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) untuk aktif mengambil peran strategis dalam membangun peradaban Islam di era digital. Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Internasional bertajuk “Transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta sebagai Pusat Kajian dan Peradaban Islam Nusantara”.

“Seminar ini membahas hal yang sangat strategis. Saya berharap tema ini bisa diturunkan menjadi langkah-langkah implementatif di masing-masing kampus,” ujar Menag di Universitas PTIQ Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Menurut Menag, perguruan tinggi yang mampu menguasai dan menggunakan teknologi secara proaktif akan menjadi pelopor kemajuan. Oleh karena itu, PTKIS harus siap bertransformasi dan tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.

BACA JUGA  Menag Nasaruddin Umar Resmi Lantik Empat Rektor PTKIN di Jakarta

Dalam paparannya, Menag juga mengulas dinamika sejarah peradaban Islam. Ia menyebut bahwa dunia Islam pernah berada di puncak kejayaan pada abad ke-6 hingga ke-12 Masehi, yang dikenal sebagai the golden age. Masa ini ditandai dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan berkembangnya sintesis antara ilmu pengetahuan dan agama.

“Wahyu pertama yang turun adalah Iqra’, bacalah. Ini menjadi simbol lahirnya peradaban baru, di mana sains dan agama bersatu. Pada masa itu, ilmuwan Muslim seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina, hingga Ibnu Rusyd tidak hanya ahli di bidang agama, tapi juga di sains dan filsafat,” jelasnya.

Menag menambahkan, semangat keilmuan dan keterbukaan inilah yang membawa Islam pada puncak kejayaan. Sayangnya, fase tersebut mulai meredup sejak penaklukan Baghdad oleh Mongol pada abad ke-13.

BACA JUGA  Dubes Kanada Temui Menteri Agama, Bahas Pembaruan Kerja Sama Beasiswa di Universitas McGill

“Setelah itu, peradaban Islam cenderung mengalami stagnasi. Turki Usmani yang menjadi pusat peradaban Islam kala itu, lebih fokus pada militer dan politik. Kajian keilmuan menjadi parsial dan terlalu didominasi fikih. Sains nyaris tidak berkembang,” terangnya.

Menag menilai, warisan pasca-Mongol itu masih memengaruhi umat Islam saat ini. “Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mengaktualisasikan kembali semangat Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban. Islam yang menggabungkan spiritualitas dan rasionalitas, iman dan ilmu pengetahuan,” tegasnya.

Ia mengajak PTKIS untuk menjadi pelopor gerakan kebangkitan peradaban Islam di era modern. “Dari golden age ke era digital, kita harus siap membangun kembali sintesis besar antara sains dan agama. Inilah esensi Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.

BACA JUGA  Menag Ajak Muslimat NU Kolaborasi Program Kementerian Agama

Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (APTIKIS) Indonesia, Maslim Halimin menyebut, seminar ini juga akan diisi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pratikno, Rektor Universitas Kebangsaan Malaysia, Ekhwan Toriman, Rektor Universitas Islam Fatoni Thailand, Ismail Lutfi Japakiya, dan Rektor UNU Cirebon, Said Aqil Siroj. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel