Connect with us

LIPUTAN HAJI 2025

Viral Video Jamaah Jalan Kaki dari Hotel 808 di Makkah, Kepala Sektor 8: “Itu Hoaks, Jamaah Didampingi Petugas”

Published

on

KITASULSEL—MAKKAH—Sebuah video yang menampilkan jamaah haji berjalan kaki sambil menarik koper dari Hotel 808 Misfalah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Narasi yang menyertai video tersebut menyebutkan bahwa para jamaah terlantar tanpa pendampingan petugas. Namun, Kepala Sektor 8 Daerah Kerja (Daker) Makkah, Eddy Khairani Z, dengan tegas membantah kabar tersebut.

“Itu hoaks. Jamaah tidak jalan sendiri. Ada petugas yang mengawal di depan,” ujar Eddy saat ditemui di Makkah, Kamis (22/5).

Eddy menjelaskan bahwa publik sebaiknya menyimak kembali suara dalam video tersebut. Menurutnya, suara petugas pengawal terdengar jelas sedang memberi arahan kepada jamaah.

“Jamaah yang terekam dalam video itu sekarang sudah berada dengan aman dan nyaman di hotel masing-masing,” tambahnya. Ia juga memastikan bahwa tidak ada satu pun jamaah yang ditelantarkan oleh timnya.

BACA JUGA  Jemaah JKS 12 diberangkatkan ke Jakarta pada 18 Juni, Dirjen PHU: Prosedur Keamanan Sudah Dilalui

Hotel Dekat Terminal, Jalan Kaki Jadi Solusi Efisien

Eddy memaparkan, Sektor 8 telah menyiapkan tiga armada bus untuk mengantar jamaah dari terminal ke hotel. Namun, dalam kasus tertentu, jika jarak hotel sangat dekat dan bus tidak memungkinkan untuk masuk ke jalur cepat, jamaah diarahkan berjalan kaki—tentu dengan pengawalan penuh.

“Ini semata demi efisiensi waktu dan kenyamanan jamaah agar bisa segera beristirahat dan menunaikan umrah wajib,” jelasnya.

Pernyataan Eddy diperkuat oleh keterangan dua jamaah dari Kloter 41 Embarkasi JKG (Jakarta-Pondok Gede), yang disebut dalam video viral tersebut.

“Alhamdulillah, sebenarnya tidak ada masalah. Hotelnya memang dekat, jadi kami jalan kaki,” kata Ene Ajot Aliasa.

BACA JUGA  Kemenhaj Saudi Mulai Langkah Awal Persiapan Haji 2026

Senada dengan itu, jamaah lain, Obay Saputra, menyatakan, “Ada petugas yang mengarahkan di depan. Kami tidak sendirian.”

Video Tak Lagi Tersedia

Saat berita ini ditulis pada pukul 13.38 Waktu Arab Saudi, video dengan narasi menyesatkan tersebut sudah tidak dapat diakses dan muncul keterangan “video tak tersedia”.

Komitmen Utuh Sektor 8 untuk Jamaah

Eddy menegaskan, semua kebijakan lapangan diambil dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan jamaah.

“Jamaah adalah prioritas utama kami. Tidak ada yang kami biarkan tanpa pengawasan.”

Ia juga menyebutkan bahwa petugas sektor tersebar di berbagai titik kedatangan untuk memastikan proses penjemputan dan pengantaran berjalan lancar.

Eddy pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing informasi yang belum terverifikasi.

BACA JUGA  Kemenag Tegas: Belum Ada Kepastian Pembukaan Visa Furoda

“Kami terbuka untuk menerima laporan dan pertanyaan. Mari jaga suasana kondusif selama operasional haji berlangsung.”

Sektor 8 Daker Makkah yang berada di wilayah Misfalah bertanggung jawab atas 18 hotel jamaah, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga konsumsi.

“Insya Allah, seluruh jamaah kami kawal hingga selesai ibadah hajinya,” pungkas Eddy.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Dari Balik Bravo, Suara Penjaga Alur Perjalanan Suci Jemaah Haji

Published

on

Kitasulsel–MADINAH Di tengah gegap gempita Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, suara-suara bersahutan dalam berbagai bahasa. Tapi ada satu suara yang tak pernah terdengar oleh jemaah—suara yang melintas di frekuensi internal, tak kasat mata tapi begitu menentukan.

Suara itu keluar dari perangkat kecil bernama bravo, alat komunikasi genggam yang jadi urat nadi pergerakan jemaah haji Indonesia.

Di balik saluran itu, ada sosok bernama Kholis Tomin. Nama yang mungkin tak pernah dikenal jemaah, tapi kehadirannya nyaris tak pernah absen sejak jemaah menginjakkan kaki di tanah suci hingga kembali ke Tanah Air. Ia adalah suara yang menjaga alur perjalanan jutaan jiwa.

“Saya bukan siapa-siapa,” katanya pelan, sembari menggenggam erat bravo di tangannya. “Tapi selama jemaah bisa sampai dengan selamat, saya merasa cukup,” imbuhnya.

Kholis bukan wajah baru dalam pelayanan haji. Mukimin asal Madura ini telah mengabdi sejak tahun 2002. Dua puluh tahun lebih ia menapaki berbagai peran: perawat lansia, penghubung antar sektor, pemandi jenazah, hingga kini menjadi pengendali komunikasi jemaah melalui perangkat bravo. Setiap peran ia jalani bukan sekadar karena tugas, tapi panggilan hati.

Dari balik bravo, suara Kholis mengalir tenang namun tegas. “Rombongan embarkasi SUB sudah tiba. Bus standby, siap bongkar. Petugas siap sambut,” begitu biasanya ia memulai koordinasi.

BACA JUGA  Petugas Haji Siap Sambut Kloter Pertama Jemaah Indonesia di Bandara Madinah

Tak ada sorotan kamera yang merekam. Tak ada tepuk tangan yang menyambut. Tapi di sudut-sudut bandara Arab Saudi, baik di Jeddah maupun Madinah, suara Kholis jadi sinyal dimulainya rangkaian pelayanan: penjemputan, distribusi bus, pengamanan jalur, hingga respons cepat saat terjadi keterlambatan atau kendala cuaca.

Ia tahu, di balik setiap kalimat yang ia ucapkan, ada ribuan lansia yang menunggu kepastian. Ada harapan dalam tiap detik.

Maka setiap kata ia ucapkan dengan tanggung jawab penuh. “Karena saya yakin, suara ini akan dicatat juga di langit,” ucapnya sambil menatap langit Madinah yang mulai menghangat.

Kholis bukan satu-satunya suara dari balik bravo di Daerah Kerja Bandara. Ada juga Iwan Bonex, sosok jangkung yang telah 17 tahun menjadi bagian dari pelayanan haji Indonesia.

ASN Kementerian Agama ini dikenal memiliki koneksi yang baik dengan pihak maskapai—kemampuan yang membuatnya kembali dipercaya menjadi Tim Bravo Daker Bandara 2025, sekaligus menjalankan fungsi pelayanan pemulangan jemaah.

“Semua hal yang kita laporkan melalui bravo ini harus detail. Ini akan berdampak pada setiap fase pergerakan jemaah,” tutur Iwan.

BACA JUGA  Dirjen PHU Pastikan Proses Pemvisaan Jemaah Haji Sudah Ditutup

Ada juga Sadiri Sadimum Paki, mukimin asal Madura yang menetap di Arab Saudi sejak 2007. Ia mulai bergabung dalam tim bravo sejak 2015. Pria beranak tiga ini menyebut peran sebagai Tim Bravo bukan sekadar kebanggaan, tapi tanggung jawab yang melekat pada keakuratan informasi.

“Data kami jadi rujukan utama. Mulai dari jemaah sakit, tanazul, jumlah jemaah yang masuk dan keluar bandara. Kalau salah, bisa kacau pelayanan,” ujarnya.

Bagi Sadiri, kesuksesan pelayanan haji adalah hasil sinergi. “Kami bukan siapa-siapa tanpa data dari Mabes (pusat kendali pergerakan dari Kantor Urusan Haji atau KUH), dari sektor di Makkah atau Madinah, serta dari Tim Bravo lain. Ini kerja kolektif. Dan semua harus akurat,” tambahnya.

Di sisi lain bandara, ada suara baru yang tak kalah sigap. Mayor Laut Andi Irawan, perwira TNI Angkatan Laut, untuk pertama kalinya dipercaya menjadi bagian dari Tim Bravo PPIH Arab Saudi. Meski baru pertama kali terlibat dalam pelayanan haji, ia cepat menyesuaikan diri.

“Di kesatuan, saya sudah terbiasa pakai HT. Bahasa-bahasa teknis di bravo sudah akrab. Jadi tinggal pindah medan,” kata suami dari Wilco Ikada, ayah dari tiga anak ini.

BACA JUGA  Peran Sentral Siskohat Permudah Layanan Jemaah Haji

Tak hanya menangani koordinasi melalui bravo. Di Daker Bandara, Andi juga dikenal sebagai petugas perlindungan jemaah (linjam) yang kerap menggendong jemaah-jemaah lansia yang kelelahan.

“Itu jadi pengalaman paling berharga. Saya merasa, inilah esensi tugas kami—membuat jemaah merasa aman, nyaman, dan dihormati,” kata Andi dengan suara tercekat.

Dari balik bravo, suara-suara ini tidak pernah muncul di berita utama. Mereka bukan narasumber di konferensi pers, bukan pula sosok yang menghiasi laporan akhir tahun. Tapi justru dari balik senyap itulah, mereka mengatur ribuan langkah kaki dalam satu irama pelayanan.

Tak butuh tepuk tangan. Tak berharap nama disebut. Mereka hanya ingin satu hal: melihat jemaah tiba di tempat tujuan dengan selamat, menjalani ibadah dengan tenang, dan pulang ke tanah air dalam keadaan utuh.

Di antara deru mesin pesawat dan gegap logistik bandara, suara mereka mengalir seperti doa yang disampaikan lewat gelombang udara—doa yang tak terdengar, tapi mungkin paling tulus.

Mereka adalah penjaga sunyi perjalanan suci. Dari balik bravo, suara mereka menyatukan langkah, merajut pelayanan, dan menjadi bagian dari keberkahan haji Indonesia. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel