LIPUTAN HAJI 2025
Panggilan Suci di Ujung Usia Ketika Doa Bertahun-tahun Dijawab Allah di Senja Kehidupan

Kitasulsel—Mekkah,– Ribuan jamaah haji asal Indonesia tiba di Tanah Suci setiap tahunnya. Di antara mereka, ada wajah-wajah renta yang menyimpan kisah panjang penantian. Bukan sekadar perjalanan fisik, tapi ziarah batin yang ditempuh puluhan tahun hingga akhirnya Allah memanggil mereka—di usia senja.
Salah satu di antaranya adalah Mullah Mutalib, pria 87 tahun asal Kabupaten Ngawi. Ia baru bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, setelah mendaftar sejak 2010. Di tengah kondisi tubuh yang mulai lemah, ia tetap berangkat dengan keyakinan bahwa Allah akan menolongnya.

“Daftarnya dari 2010, Mas. Baru tahun ini dapat giliran. Kondisi saya kurang sehat, tapi saya percaya ada Allah lewat tangan-tangan ikhlas petugas haji yang membantu,” ucap Mullah lirih sesaat setelah tiba di Mekkah Almukarramah.
Fenomena lansia berhaji bukan hal baru di Indonesia. Lamanya antrean haji reguler memaksa banyak jamaah berangkat di usia lanjut. Sebagian memilih program haji khusus atau furoda untuk mempercepat keberangkatan, namun tidak semua mampu menempuh jalur itu.

Haji Ramah Lansia dan Malaikat Tanpa Sayap
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menghadirkan program Haji Ramah Lansia dan Difabel, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap para jamaah lanjut usia yang berangkat tanpa pendamping. Petugas haji kini tidak hanya berperan sebagai pengatur teknis, tetapi menjadi sahabat, pengasuh, bahkan penopang fisik dan batin para jamaah lansia.
Sutinem, 88 tahun, jamaah asal Surabaya, berangkat menunaikan ibadah haji menggantikan suaminya yang telah wafat. Dalam perjalanan spiritualnya, ia mengaku bersandar pada dua hal: kekuatan doa dan kasih para petugas.
“Sandaran kekuatan saya ada pada Allah dan adek-adek petugas haji. Saya tidak bisa tanpa mereka. Mereka bukan hanya petugas, tapi malaikat yang Tuhan titipkan untuk menuntun kami,” ungkapnya haru.
Haji: Janji Allah yang Tak Pernah Terlambat
Kisah Mullah dan Sutinem adalah cerminan nyata bahwa panggilan Allah tidak mengenal usia. Ketika waktu-Nya tiba, tak ada yang mampu menghalangi kehendak-Nya. Di tengah keterbatasan fisik, cinta dan semangat menuju Baitullah justru memancar kuat.
Petugas haji menjadi bagian penting dalam mewujudkan mimpi para jamaah sepuh. Lewat tangan mereka, Allah menunjukkan rahmat dan kasih sayang-Nya, menjadikan haji bukan sekadar perjalanan, tetapi pengalaman spiritual yang menggetarkan jiwa.
LIPUTAN HAJI 2025
Dari Balik Bravo, Suara Penjaga Alur Perjalanan Suci Jemaah Haji

Kitasulsel–MADINAH Di tengah gegap gempita Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, suara-suara bersahutan dalam berbagai bahasa. Tapi ada satu suara yang tak pernah terdengar oleh jemaah—suara yang melintas di frekuensi internal, tak kasat mata tapi begitu menentukan.
Suara itu keluar dari perangkat kecil bernama bravo, alat komunikasi genggam yang jadi urat nadi pergerakan jemaah haji Indonesia.

Di balik saluran itu, ada sosok bernama Kholis Tomin. Nama yang mungkin tak pernah dikenal jemaah, tapi kehadirannya nyaris tak pernah absen sejak jemaah menginjakkan kaki di tanah suci hingga kembali ke Tanah Air. Ia adalah suara yang menjaga alur perjalanan jutaan jiwa.
“Saya bukan siapa-siapa,” katanya pelan, sembari menggenggam erat bravo di tangannya. “Tapi selama jemaah bisa sampai dengan selamat, saya merasa cukup,” imbuhnya.

Kholis bukan wajah baru dalam pelayanan haji. Mukimin asal Madura ini telah mengabdi sejak tahun 2002. Dua puluh tahun lebih ia menapaki berbagai peran: perawat lansia, penghubung antar sektor, pemandi jenazah, hingga kini menjadi pengendali komunikasi jemaah melalui perangkat bravo. Setiap peran ia jalani bukan sekadar karena tugas, tapi panggilan hati.
Dari balik bravo, suara Kholis mengalir tenang namun tegas. “Rombongan embarkasi SUB sudah tiba. Bus standby, siap bongkar. Petugas siap sambut,” begitu biasanya ia memulai koordinasi.
Tak ada sorotan kamera yang merekam. Tak ada tepuk tangan yang menyambut. Tapi di sudut-sudut bandara Arab Saudi, baik di Jeddah maupun Madinah, suara Kholis jadi sinyal dimulainya rangkaian pelayanan: penjemputan, distribusi bus, pengamanan jalur, hingga respons cepat saat terjadi keterlambatan atau kendala cuaca.
Ia tahu, di balik setiap kalimat yang ia ucapkan, ada ribuan lansia yang menunggu kepastian. Ada harapan dalam tiap detik.
Maka setiap kata ia ucapkan dengan tanggung jawab penuh. “Karena saya yakin, suara ini akan dicatat juga di langit,” ucapnya sambil menatap langit Madinah yang mulai menghangat.
Kholis bukan satu-satunya suara dari balik bravo di Daerah Kerja Bandara. Ada juga Iwan Bonex, sosok jangkung yang telah 17 tahun menjadi bagian dari pelayanan haji Indonesia.
ASN Kementerian Agama ini dikenal memiliki koneksi yang baik dengan pihak maskapai—kemampuan yang membuatnya kembali dipercaya menjadi Tim Bravo Daker Bandara 2025, sekaligus menjalankan fungsi pelayanan pemulangan jemaah.
“Semua hal yang kita laporkan melalui bravo ini harus detail. Ini akan berdampak pada setiap fase pergerakan jemaah,” tutur Iwan.
Ada juga Sadiri Sadimum Paki, mukimin asal Madura yang menetap di Arab Saudi sejak 2007. Ia mulai bergabung dalam tim bravo sejak 2015. Pria beranak tiga ini menyebut peran sebagai Tim Bravo bukan sekadar kebanggaan, tapi tanggung jawab yang melekat pada keakuratan informasi.
“Data kami jadi rujukan utama. Mulai dari jemaah sakit, tanazul, jumlah jemaah yang masuk dan keluar bandara. Kalau salah, bisa kacau pelayanan,” ujarnya.
Bagi Sadiri, kesuksesan pelayanan haji adalah hasil sinergi. “Kami bukan siapa-siapa tanpa data dari Mabes (pusat kendali pergerakan dari Kantor Urusan Haji atau KUH), dari sektor di Makkah atau Madinah, serta dari Tim Bravo lain. Ini kerja kolektif. Dan semua harus akurat,” tambahnya.
Di sisi lain bandara, ada suara baru yang tak kalah sigap. Mayor Laut Andi Irawan, perwira TNI Angkatan Laut, untuk pertama kalinya dipercaya menjadi bagian dari Tim Bravo PPIH Arab Saudi. Meski baru pertama kali terlibat dalam pelayanan haji, ia cepat menyesuaikan diri.
“Di kesatuan, saya sudah terbiasa pakai HT. Bahasa-bahasa teknis di bravo sudah akrab. Jadi tinggal pindah medan,” kata suami dari Wilco Ikada, ayah dari tiga anak ini.
Tak hanya menangani koordinasi melalui bravo. Di Daker Bandara, Andi juga dikenal sebagai petugas perlindungan jemaah (linjam) yang kerap menggendong jemaah-jemaah lansia yang kelelahan.
“Itu jadi pengalaman paling berharga. Saya merasa, inilah esensi tugas kami—membuat jemaah merasa aman, nyaman, dan dihormati,” kata Andi dengan suara tercekat.
Dari balik bravo, suara-suara ini tidak pernah muncul di berita utama. Mereka bukan narasumber di konferensi pers, bukan pula sosok yang menghiasi laporan akhir tahun. Tapi justru dari balik senyap itulah, mereka mengatur ribuan langkah kaki dalam satu irama pelayanan.
Tak butuh tepuk tangan. Tak berharap nama disebut. Mereka hanya ingin satu hal: melihat jemaah tiba di tempat tujuan dengan selamat, menjalani ibadah dengan tenang, dan pulang ke tanah air dalam keadaan utuh.
Di antara deru mesin pesawat dan gegap logistik bandara, suara mereka mengalir seperti doa yang disampaikan lewat gelombang udara—doa yang tak terdengar, tapi mungkin paling tulus.
Mereka adalah penjaga sunyi perjalanan suci. Dari balik bravo, suara mereka menyatukan langkah, merajut pelayanan, dan menjadi bagian dari keberkahan haji Indonesia. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics9 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login