Connect with us

HUT Ke-64 Pangkajene Kepulauan, Pj Gubernur Sulsel Serahkan Bantuan dan Resmikan Proyek Pembangunan

Published

on

Kitasulsel—Pangkep—Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, menyerahkan berbagai bantuan dan meresmikan sejumlah proyek di Puncak Acara Ulang Tahun Ke-64 Kabupaten Pangkep, Rabu, 28 Februari 2024.

Bantuan sektor pertanian dan kelautan yang diserahkan senilai Rp15,7 miliar. Terdiri atas bantuan asuransi nelayan, rumpon, rumah ikan dasar, terumbu buatan, mangrove, tambatan perahu, perahu Pokmaswas, sarana budidaya rumput laut, gudang garam, rumah tunnel, dan sarana usaha garam.

Diserahkan pula bantuan beras reguler dan buffer stok penanganan bencana berupa beras senilai Rp10.453.000 dan buffer stok senilai Rp176.855.620.

Demikian juga dengan penyerahan CSR Bank Sulselbar, berupa bantuan renovasi koridor RSUD Batara Siang dan pengadaan bibit pohon alpukat.

Penyerahan CSR PT. Satwa Utama Raya melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel berupa telur sebanyak 72.000 butir untuk pencegahan stunting, peningkatan gizi ibu hamil dan balita kekurangan gizi.

“Dengan semangat kebersamaan kita akan melangkah ke depan untuk harapan yang dicita-citakan bersama,” kata Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lologau.

Bantuan lainnya yang diserahkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) 2023 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Bahtiar juga meresmikan beberapa proyek tahun 2023, yakni Pasar Bonto Bila-bila, Pusat Layanan UMKM Terpadu dan Peresmian Laboratorium Kesehatan Masyarakat. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Jelaskan Pentingnya Pemimpin Punya Sudut Pandang Menyatukan, bukan Memisahkan

Published

on

Kitasulsel–SUMEDANG Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk mengedepankan pendekatan persatuan dan nilai-nilai agama dalam memimpin dan berkomunikasi dengan masyarakat.

Ajakan tersebut disampaikan Menag saat menjadi pembicara dalam Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II yang digelar Kementerian Dalam Negeri di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Kamis (26/6/2025).

Menag menyampaikan, bahwa agama adalah satu komponen penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia yang heterogen dan sangat plural. Untuk itu, pemimpin harus memiliki sudut pandang yang menyatukan, bukan memisahkan.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat plural dan heterogen, sehingga kita harus menggunakan pendekatan sentripetal, yaitu pendekatan yang mencari titik tengah di antara banyaknya titik. Jangan menggunakan pendekatan sentrifugal yang cenderung membubarkan semua titik,” jelasnya di Balairung Rudini, Jatinangor.

Menurut Menag, pemimpin yang baik adalah yang bisa berkomunikasi dengan masyarakatnya hingga menyentuh hati mereka. Menag menjelaskan bahwa sebagai pengayom masyarakat, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan juga memikirkan apa yang perlu disampaikan kepada masyarakat dengan bijak.

“Segala sesuatu yang keluar dari hati yang terdalam akan sampai ke hati yang terdalam juga, jadi sebelum berkomunikasi kepada masyarakat agar melakukan pembatinan”, ungkapnya.

Menag juga menjelaskan bahwa di tengah masyarakat Indonesia yang seluruhnya menggunakan agama sebagai seragam (baju) dalam menjalani hidup, agama bisa menjadi senjata bermata dua yang bisa menguntungkan dan juga merugikan.

“Agama itu seperti Nuklir, jika digunakan dengan baik maka akan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia.

Layaknya Nuklir, agama bisa menjadi perantara komunikasi yang baik kepada masyarakat. Sebaliknya, agama juga bisa menjadi hal yang memecah belah umat dan bangsa”, terangnya.

Dalam hal Moderasi Beragama, Menag menegaskan bahwa bukan syari’at agama yang diubah, melainkan cara kita beragama lah yang perlu diubah. “Moderasi Beragama bukan untuk mengubah agama yang tadinya tradisional menjadi modern, melainkan untuk mengubah cara kita beragama, tanpa mengubah teks di kitab suci kita”, tambahnya.

Di akhir pembicaraan, Menag menyampaikan nasihat penting kepada para Kepala Daerah, “Orientasi ini diadakan untuk mencerdaskan intelektual dan juga emosional.

Karena tugas kita selain mencerdaskan intelektual masyarakat, kita juga perlu mencerdaskan emosional nya, sehingga menciptakan lingkungan beragama yang harmonis”. Menurut Menag semua agama mengacu kepada satu tujuan, yaitu kemanusiaan.

Acara ini diikuti oleh 86 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta menghadirkan audiens dari Praja IPDN. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel