Connect with us

LIPUTAN HAJI 2025

Tenaga Ahli Menag RI Intensif Turun ke Sektor Jelang Puncak Haji di Armuzna

Published

on

Kitasulsel—Makkah – Tenaga Ahli Menteri Agama (Menag) RI bidang Haji, Umrah, dan Hubungan Internasional, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, semakin intensif melakukan kunjungan ke berbagai sektor layanan menjelang pelaksanaan puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat koordinasi dan pembinaan terhadap para Ketua Kloter dan Kafilah, yakni petugas yang akan paling sering berinteraksi langsung dengan jamaah selama fase krusial ibadah haji.

Dalam kunjungan terbarunya ke Sektor 7 Daker Makkah, Dr. Bunyamin bertemu langsung dengan seluruh Ketua Kloter dan Kafilah yang bertugas di 19 hotel wilayah Jarwal. Dalam arahannya, ia menegaskan peran vital Khalifah dalam pelaksanaan puncak haji di Armuzna.

BACA JUGA  Jamaah Haji Khusus PT An-Nur Maarif Siap Jalani Puncak Ibadah Haji di Arafah

“Sinergitas, saling mendukung, dan kerja sama yang solid harus menjadi prioritas pada saat puncak haji. Jangan sampai ada petugas yang lebih mementingkan ibadah pribadi daripada tugas melayani jamaah. Pelayanan kepada jamaah adalah amanah utama bagi kita semua sebagai petugas haji,” tegas Dr. Bunyamin.

Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya pendataan jamaah secara akurat di setiap sektor. Data ini akan menjadi dasar acuan bagi pihak syarikah dalam proses pendorongan jamaah ke Arafah.

“Data dari sektor akan menjadi rujukan resmi syarikah untuk proses pergerakan jamaah ke Arafah. Oleh karena itu, data tersebut harus valid, sesuai dengan manifes, dan mencerminkan kondisi faktual di lapangan,” jelasnya.

BACA JUGA  Di Tengah Agenda Kerajaan, Menag RI Luangkan Waktu Motivasi Petugas Haji: Kita Pelayan Tamu Allah!”

Kegiatan monitoring langsung ke sektor-sektor ini merupakan instruksi langsung dari Menteri Agama RI sebagai bagian dari strategi memastikan seluruh layanan kepada jamaah haji berjalan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.

Dengan intensifikasi kunjungan ini, Kementerian Agama berharap seluruh petugas haji dapat bekerja maksimal, menjaga profesionalitas, dan mengutamakan pelayanan jamaah di atas segalanya, khususnya pada saat-saat krusial selama Armuzna.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Komando Sunyi Menuju Arafah: Dr. Bunyamin dalam Misi Iman dan Tanggung Jawab

Published

on

Kitasulsel—Makkah—Mentari belum tinggi ketika langkah cepat Dr. Bunyamin mulai menembus lorong-lorong sempit di kawasan Misfalah, Makkah. Udara pagi itu masih membawa sejuk sisa malam, tapi di wajahnya terlihat ketegasan dan kegelisahan. Ia tahu, hari ini bukan hari biasa. Ini adalah hari dimulainya puncak perjalanan spiritual umat Islam — hari di mana jamaah haji dari seluruh dunia mulai bergerak menuju Arafah, untuk wukuf.

Namun, di balik semua kesakralan itu, ada satu janji yang membebaninya sejak pagi: tidak boleh ada satu pun jamaah Indonesia yang tertinggal dari wukuf. Tidak seorang pun.

Misi Pagi: Mengejar Waktu, Menjaga Martabat

Pukul 06.00 pagi, Dr. Bunyamin—Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji, Umrah, dan Hubungan Luar Negeri—sudah menyambangi sektor 8, 9, dan 10 di Misfalah. Wajahnya serius, suaranya tajam, namun tetap tenang. Kepada syarikah, penyedia layanan transportasi dan logistik jamaah, ia memberikan instruksi jelas.

BACA JUGA  Lepas Jemaah Haji Kloter Perdana, Menag: Jaga Niat dan Kesehatan

“Saya tidak ingin jamaah-jamaah kami dari Indonesia menunggu terlalu lama. Semua sudah kita sepakati. Tidak ada alasan untuk menunda-nunda.”

Perintah itu bukan sekadar tuntutan birokrasi. Itu adalah bentuk tanggung jawab. Sebab di balik setiap kursi bus, ada harapan, ada air mata, ada doa-doa yang dilafalkan bertahun-tahun oleh para jamaah dari kampung-kampung kecil di Nusantara. Mereka yang menjual tanah, menggadaikan sawah, dan menabung seumur hidup, hanya untuk sampai ke titik ini—wukuf di Arafah.

Bukan Sekadar Transportasi, Tapi Kepercayaan

Setelah menyisir Misfalah, Dr. Bunyamin bergerak ke sektor 4, 5, 6, dan 7. Di sana, masalah lain muncul. Bus datang terlambat, dan ketika bus siap, sebagian jamaah belum. Satu per satu kendala itu ia hadapi. Tidak dengan emosi, tetapi dengan pendekatan manusiawi.

“Ini masalah teknis. Bisa kita atasi. Tapi butuh ketegasan dan komunikasi yang cepat,” ujarnya kepada tim lapangan.

BACA JUGA  131.200 Jemaah Haji Indonesia Sudah Terima Kartu Nusuk

Ada kalanya petugas bingung. Ada yang tampak kelelahan. Tapi kehadiran Dr. Bunyamin seperti suntikan semangat. Ia tidak datang untuk mencari kesalahan, melainkan untuk memastikan sistem bekerja—agar para tamu Allah dapat menyempurnakan ibadahnya dengan tenang.

Dialog dan Diplomasi di Sektor 1

Di sektor 1, situasi berbeda. Permasalahan kembali muncul, dari syarikah yang berbeda. Namun, pendekatan yang sama diterapkan. Dengan komunikasi terbuka dan diskusi intens, akhirnya syarikah memberikan jaminan bahwa seluruh jamaah Indonesia akan diberangkatkan tepat waktu.

“Ini bukan hanya soal teknis,” kata Dr. Bunyamin kemudian. “Ini tentang amanah. Kita membawa kepercayaan jutaan keluarga di tanah air.”

Senja di Arafah: Menjaga Kenyamanan di Puncak Ibadah

Menjelang sore, setelah semua titik dibereskan, Dr. Bunyamin tidak lantas kembali ke posnya. Ia justru menuju Arafah. Di sana, tenda-tenda besar mulai dipenuhi jamaah. Ia menyusuri barisan tenda satu per satu, mengecek kelayakan, mengevaluasi kenyamanan, dan memastikan tidak ada jamaah yang tercecer.

BACA JUGA  Dr. Bunyamin M. Yapid Pantau Kesiapan Tenaga Kesehatan di Makkah, Pastikan Layanan Optimal untuk Jamaah Haji

Di tengah deru angin padang Arafah, ia berhenti sejenak. Melihat seorang jamaah lansia duduk tenang dengan Al-Qur’an di tangannya. Di matanya, ada air bening. Mungkin bahagia. Mungkin haru. Atau mungkin keduanya.

Dr. Bunyamin mengangguk. “Inilah tujuan akhir kita. Ini yang harus kita jaga.”

Haji Adalah Soal Hati

Bagi sebagian orang, haji mungkin sekadar ritual. Tapi bagi Dr. Bunyamin dan timnya, haji adalah urusan hati. Menjaga prosesnya adalah menjaga nilai-nilai kemanusiaan, pelayanan, dan komitmen kepada rakyat.

Sidak hari itu bukan hanya bentuk pengawasan. Itu adalah bentuk cinta, kepada bangsa, kepada umat, dan kepada tugas yang telah diamanahkan.

Dan ketika malam turun di padang Arafah, satu demi satu tenda terisi oleh jamaah Indonesia yang siap menyempurnakan rukun Islam kelima, satu hal telah menjadi pasti:

Tidak ada yang tertinggal.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel