Connect with us

Danny Pomanto Siapkan Bantuan Hibah Pembangunan Gedung PCNU Makassar Rp 1 Miliar

Published

on

Kitasulsel, Makassar—Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mempersiapkan bantuan dana hibah bagi pembangunan gedung baru Kantor Cabang Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Makassar.

Hal itu dibeberkan Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, di sela-sela Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Baru Kantor Cabang Pengurus (NU) Kota Makassar, Senin, (2/01/2023) di Jl Darul Ma’arif, Tallo.

“Hibah itu kemungkinan kita lakukan pada saat anggaran perubahan. Jadi dimasukkan baru nanti kita proses. Hibah Rp 1 Miliar, nanti APBD Perubahan akan dikawal DPRD,” kata Danny diwawancarai usai acara.

Angka itu, jelas dia, mencerminkan skala organisasi besar sehingga jumlah seperti itu layak didapatkan. Apalagi, sejauh ini, posisi NU bersama dengan ormas-ormas Islam lainnya dalam partisipasi membantu mencerdaskan ummat sangat strategis bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.

Olehnya, Pemkot Makassar lanjut dia, sepatutnya membantu juga dalam pembangunannya. “Dengan fasilitas memadai itu akan membantu organisasi ini menjadi lebih baik lagi,” lanjutnya.

Tak hanya dari Pemkot Makassar, wali kota beralatar arsitek ini atas nama pribadi juga memberikan bantuan sebesar Rp 100 Juta untuk kantor baru PCNU tersebut.

Orang nomor satu Makassar ini juga mengakui hubungan baik NU dengan berbagai elemen masyarakat. Kondisi ini tercermin dari banyaknya unsur pemerintah dan masyarakat yang hadir dalam peletakan batu pertama itu. “Inilah semangat ber-NU dan hubungan baik antar sesama,” akunya.

Danny yang menjabat sebagai Mustasyar PCNU Makassar ini menyebut, desain gedung baru itu sangat menunjukkan modernisasi dalam NU sehingga patut diapresiasi luar biasa.

“Gedung ini diharapkan terus memacu dan memperkuat umat, karena jelas sekali persoalan kita hari ini yang makin kompleks sehingga kita harus berbagi tugas untuk memecahkan masalah umat,” sebutnya.

“Saya kira ujung dari ini, Pemkot Makassar tidak akan membiarkan PCNU sendiri membangun gedungnya,” janjinya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Makassar Dr KH Kaswad Sartono mengatakan apresiasinya terhadap partisipasi Pemkot Makassar juga pribadi Danny Pomanto.

Ia katakan, PCNU memandang perlu kantor sekretariat ini menjadi tempat yang memadai dalam aktivitas PCNU dengan tujuan dakwah mencerdaskan umat.

“Kami harapkan bimbingan dan arahan Pak Wali agar pembangunan ini segera selesai dan bisa diresmikan September nanti. Terima kasih atas bantuannya dan saya yakin ini adalah kerja kita semua dan NU adalah bagian dari pendiri bangsa oleh karenanya ini merupakan bagian dari tugas kita. NU tidak akan lepas dari peran pemerintah, NU selalu bersama pemerintah,” ungkapnya. (*)

 

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Wardiah, Perempuan yang Menghapus Letih Jamaah dengan Cinta

Published

on

Kitasulsel—Makkah—Di balik kerudung sederhana dan senyum tulusnya, ada hati yang sepenuhnya telah diwakafkan. Wardiah, Ketua Kloter 6 Embarkasi Makassar, bukan hanya seorang pemimpin — ia adalah pelayan sejati para kekasih Allah.

Setiap pagi ia membuka hari dengan doa, agar langkahnya ringan, hatinya lapang, dan wajahnya selalu mampu menghadirkan ketenangan. Baginya, melayani jamaah bukan sekadar tugas — ini adalah jalan suci, jalan cinta, jalan pengabdian.

Ia tidak hidup untuk dirinya sendiri selama masa tugas ini. Kebutuhan pribadi ia simpan rapi di sudut hati, karena seluruh waktunya ia curahkan untuk mereka yang sedang menuju rumah Tuhan.

Di sektor 3, Hotel 311, ia hadir bukan sekadar untuk mengatur dan mengawasi. Ia hadir untuk mendengar dengan hati, merangkul dengan kasih, dan menguatkan dengan sabar. Ia menyapa jamaah satu per satu, memastikan tak ada yang merasa sendiri, bahkan di tengah ribuan orang.

Darah Bugis-Makassar yang mengalir di tubuhnya terasa menyatu dengan para jamaah dari kampung halaman yang ia damping. Di antara mereka, ia bukan hanya ketua kloter — ia adalah anak, ibu, saudara, sahabat.

Ia tahu, tubuhnya lelah. Tapi lelahnya ia bungkus dalam doa, karena setiap senyum jamaah adalah penawar rasa penat. Ketika satu jamaah tersenyum karena merasa tenang dan diperhatikan, di sanalah ia merasa bahagia — benar-benar bahagia.

Tak jarang, tangis pecah dalam pelukannya. Tak jarang, tawa kecil hadir di sela cerita-cerita jamaah. Ia mendengarkan semuanya. Tentang rindu, tentang sakit, tentang rasa takut — dan ia menjawabnya bukan hanya dengan kata, tapi dengan hati yang hadir sepenuhnya.

Ia tahu betul, tugas ini bukan ringan. Tapi ia juga tahu, di balik setiap kesulitan, ada pahala yang tak tertakar oleh manusia.

Wardiah tidak meminta pujian. Ia hanya berharap, pelayanan yang ia berikan menjadi manfaat bagi jamaah, dan bernilai ibadah di sisi Allah. Ia ingin saat nanti ia kembali ke tanah air, bukan hanya membawa kenangan, tetapi juga membawa amal yang dicatat oleh langit.

Dan kelak, ketika semua ini menjadi cerita masa lalu, ia ingin dikenang bukan karena jabatannya — tapi karena cintanya yang tulus kepada tamu-tamu Allah.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel