Connect with us

Dominasi Caleg Nasdem Tak Terbendung,Setelah Syaharuddin Alrif Di Dapil 9,Giliran dr Ani Nurbani Raih Suara Terbanyak Didapil 11

Published

on

Kitasulsel—Luwu Timur—-DPW Partai Nasdem Sulsel dibawa komando H Rusdi Masse Mappassesu menorehkan capaian impresif pada pileg tahun 2024 ini,Dibeberapa daerah dan dapil,Caleg nasdem baik DPRD Kota/Kabupaten,DPRD Provinsi hingga DPR RI memimpin dengan perolehan suara terbanyak.

Pencapaian signifikan tidak hanya di torehkan oleh Ketua dan Sekertaris DPW Partai Nasdem Sulsel ,Capaian Istimewa lainnya datang dari dapil 11 untuk DPRD Provinsi Sulsel,dr Ani Nurbani yang merupakan Ketua Garnita Luwu Timur memimpin perolehan suara terbanyak dari semua caleg di dapil 11 yang meliputi kabupaten Luwu Timur,Luwu Utara,Palopo dan Kabupaten Luwu.

Dikutip dari hasil real count dilaman resmi KPU,dr Ani Nurbani saat ini memimpin dengan perolehan suara terbanyak dari semua caleg di dapil 11 dengan jumlah suara 29.594.

Menyikapi hal tersebut dr Ani Nurbani yang juga merupakan Istri dari  Ketua DPD Partai Nasdem Luwu Timur  Ir H.Irwan Bachri Syam(IBAS)saat di konfirmasi media ini mengatakan bahwa pencapaian yang didapat saat ini adalah bentuk perjuangan dan doa dari masyarakat di Luwu raya itu sendiri yang menginginkan adanya keterwakilan di parlemen Sulsel yang mampu membawa aspirasi dari masyarakat di Luwu raya itu sendiri.

“Terima kasih untuk seluruh masyarakat yang ada di wilayah Luwu raya untuk amanah yang dipercayakan kepada kami,Ini akan menjadi tanggung jawab kami secara moral kepada masyarakat Luwu raya untuk berbuat yang terbaik,doakan agar semua proses berjalan dengan baik dan apa yang kita capai saat ini adalah buah dari perjuangan kita semua,jelasnya.

Diketahui bahwa capaian 29.595 suara yang di torehkan dr Ani Nurbani pada pileg 2024 ini jauh diatas jumlah perolehan suara  petahana di dapil 11,Mengacuh dari hasil real count KPU untuk dapil 11 hanya 5 petahana yang kemungkinan akan bertahan,sementara 6 pendatang baru akan mengisi kursi dprd Provinsi Sulsel dapil 11.

Berikut hasil perolehan suara teratas untuk dapil 11:

Zulfikar Limolang (PKB) 25.622 suara
Drs Jasrum(Golkar) 25.162 suara
dr Ani Nurbani (Nasdem) 29.594 suara
drg Marji Rumpak(Hanura) 17.121 suara
Hj Asni(PAN) 16.750 suara
Rusni Sunali (PPP) 28.807 suara

Petahana yang Lolos

Drs Marjono(Gerindra) 21.332 suara
Esra Lamban (PDIP) 24.214 suara
Marten Rantetondok (Golkar) 19.862 suara
Andi Syaifuddin (PKS) 16.103 suara
Ir Fadriati(Demokrat) 17.520 suara

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Jelaskan Pentingnya Pemimpin Punya Sudut Pandang Menyatukan, bukan Memisahkan

Published

on

Kitasulsel–SUMEDANG Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk mengedepankan pendekatan persatuan dan nilai-nilai agama dalam memimpin dan berkomunikasi dengan masyarakat.

Ajakan tersebut disampaikan Menag saat menjadi pembicara dalam Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II yang digelar Kementerian Dalam Negeri di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Kamis (26/6/2025).

Menag menyampaikan, bahwa agama adalah satu komponen penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia yang heterogen dan sangat plural. Untuk itu, pemimpin harus memiliki sudut pandang yang menyatukan, bukan memisahkan.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat plural dan heterogen, sehingga kita harus menggunakan pendekatan sentripetal, yaitu pendekatan yang mencari titik tengah di antara banyaknya titik. Jangan menggunakan pendekatan sentrifugal yang cenderung membubarkan semua titik,” jelasnya di Balairung Rudini, Jatinangor.

Menurut Menag, pemimpin yang baik adalah yang bisa berkomunikasi dengan masyarakatnya hingga menyentuh hati mereka. Menag menjelaskan bahwa sebagai pengayom masyarakat, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan juga memikirkan apa yang perlu disampaikan kepada masyarakat dengan bijak.

“Segala sesuatu yang keluar dari hati yang terdalam akan sampai ke hati yang terdalam juga, jadi sebelum berkomunikasi kepada masyarakat agar melakukan pembatinan”, ungkapnya.

Menag juga menjelaskan bahwa di tengah masyarakat Indonesia yang seluruhnya menggunakan agama sebagai seragam (baju) dalam menjalani hidup, agama bisa menjadi senjata bermata dua yang bisa menguntungkan dan juga merugikan.

“Agama itu seperti Nuklir, jika digunakan dengan baik maka akan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia.

Layaknya Nuklir, agama bisa menjadi perantara komunikasi yang baik kepada masyarakat. Sebaliknya, agama juga bisa menjadi hal yang memecah belah umat dan bangsa”, terangnya.

Dalam hal Moderasi Beragama, Menag menegaskan bahwa bukan syari’at agama yang diubah, melainkan cara kita beragama lah yang perlu diubah. “Moderasi Beragama bukan untuk mengubah agama yang tadinya tradisional menjadi modern, melainkan untuk mengubah cara kita beragama, tanpa mengubah teks di kitab suci kita”, tambahnya.

Di akhir pembicaraan, Menag menyampaikan nasihat penting kepada para Kepala Daerah, “Orientasi ini diadakan untuk mencerdaskan intelektual dan juga emosional.

Karena tugas kita selain mencerdaskan intelektual masyarakat, kita juga perlu mencerdaskan emosional nya, sehingga menciptakan lingkungan beragama yang harmonis”. Menurut Menag semua agama mengacu kepada satu tujuan, yaitu kemanusiaan.

Acara ini diikuti oleh 86 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta menghadirkan audiens dari Praja IPDN. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel