Connect with us

Mahyuddin Kadis DPK Makassar : Pencangan Gerakan Terus Menanam Dua Komoditi Utama Yakni Cabai dan Bawang

Published

on

Kitasulsel–Makassar–Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) melaksanakan program 1 juta polibag “Gerakan terus menanam” di lorong wisata Geneva Bontoramba Kecamatan Tamalanrea, Sabtu (25/02/2023).

Untuk diketahui, kegiatan ini di hadiri seluruh pejabat eselon II dan III se-Kota Makassar, Ketua TP-PKK Kota Makassar, Forkompinda dan stakeholder yang terkait dengan kegiatan pencanangan menanam cabai dan bawang serentak yang di laksanakan pemerintah Kota Makassar.

Kadis Ketahanan Pangan (DKP) Makassar Mahyuddin, S.STP., M.AP., mengatakan, kegiatan pencanangan itu digelar secara live streaming yang dilaksanakan di 15 Kecamatan secara serentak di 1.096 Longwis di Kota Makassar.

Pencanangan Program Satu Juta Polibag atau “Gerakan terus menanam” bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdan Pomanto, ucapnya.

Lanjut Mahyuddin, ada dua komoditi utama yang ditanam yakni cabai dan bawang. Dua komoditi tersebut dinilai sebagai salah satu sebab lonjakan inflasi sesuai hasil analisis dari Dinas Perdagangan Kota Makassar.

Sementara program Satu Juta Polibag atau Gerakan Terus Menanam ini akan terus di support dengan penyediaan bibit dan wadah tanam, imbuhnya.

Mahyudin juga menyampaikan, kegiatan ini akan dimonitoring terus dan dilaporkan kalau ada komoditi yang mati kita akan ganti dengan bibit baru, untuk menyukseskan secara berkesinambungan gerakan terus menanam ini akan dimonitoring juga oleh Bappeda dan Balitbangda Kota Makassar.

“Program Satu Juta Polibag atau gerakan terus menanam ini secara resmi dilaksanakan yang ditandai dengan penanaman perdana cabai dan bawang oleh Danny Pomanto didampingi Ketua TP-PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, Kapolsek Tamalanrea, Kompol Sahar serta OPD terkait,” pungkasnya.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Lepas Jabatan, Turun ke Lapangan: H. Zamroni Aziz, Pelayan Tamu Allah dari NTB

Published

on

Kitasulsel—Mekkah—Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kakanwil Kemenag NTB), H. Zamroni Aziz, memilih peran berbeda saat bertugas di Tanah Suci. Bukan sekadar mengawasi dari kejauhan, Zamroni turun langsung ke lapangan, menjadi pelayan bagi para jemaah haji dari NTB.

Di tengah suhu panas dan padatnya aktivitas ibadah, Zamroni justru semakin aktif hadir di tengah jemaah. Ia mengantar lansia menuju lokasi ibadah, memantau kualitas konsumsi, hingga mendampingi jemaah yang dirawat di fasilitas kesehatan.

“Kami di sini bukan untuk dihormati. Tugas kami adalah melayani tamu-tamu Allah sebaik-baiknya,” ujar Zamroni kepada Media Ini di sela kunjungan ke pemondokan jemaah NTB di Mekkah, Sabtu (15/6/2025).

Hadir untuk Melayani, Bukan Dilayani

Zamroni dikenal sebagai pemimpin yang tidak berjarak. Sikap itu ia bawa pula ke Tanah Suci. Ia tidak segan duduk bersama jemaah, menyapa mereka satu per satu, bahkan ikut membantu mengangkat barang bawaan ketika jemaah baru tiba.

Langkahnya tersebut mendapat apresiasi dari banyak jemaah. Bagi mereka, kehadiran Kakanwil yang langsung mendampingi di lapangan memberi rasa aman dan nyaman.

“Pak Zamroni sering keliling ke kamar-kamar jemaah, tanya langsung apa yang kurang. Rasanya kami dilayani seperti keluarga,” ujar Suharti, salah satu jemaah asal Lombok Timur.

Tugas Negara yang Ia Anggap Ibadah

Dalam proses penyelenggaraan ibadah haji, peran Kakanwil cukup strategis. Ia menjadi penghubung utama antara jemaah, petugas, dan pemerintah pusat. Namun bagi Zamroni, tugas ini bukan hanya tanggung jawab birokrasi.

“Melayani jemaah adalah ibadah. Mereka datang membawa harapan dan doa-doa besar. Kami tidak boleh lalai,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya keikhlasan dalam setiap langkah pelayanan. Menurutnya, sikap rendah hati adalah bekal utama dalam menjalani tugas mulia ini.

Menjadi Teladan di Tanah Para Nabi

Selain sebagai pejabat, Zamroni juga melihat keberadaannya di Tanah Suci sebagai kesempatan memperbaiki diri. “Setiap kali melihat Ka’bah, kita disadarkan bahwa semua yang kita miliki di dunia ini sementara. Yang kekal adalah amal,” tuturnya.

Meski sibuk, ia selalu menyempatkan waktu untuk beribadah bersama jemaah. Momen ini ia manfaatkan untuk memberikan semangat, terutama bagi jemaah lansia dan disabilitas.

Komitmen untuk Pelayanan Haji yang Lebih Baik

Dalam beberapa tahun terakhir, pelaksanaan haji asal NTB mendapat apresiasi karena dinilai tertib dan efisien. Salah satu faktornya adalah kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan umat, bukan pencitraan.

“Evaluasi kami lakukan terus-menerus. Harus ada peningkatan dari sisi transportasi, kesehatan, hingga konsumsi,” jelas Zamroni.

Ke depan, ia berharap seluruh petugas haji menjadikan pengabdian ini sebagai ladang amal, bukan sekadar rutinitas tahunan.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel