Connect with us

LIPUTAN HAJI 2025

Jelang Puncak Haji 1446 H/2025 M, PPIH Arab Saudi Lakukan Mitigasi Layanan Jamaah di Armuzna

Published

on

Kitasulsel—Makkah – Menjelang puncak ibadah haji 1446 H/2025 M, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus melakukan berbagai upaya mitigasi guna memastikan pelaksanaan wukuf di Arafah berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh jamaah.

Langkah-langkah substansial dilakukan oleh setiap sektor, terutama di kawasan Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), sebagai bagian dari ikhtiar besar dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu Allah.

Salah satu sektor yang aktif melakukan persiapan adalah Sektor 10 Daker Makkah. Kepala Sektor 10 Misfalah, Ashadul Anam, menyampaikan bahwa timnya saat ini tengah fokus pada pendataan jamaah lansia dan jamaah yang membutuhkan pendampingan khusus selama safari wukuf.

BACA JUGA  Jelang Wukuf, Ini Pesan untuk Jemaah Haji Perempuan

“Kami sedang mendata jamaah yang membutuhkan pendampingan khusus, termasuk pasangan suami-istri yang terpisah, serta orang tua dan anak yang tidak tergabung dalam satu rombongan. Ini semua dilakukan untuk memastikan layanan yang maksimal di Armuzna,” ujar Ashadul Anam.

Ia menjelaskan bahwa kehadiran pendamping khusus sangat penting dalam mendukung jamaah lansia atau jamaah dengan kebutuhan khusus agar bisa menjalankan rukun haji dengan lancar. Selain itu, penggabungan pasangan suami-istri dan keluarga dinilai sebagai bentuk pelayanan emosional yang turut memperkuat spiritualitas ibadah mereka.

“Pasangan suami-istri yang berangkat haji bersama adalah simbol kesetiaan dalam perjuangan ibadah. Sementara itu, anak yang mendampingi orang tuanya menunjukkan bentuk tertinggi dari pengabdian seorang anak kepada orang tuanya,” tambahnya.

BACA JUGA  Respons Cepat Dr. Bunyamin: Tim Linjam Kini Bermarkas Dekat Jamaah di Hotel Hilton Mekkah

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Agama RI, Dr. Bunyamin M. Yapid, saat dikonfirmasi terkait update penyelenggaraan haji 2025, menyatakan bahwa fokus PPIH saat ini juga berada pada penyempurnaan layanan dan percepatan pendistribusian kartu Nusuk bagi seluruh jamaah.

“Kemarin kami bersama PPIH telah melaksanakan rapat dengan pihak Syarikah dan meminta agar distribusi kartu Nusuk dipercepat. Alhamdulillah, pihak Syarikah menyanggupi dan kita lihat hasilnya, beberapa hari terakhir setiap jamaah yang tiba langsung menerima kartu tersebut,” ungkap Bunyamin.

Ia menambahkan bahwa pihaknya berharap layanan lainnya juga terus membaik secara bertahap, demi memastikan kenyamanan jamaah menjelang puncak ibadah haji di Armuzna.

Diketahui bahwa berbagai kekhawatiran jamaah yang sempat muncul di awal pelaksanaan haji perlahan mulai teratasi berkat sinergi dan kerja keras dari seluruh petugas haji Indonesia di Arab Saudi.

BACA JUGA  Lepas Jemaah Haji Kloter Perdana, Menag: Jaga Niat dan Kesehatan
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Jelang Wukuf, Ini Pesan untuk Jemaah Haji Perempuan

Published

on

KITASULSEL—MAKKAH—Wukuf di Arafah adalah momen paling sakral dalam ibadah haji. Di sinilah para jemaah berkumpul, bermunajat, dan memperbanyak doa sebagai puncak dari seluruh rangkaian manasik. Namun bagi jemaah perempuan, ada sejumlah hal khusus yang perlu diperhatikan agar ibadah tetap sah dan terasa nyaman.

Musytasyar dini yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ny. Hj. Badriyah Fayumi, menyampaikan bahwa haji adalah bentuk jihad bagi perempuan. “Perempuan yang berhaji telah melakukan pengorbanan besar—meninggalkan keluarga, rutinitas harian, dan menempuh perjalanan panjang demi memenuhi panggilan Ilahi,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

Menjelang wukuf, Badriyah mengingatkan jemaah perempuan untuk memperhatikan lima hal penting berikut ini:

1. Haid Bukan Halangan untuk Wukuf
Banyak perempuan yang bertanya: apakah haid membuat mereka tak bisa ikut wukuf? Jawabannya, tidak. “Perempuan yang sedang haid tetap bisa melaksanakan wukuf. Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci,” terang Badriyah.

BACA JUGA  Kepala Sektor 3 Mekah Ikbal Ismail,Imbau Jamaah Haji Kurangi Belanja dan Jaga Kesehatan Jelang Armuzna

Kalau haid datang saat baru tiba di Makkah dan waktu sudah mendekati wukuf, jemaah bisa mengubah niat haji dari tamattu’ menjadi qiran. Dengan begitu, mereka tetap bisa ikut wukuf tanpa harus tergesa menyelesaikan umrah lebih dulu. “Niatkan haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan rangkaian ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci,” tambahnya.

2. Antisipasi dengan Pembalut atau Pampers

Selama wukuf, antrean di toilet biasanya sangat panjang. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Badriyah menyarankan jemaah perempuan mengenakan pembalut atau pampers. “Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga menjaga kesucian pakaian ihram. Setelah ada kesempatan, barulah bersuci dan mengganti,” jelasnya.

3. Masker dan Aurat Saat Ihram

BACA JUGA  Menjelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Batasi Aktivitas Fisik dan Umrah Sunah

Secara fikih, perempuan tidak diperkenankan menutup wajah dan telapak tangan saat ihram. Namun dalam kondisi tertentu seperti cuaca ekstrem atau risiko penularan penyakit ISPA, penggunaan masker diperbolehkan. “Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah dengan puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” ujarnya.

Adapun membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram tidak termasuk pelanggaran. Namun tetap disarankan menjaga aurat selama ihram sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.

4. Hemat Tenaga, Gandakan Ibadah

Menjelang Armuzna, banyak aktivitas fisik menanti. Oleh karena itu, jemaah—khususnya perempuan—dianjurkan menyimpan tenaga. “Kita masih punya waktu dua pekan menuju Armuzna. Gunakan waktu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” pesan Badriyah.

BACA JUGA  Tenaga Ahli Menag RI Lepas 393 Jemaah Haji Kloter 7 Embarkasi Makassar

5. Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan

Tak jarang, perbedaan pendapat fikih menjadi bahan perdebatan di kalangan jemaah. Badriyah mengimbau agar hal ini dihindari. “Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Fokuslah pada niat dan keikhlasan,” tuturnya.

Di akhir pesannya, Badriyah mengajak jemaah perempuan untuk menjadikan wukuf sebagai titik balik spiritual. “Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” pungkasnya.MCH

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel