Kementrian Agama RI
Menag dan Cendekiawan Kristen Bahas Cegah Intoleransi lewat Kurikulum Berbasis Cinta

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa upaya mencegah intoleransi memerlukan sesuatu yang lebih kuat daripada peraturan pemerintah atau undang-undang.
Hal tersebut disampaikannya saat menerima audiensi dari Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) di Ruang VVIP Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

“Sekalipun ada undang-undang yang paling baik pun juga, itu bukan jaminan. Ada hal yang sangat mendasar, yaitu rasa cinta kepada sesama manusia, cinta kepada Tuhan, dan cinta kepada alam, maka kami kembangkan Kurikulum Berbasis Cinta,” ujar Menag Nasaruddin Umar, Kamis (14/8/2025).
Menurut Menag, regulasi memang penting, namun perubahan perilaku masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan aturan formal. “Tidak mungkin kita bisa merubah perilaku masyarakat tanpa merubah sistem etika masyarakat. Dan tidak mungkin kita bisa merubah etika masyarakat tanpa merubah sistem teologinya,” jelasnya.

Menag juga memaparkan bahwa Kementerian Agama tengah mengembangkan konsep ekoteologi, yang menekankan keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.
“Kalau ini sudah disetarakan, kita tidak melihat orang lain sebagai orang lain, tapi sebagai diri kita sendiri. Bahkan alam semesta pun bagian dari diri kita,” tutur Menag.
Badikenita Sitepu, Ketua Umum PIKI, menyambut baik pandangan Menag dan menyatakan bahwa pihaknya juga memandang penting penguatan nilai-nilai kemanusiaan di atas sekat mayoritas-minoritas.
“Bagi kami, keutuhan dan keharmonisan bangsa harus menjadi tujuan utama. Karena itu, apapun yang bisa kita lakukan bersama untuk mewujudkannya, termasuk mempererat hubungan dengan alam, akan kami dukung penuh,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas iman untuk memperkuat toleransi. “Di PIKI, kami sudah bergabung dengan berbagai organisasi cendekiawan lintas agama.
Kami percaya, dialog dan kerja sama yang berkelanjutan adalah jalan terbaik untuk menumbuhkan rasa saling percaya dan cinta kepada sesama, sebagaimana yang disampaikan Pak Menteri,” kata Badikenita.
Menag Nasaruddin juga mengkritisi praktik pembelajaran agama yang justru menanamkan kebencian kepada pihak berbeda.
Ia menekankan pentingnya kurikulum yang menumbuhkan sikap saling menghargai sejak pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. “Mengajarkan kebencian bukan mengajarkan agama.
Kita ingin generasi yang tumbuh dalam lingkup saling percaya satu sama lain,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa kerusakan alam juga menjadi ancaman serius bagi umat manusia.
“Kalau alam ini tidak damai dengan kita, kiamat akan datang lebih awal. Karena itu, krisis kemanusiaan dan krisis lingkungan harus diatasi bersama,” pungkasnya. (*)
Kementrian Agama RI
Kemenag Dukung KITATANGGUH untuk Perkuat Peran Rumah Ibadah dalam Mitigasi Bencana

Kitasulsel–JAKARTA Peluncuran awal KITATANGGUH menjadi momentum kolaborasi lintas sektor dalam mitigasi bencana, termasuk dukungan Kementerian Agama yang kerap menyediakan rumah ibadah sebagai tempat pengungsian.
“Di berbagai tempat kami mengunjungi akibat bencana, masjid rumah ibadah adalah tempat pertama yang menjadi shelter bagi masyarakat,” ujar Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat membuka acara di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

KITATANGGUH merupakan program nasional yang mengedepankan kolaborasi multi-stakeholder untuk memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. Program ini mengintegrasikan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta peran aktif pemerintah, swasta, dan komunitas untuk meminimalkan risiko bencana.
“Berdasarkan data dari berbagai sumber yang dikombinasikan dengan analisis AI, kerugian akibat bencana di tahun 2024 mencapai Rp665 triliun,” jelas Menko Pratikno.

Menurutnya, kerugian tersebut mencakup dampak langsung maupun tidak langsung. Ia menyebut ada hampir 2.000 kejadian bencana dengan lebih dari 8 juta orang terdampak, mayoritas berupa bencana hidrometeorologi.
“Kerugian ekonomi langsung sekitar Rp65 triliun. Namun, jika dihitung kerugian tidak langsung seperti penurunan PDB, gangguan perdagangan, dan produktivitas ekonomi, nilainya jauh lebih besar,” ungkap Pratikno.
Kementerian Agama, kata Pratikno, juga memiliki peran strategis dalam bidang edukasi untuk pengurangan risiko bencana melalui jalur pendidikan keagamaan. Materi mitigasi bencana dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya, sehingga membentuk kesadaran sejak dini di kalangan pelajar dan komunitas umat beragama.
Pratikno menekankan pentingnya membangun budaya tangguh di masyarakat untuk mengurangi risiko bencana. Langkah-langkah sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, dan menjaga kelestarian lingkungan dinilai efektif mencegah dampak lebih besar.
“Kegiatan preventif di level masyarakat dan pemerintah harus terus dilakukan, termasuk inovasi teknologi untuk mitigasi bencana,” katanya.
Ia juga menilai peran rumah ibadah sangat strategis dalam penanganan bencana. Menurutnya, masjid, gereja, dan fasilitas publik lainnya perlu dirancang agar aman dan nyaman digunakan sebagai tempat evakuasi. “Fasilitas publik juga harus dirancang menjadi tempat untuk shelter yang aman dan nyaman bagi para pengungsi. Sekolah juga demikian dalam situasiemergency,” ujarnya.
Menko Pratikno menutup sambutan dengan mengajak semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk bergandengan tangan mengurangi risiko bencana. “Ini bukan hanya tugas dan fungsi sebagai seorang pejabat, tetapi adalah misi kemanusiaan yang harus kita jalankan,” pungkasnya. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics11 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
1 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login