Kementrian Agama RI
Menag Minta Eksplor Kitab Turats untuk Bangun Kesadaran Lingkungan dan Perdamaian

Kitasulsel–WAJO Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional ke-8 dan MQK Internasional pertama di Pondok Pesantren As’adiyah, Macanang, Wajo, Sulawesi Selatan, dibuka hari ini Kamis (2/10/2025) oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Ajang ini menjadi ruang bagi pesantren untuk meneguhkan peran kitab turats dalam membangun kesadaran lingkungan dan menebarkan pesan perdamaian.
Menteri Agama KH Nasaruddin Umar dalam sambutannya menekankan perlunya pembaruan fiqih dalam upaya merawat lingkungan. Menurutnya, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim memiliki daya rusak yang lebih besar dibanding peperangan. “Jumlah orang meninggal karena perubahan iklim mencapai empat juta jiwa per tahun, akibat penyakit dan bencana yang ditimbulkannya. Kadang musim penghujan tetapi kering, kemarau justru banjir,” ungkapnya.

Menag mengajak pesantren untuk mengeksplorasi kembali ajaran turats terkait lingkungan. “Mari kita gali nilai-nilai kitab klasik tentang lingkungan. Itu penting karena semakin sopan kita memperlakukan alam, semakin besar peluang kita menunda datangnya bencana,” tambahnya.
Tahun ini MQK mengusung tema Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats. Tema tersebut dipilih sebagai pengingat bahwa pesantren memiliki khazanah keilmuan untuk menjawab tantangan global, termasuk krisis iklim dan kebutuhan akan perdamaian.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno, menambahkan bahwa KH Ali Yafie—ulama asal Sulawesi Selatan—telah lebih dahulu meletakkan dasar fiqih lingkungan Nusantara. “Jauh sebelum istilah global warming dikenal, KH Ali Yafie sudah menulis fiqih lingkungan yang bersumber dari kitab-kitab otoritatif,” ujarnya.
Menurutnya, ajaran turats bukan hanya soal ibadah, tetapi juga mengandung prinsip ekoteologi dan perdamaian. “Kitab lama sangat kontekstual untuk menjawab tantangan kekinian. Dari sanalah kita belajar inklusivisme dan moderasi, yang sudah menjadi napas pesantren,” jelasnya. Ia bahkan mengutip nasihat Bugis tentang pentingnya memanusiakan manusia, saling menghargai, dan saling menasihati—nilai yang sejalan dengan Al-Qur’an dan tradisi pesantren.
Wakil Ketua Umum Pesantren As’adiyah, AGH Kamaluddin Abunawas, menegaskan MQK bukan sekadar lomba membaca kitab kuning.
“Lebih dari itu, MQK adalah ruang memperdalam pengetahuan dan memahami korelasinya dengan kehidupan umat,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa Pesantren As’adiyah, yang akan berusia satu abad dua tahun mendatang, telah memiliki lebih dari 450 cabang di seluruh Indonesia.
Pembukaan MQK dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Andi Rosman, Wakil Gubernur Maluku Utara H Sarbin Sehe, jajaran pejabat Kemenag, ulama lintas negara, serta dewan hakim dan peserta dari dalam maupun luar negeri.
Selain perlombaan, MQK juga dirangkaikan dengan sejumlah agenda: Pramuka Santri, Expo Kemandirian Pesantren di Lapangan Merdeka, Halaqah Internasional di Macanang, hingga Gerakan Ekoteologi di pesantren. Malam harinya, digelar Night Inspiration dengan penampilan Veve Zukfikar, Raim Laode, Arda Naff, dan Budi Doremi.
Sedangkan Fajar Inspiration diisi tokoh-tokoh nasional seperti Prof Nasaruddin Umar, Prof Kamaruddin Amin, Prof Sayid Agil Husin Al-Munawar, dan KH Abdul Moqsith Ghazali seusai salat Subuh berjamaah di Masjid Ummul Qurra. (*)
Kementrian Agama RI
Menag Ajak Pesantren Rebut Kembali ‘The Golden Age’: Integrasikan Kitab Kuning dan Kitab Putih

Kitasulsel–WAJO Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak seluruh komponen pondok pesantren di Indonesia untuk menjadikan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional dan Internasional sebagai “anak tangga pertama” menuju kembali “The Golden Age of Islamic Civilization” (Zaman Keemasan Peradaban Islam). Menag menegaskan bahwa kebangkitan kembali peradaban emas ini harus dimulai dari lingkungan pesantren.
“Mari kita bangun kembali masa kejayaan keilmuan Islam, seperti pada masa Baitul Hikmah di Baghdad, kebangkitan ini haruslah dimulai dari lingkungan pesantren,” ajak Menag membuka acara MQK Internasional di Pesantren As’adiyah Wajo, Kamis (02/10/25).

Menag menjelaskan bahwa zaman keemasan peradaban Islam, seperti yang pernah terjadi di Baghdad pada masa kepemimpinan Harun Al-Rasyid itu bisa tercapai karena adanya integrasi ilmu. Ulama pada masa itu tidak hanya mahir dalam kitab kuning (Ilmu Agama) saja, tetapi juga mahir dalam kitab putih (Ilmu Umum).
“Pondok pesantren tidak bisa hanya menguasai Kitab Kuning (Kitab Turats), tetapi juga harus menguasai Kitab Putih, katakanlah yang berbahasa Inggris, yang menyangkut masalah sosiologi, kitab-kitab politik, dan kitab-kitab sains”, tegas Menag.

Pembukaan MQKI turut dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Andi Rosman, Wakil Gubernur Maluku Utara H Sarbin Sehe, jajaran pejabat Kemenag, ulama lintas negara, serta dewan hakim dan peserta dari dalam maupun luar negeri.
Runtuhnya peradaban Islam pada masa itu dikarenakan adanya dualisme Ilmu, pemisahan antara Ilmu Agama dengan Ilmu Umum, sehingga menjadi pembatas keilmuan cendekiawan hingga masa kini. Menurut Menag, perpaduan dua jenis keilmuan ini adalah kunci, ia meminta pondok pesantren untuk cerdas dan tidak membatasi diri pada satu jenis keilmuan.
“Perkawinan antara ‘Iqra’ [Kitab Putih] dan ‘Bismirabbik’ [Kitab Kuning] itulah yang akan melahirkan insan kamil”, tuturnya.
Menag menambahkan, pondok pesantren adalah “benteng paling kuatnya Indonesia”. Oleh karena itu, pondok pesantren harus menjadi pelopor kebangkitan, sebab Islam di Nusantara sejak awal dibawa melalui “soft diplomacy” oleh ulama besar seperti Wali Songo, yang berdakwah dengan damai tanpa memusuhi pemerintah lokal.
“Selama pondok pesantren mempertahankan lima unsur sejatinya: Masjid, Kiai, Santri, termasuk kuat membaca Kitab Turats dan memelihara habitnya sebagai pesantren,maka The Golden Age of Islamic Civilization dapat kembali dimulai dari Indonesia”, pungkasnya.
Acara Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) 2025 ini berlangsung dari tanggal 1-7 Oktober 2025, menghadirkan berbagai acara seperti Musabaqah, Halaqah Ulama Internasional, Expo Kemandirian Pesantren, As’adiyah Bershalawat, Perkemahan Pramuka Santri Nusantara, Fajr Inspiration, Night Inspiration, dan Pesantren Hijau. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics1 tahun ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
2 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login