Connect with us

Danny Pomanto Launching Jappa Rong, Inovasi BKM Dukung Program Pemkot Makassar

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melaunching program Jappa Rong atau Jalur Program Pembangunan Anak Lorong yang merupakan inovasi Harian Berita Kota Makassar (BKM).

Program Jappa Rong bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dalam rangka mendukung program Pemkot Makassar.

Dihadiri 15 Camat se-Kota Makassar, peluncuran Jappa Rong berlangsung di Kampung Seni Baruga Kaluarrang Lorong Wisata Kyoto, Sabtu (2/3).

“BKM ini selalu tidak pernah berhenti berinovasi. Belum kita bangun Japparate, Jappa Rong sudah mendahului,” kata Danny Pomanto memuji.

Hadirnya Jappa Rong diharapkan bisa memotivasi untuk merevitalisasi kembali Lorong Wisata yang saat ini sudah menjadi role model tidak hanya di Indonesia tapi mendunia.

Apalagi baru-baru ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyambanginya mengingkan program Lorong Wisata menjadi percontohan untuk kota-kota di Indonesia.

“Jangan semangat kita turun, karena kebutuhan Lorong Wisata sudah menjadi bagian role model untuk Indonesia bahkan dunia,” ujarnya.

“Maka dengan itu, hadirnya Jappa Rong harus membuat Camat-Lurah lebih semangat lagi. Itu artinya bahwa semua apa yang kita kerjakan di Lorong Wisata akan tereskspos secara otomatis di Harian BKM,” tambah Danny Pomanto.

Ia juga mendorong Harian BKM untuk mengawal keberlanjutan program Pemkot Makassar yang saat ini sudah berjalan dengan sangat baik. Salah satunya Lorong Wisata.

Direktur Harian BKM Mustawa Nur mengatakan Jappa Rong didekatkan dengan tiga tahap. Yaitu, mendata, memastikan, dan memutuskan.

Di mana BKM mendata jalur program Pemkot Makassar di 15 kecamatan.

8 kecamatan menentukan jalur program Lorong Wisata, dan 7 kecamatan lainnya jalur program Sentuh Hati.

“Kita akan turun langsung ke masyarakat apa yang menjadi terkait dengan problematik yang terjadi di jalur program ini,” kata Mustawa.

Kemudian lanjut Mustawa, Camat-Lurah dan unsur-unsur yang ada di bawahnya juga turun mendata dan berkolaborasi dengan BKM untuk mengkonkretkan data yang diperoleh.

Itu, kata dia adalah jalur ditemukan. Ada pula jalur nenemukan yaitu pemerintah kota melalui Dinas Komunikasi dan Informatika membuka ruang kepada masyarakat melapor lewat Call Center 112.

“Silahkan bapak/ibu warga masyarakat yang tidak terakses lewat pendataan secara langsung itu diberikan ruang lewat 112,” tuturnya..

Langkah kedua yaitu memastikan. BKM bersama pemerintah kota akan turun langsung ke lapangan memastikan secara faktual soal problematik sosial yang didata sebelumnya.

“Dengan begitu kita buat konsep atau kerangka jalan keluarnya, dan tahap ketiga atau terakhir adalah memutuskan,” tutupnya(**).

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Jelaskan Pentingnya Pemimpin Punya Sudut Pandang Menyatukan, bukan Memisahkan

Published

on

Kitasulsel–SUMEDANG Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk mengedepankan pendekatan persatuan dan nilai-nilai agama dalam memimpin dan berkomunikasi dengan masyarakat.

Ajakan tersebut disampaikan Menag saat menjadi pembicara dalam Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II yang digelar Kementerian Dalam Negeri di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, Kamis (26/6/2025).

Menag menyampaikan, bahwa agama adalah satu komponen penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia yang heterogen dan sangat plural. Untuk itu, pemimpin harus memiliki sudut pandang yang menyatukan, bukan memisahkan.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat plural dan heterogen, sehingga kita harus menggunakan pendekatan sentripetal, yaitu pendekatan yang mencari titik tengah di antara banyaknya titik. Jangan menggunakan pendekatan sentrifugal yang cenderung membubarkan semua titik,” jelasnya di Balairung Rudini, Jatinangor.

Menurut Menag, pemimpin yang baik adalah yang bisa berkomunikasi dengan masyarakatnya hingga menyentuh hati mereka. Menag menjelaskan bahwa sebagai pengayom masyarakat, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan juga memikirkan apa yang perlu disampaikan kepada masyarakat dengan bijak.

“Segala sesuatu yang keluar dari hati yang terdalam akan sampai ke hati yang terdalam juga, jadi sebelum berkomunikasi kepada masyarakat agar melakukan pembatinan”, ungkapnya.

Menag juga menjelaskan bahwa di tengah masyarakat Indonesia yang seluruhnya menggunakan agama sebagai seragam (baju) dalam menjalani hidup, agama bisa menjadi senjata bermata dua yang bisa menguntungkan dan juga merugikan.

“Agama itu seperti Nuklir, jika digunakan dengan baik maka akan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia.

Layaknya Nuklir, agama bisa menjadi perantara komunikasi yang baik kepada masyarakat. Sebaliknya, agama juga bisa menjadi hal yang memecah belah umat dan bangsa”, terangnya.

Dalam hal Moderasi Beragama, Menag menegaskan bahwa bukan syari’at agama yang diubah, melainkan cara kita beragama lah yang perlu diubah. “Moderasi Beragama bukan untuk mengubah agama yang tadinya tradisional menjadi modern, melainkan untuk mengubah cara kita beragama, tanpa mengubah teks di kitab suci kita”, tambahnya.

Di akhir pembicaraan, Menag menyampaikan nasihat penting kepada para Kepala Daerah, “Orientasi ini diadakan untuk mencerdaskan intelektual dan juga emosional.

Karena tugas kita selain mencerdaskan intelektual masyarakat, kita juga perlu mencerdaskan emosional nya, sehingga menciptakan lingkungan beragama yang harmonis”. Menurut Menag semua agama mengacu kepada satu tujuan, yaitu kemanusiaan.

Acara ini diikuti oleh 86 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta menghadirkan audiens dari Praja IPDN. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel