Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag Tekankan Pentingnya Ekoteologi dan Persaudaraan Lintas Iman dalam Rakornas PGPI 2025

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya membangun kolaborasi lintas agama melalui konsep ekoteologi dan penguatan nilai kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa. Hal ini disampaikan dalam penutupan Rapat Kerja Nasional Persatuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) 2025 di Jakarta.

“Semakin bersahabat kita dengan alam, semakin lama pula dunia ini bertahan. Agama apa pun pasti mengajarkan cinta kepada bumi dan kehidupan, dengan begitu, menjaga bumi adalah wujud nyata cinta kepada Tuhan”, jelasnya di Ballroom Mentawai, Hotel Novotel, Jakarta, Jum’at (17/10/25).

Salah satu hal yang disoroti Menag adalah keberadaan terowongan penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta, yang disebutnya sebagai simbol persaudaraan antarumat beragama. “Terowongan ini bukan sekadar proyek arsitektur, tetapi ikon persaudaraan. Di satu sisi terdengar lonceng gereja, di sisi lain beduk masjid, melambangkan harmoni dua rumah ibadah,” ujar Menag.

BACA JUGA  Dialog Lintas Agama, Menag Jelaskan Empat Isu Strategis Kemenag

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa rumah ibadah seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat ritual, tetapi juga sebagai rumah kemanusiaan dan persahabatan. Ia mencontohkan Nabi Muhammad SAW yang membuka masjidnya bagi tokoh lintas agama sebagai wujud toleransi dan kasih sayang.

“Masjid, gereja, dan rumah ibadah lainnya bukan hanya tempat ritual, tetapi rumah kemanusiaan dan persaudaraan. Siapa pun boleh masuk, karena Tuhan tidak pernah membatasi kasih-Nya hanya pada satu golongan,” ujar Menag.

Dalam paparannya, Menag memperkenalkan gagasan ekoteologi, yakni pendekatan teologi yang menekankan kesadaran ekologis dan kepedulian terhadap alam. Ia menilai istilah seperti deradikalisasi dan moderasi beragama sebaiknya digantikan dengan konsep yang lebih positif dan universal.

“Semakin bersahabat manusia dengan alam, semakin lama dunia ini bertahan. Semua agama mengajarkan cinta terhadap ciptaan Tuhan,” tegasnya.

BACA JUGA  Menag dan KPAI Bahas Langkah Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Menag juga menyoroti kesamaan nilai antara agama-agama samawi yang berakar dari tradisi Abrahamik. Menurutnya, semakin manusia memahami teologinya, semakin mudah ia menemukan kesamaan nilai-nilai ajaran dengan agama lain, yakni nilai cinta dan kasih sayang. Sebaliknya, jika seseorang terlalu fokus pada perbedaan doktrin dan tata cara ibadah, hal itu justru dapat menumbuhkan jarak dan kebencian.

“Semakin manusia memahami teologinya, semakin bertemu juga pada kesamaan nilai-nilai ajaran dengan agama lain, yaitu cinta. Jika terlalu fokus pada perbedaannya terlebih dahulu, maka hanya akan berujung kepada kebencian,” ujar Menag.

Dalam konteks pendidikan agama, Menag mengusulkan penerapan “Kurikulum Cinta” yang menumbuhkan kasih dan empati lintas iman. Ia juga mengajak masyarakat melakukan transformasi teologis menuju pemahaman ketuhanan yang lebih lembut dan penuh kasih. “Tuhan lebih menonjolkan kasih-Nya daripada kekuasaan-Nya. Agama seharusnya mengajarkan cinta, bukan kebencian,” ucapnya.

BACA JUGA  Pesan Menag ke Ditjen Bimas Kristen: Rangkul Seluruh Umat

Menutup sambutannya, Menag menyerukan agar seluruh umat beragama menjadikan agama sebagai modal sosial untuk memperkuat keutuhan bangsa. Ia menegaskan, semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin jauh ia dari perilaku destruktif. “Rumah ibadah adalah rumah kemanusiaan. Semakin banyak orang mendekat kepada Tuhan, semakin aman negeri ini,” tutur Menag.

“Indonesia adalah negara paling plural di bawah kolong langit, dan semoga menjadi negara paling rukun di dunia,” pungkasnya.

Turut Hadir Mendampingi Menag, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Jeane Marie Tulung, Stafsus Menag Gugun Gumilar, dan hadir jajaran pengurus PGPI dari seluruh Indonesia. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag dan Danantara Bahas Upaya Majukan Ekosistem Ekonomi Umat

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini menerima kunjungan Pengurus Danantara di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta. Kedua pihak membahas strategi membangun ekosistem ekonomi umat yang berkelanjutan, memperkuat wakaf produktif, dan meningkatkan kapasitas kelembagaan keagamaan.

Managing Director Danantara Bidang Stakeholders Management, Rohan Hafas menyampaikan sejumlah program dan rencana strategis dalam pemberdayaan ekonomi umat, termasuk pemberdayaan aset wakaf, pengembangan jaringan usaha berbasis masjid, serta pelatihan tata kelola ekonomi syariah yang modern dan profesional.

“Kami ingin menghadirkan ruang kolaborasi yang memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan umat, terutama melalui wakaf produktif, inovasi sosial, serta kegiatan edukasi dan literasi ekonomi syariah,” ujar Rohan Hafas, Selasa (04/11/2025).

BACA JUGA  Menag dan KPAI Bahas Langkah Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Rohan Hafas juga menyampaikan kesiapan membuka ruang bersama untuk koordinasi program dan berharap dapat bersinergi dalam pemanfaatan fasilitas publik di Istiqlal untuk agenda pembinaan dan edukasi.

Menag Nasaruddin Umar menyambut baik inisiatif Danantara dan menegaskan pentingnya penguatan tata kelola wakaf secara profesional, setara standar global. Menurutnya, potensi wakaf di Indonesia sangat besar dan memerlukan manajemen yang modern dan transparan.

“Kita harus menyiapkan tata kelola yang kuat, termasuk sistem pengawasan dan governance agar lembaga wakaf kita benar-benar berdaya dan dipercaya publik,” tegas Menag.

Menag juga menyoroti pentingnya memperkuat ekosistem ekonomi umat melalui pemberdayaan pesantren dan lembaga pendidikan Islam, yang dinilai memiliki potensi besar dalam inovasi sosial dan pembangunan ekonomi keumatan.

BACA JUGA  Pesan Menag ke Ditjen Bimas Kristen: Rangkul Seluruh Umat

“Sejumlah pesantren sudah menunjukkan model kemandirian ekonomi yang baik. Ini harus terus ditularkan, diperkuat, dan diperluas,” lanjutnya.

Selain itu, Menag menekankan pentingnya sinergi program lintas lembaga dan memastikan setiap inisiatif memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat dan memperkuat posisi umat dalam perekonomian nasional.

Di akhir pertemuan, Menag membuka ruang kolaborasi lanjutan dan meminta agar program Danantara disinergikan dengan agenda pembinaan ekonomi umat yang sedang dijalankan pemerintah, termasuk optimalisasi aset wakaf dan pengembangan literasi keuangan syariah.

“Kita perlu program yang terukur, akuntabel, dan memberi manfaat langsung. Dengan pendekatan yang tepat, saya yakin kontribusi kita untuk umat bisa semakin besar,” ujar Menag.(*)

BACA JUGA  Letakkan Batu Pertama Pusat Layanan STABN Sriwijaya, Menag: Bukti Negara Hadir
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel