Connect with us

MUI Makassar Gelar FGD Lintas Ormas untuk Perkuat Ukhuwah

Published

on

Kitasulsel–Makassar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Karebosi Premier Makassar, Selasa (23/7/2024).

FGD ini menghadirkan ormas-ormas dan perwakilan MUI kecamatan se-Kota Makassar.

FGD mengangkat tema “Penguatan Ukhuwah Berbasis Moderasi Beragama”. Para pembicara yang hadir yakni Ketua Dewan Syuro Wahdah Islamiyah Makassar, KH. Ikhwan Abdul Jalil, Wakil Pimpinan Muhammadiyah Makassar KH. Sudirman, dan Ketua Komisi Ukhuwah MUI Makassar, KH. Mahmud Suyuti. FGD dipandu oleh Hasan Pinang, S.Ag.

Ratusan peserta tampak hadir dalam kegiatan tersebut. Selain unsur MUI Kecamatan, Pengurus MUI Kota Makassar sendiri hadir lengkap, di antaranya Ketua MUI Makassar, AGH. Syekh Dr. H. Baharuddin HS, Sekertaris Umum Dr. KH Masykur Yusuf dan Bendahara Umum Drs. HM. Yunus HJ, dan pengurus teras lainnya.

Kegiatan FGD dibuka Walikota Makassar diwakili Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Ormas Kesbangpol Makassar, Chaidir, S.STP, M.Si. Chaidir berharap MUI dan Pemkot terus bekerjasama dalam menjunjung tinggi untuk merawat toleransi di Kota Makassar yang merupakan kota metropolitan.

“Saya mewakili Walikota Makassar sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga semakin memperkuat persatuan antar umat dan sesama umat,” katanya.

Ketua MUI Makassar, AGH. Syekh Dr. H. Baharuddin HS, dalam sambutannya menegaskan pentingnya memahami konsep moderasi untuk menguatkan ukhuwah dan toleransi.

Oleh karena, katanya, diskusi mengenai tema tersebut menjadi sangat penting di tengah keragaman pemikir dan dan pendapat umat Islam.

“Moderasi atau wasathiyah harus mampu memperkuat ukhuwah di antara kita, baik ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan sesama umat Islam, ukhuwah wathaniyah adalah persatuan dalam ikatan kebangsaan,dan ukhuwah basyariah yaitu persaudaraan sesama umat manusia,” tandas Syekh Baharuddin.

Ia juga berharap kepada peserta FGD agar menyampaikan hasil diskusi nantinya kepada keluarga, dan semua umat Islam agar tetap mengamalkan ukhuwah ini sehingga terciptanya rasa keamanan dan kedamaian.

Wakil Pimpinan Muhammadiyah Makassar KH. Sudirman dalam materinya mengatakan umat Islam saatnya jangan memperbesar perbedaaan mazhab karena suda merupakan sunnatullah.

“Kami di Muhammadyah tidak mempersoalkan perbedaan mazhab karena masing-masing punya landasan yang kuat, ” katanya.

Ia juga menyayangkan banyak masyarakat yang tidak paham agama tapi ikut memberi komentar di media sosial. “Kita sangat menyayangkan hari ini banyak yang berkomentar agama yang bukan ahlinya seperti di Media sosial sehingga umat semakin bingung, ” katanya.

KH Ikhwan Abd Jal Ketua Dewan Syuro Wahdah Islamiyah Makassar, KH. Ikhwan Abdul Jalil, juga menambahkan bahwa persaudaraan seharusnya tak perlu ada prsyarat atau agenda tertentu. Tapi persaudaraan harus dibangun karena Allah semata

“Persaudaraan dan persatuan adalah buah dari akhlak yang baik, sementara perpecahan adalah buah dari akhlak yang buruk”, ungkap KH Ikhwan Jalil.

Sementara itu, Ketua Komisi Ukhuwah Kota Makassar, KH Mahmud Suyuti, menegaskan bahwa proyek pertama yang dilakukan Rasulullah ketika sampai di Madinah adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.

“Ini menunjukkan bahwa persaudaraan adalah hal yang paling penting dalam Islam”, ungkapnya.

Mahmud Suyuti menutup paparan materinya dengan mengatakan bahwa hidup dengan keragaman, memang bisa menjadi berkah, namun bisa juga menjadi musibah.

Namun, kalau tidak mau hidup dengan keberagaman atau tidak menghargai keberagaman, Mahmud Suyuti mempersilakan untuk hidup di hutan saja. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Resmikan Alih Status IAIN Ponorogo Jadi UIN Kiai Ageng Muhammad Besari

Published

on

Kitasulsel–PONOROGO Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari. Peresmian perubahan status ini dilakukan Menteri Agama Nasaruddin Umar, sekaligus meresmikan Gedung Pusat Sumber Belajar, Minggu (14/9/2025).

Gedung baru tersebut akan difungsikan sebagai pusat pendidikan sekaligus kantor layanan, mempertegas peran UIN Ponorogo sebagai pusat keilmuan dan pengabdian masyarakat.

Menag berharap dengan status universitas, UIN Ponorogo semakin produktif melahirkan generasi muda yang berakhlak, berilmu, dan berdaya saing global.

“Saya bangga dengan kampus-kampus yang bersih, asri, disiplin, dengan mahasiswa produktif dan sopan, serta dosen-dosen kreatif. InsyaAllah UIN Ponorogo bisa menjadi kampus yang membanggakan,” kata Menag.

 

Lebih lanjut, Menag mengingatkan bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki peran lebih luas dibandingkan kampus umum. “Kampus UIN harus berbeda. Bukan hanya lembaga akademik, tetapi juga institusi dakwah,” pesan Menag.

“PTKIN tidak cukup hanya melahirkan ilmuwan, tapi juga intelektual dan cendekiawan. Ilmuwan itu tahu, intelektual mengamalkan, dan cendekiawan menghadirkan resonansi kebermanfaatan bagi masyarakat,” sambungnya.

 

Dalam sambutannya, Menag juga menyoroti suasana kampus yang hijau dan asri sebagai salah satu keunggulan UIN Ponorogo. “Kampus ini indah, hijau, dan sejuk. Banyak pepohonan dan hewan di sekitarnya. Suasana seperti ini akan membuat mahasiswa betah belajar,” ujarnya.
​​​​​​​
​​​​​​​Menag menekankan bahwa keasrian kampus harus sejalan dengan kualitas akademik dan karakter mahasiswa. “Prasarananya sudah bagus, tinggal bagaimana kita merawatnya. Yang lebih penting adalah manusianya. Produk yang lahir dari UIN Ponorogo harus hebat dan terkenal, menjadi kebanggaan Ponorogo bahkan Indonesia,” tegasnya.

 

Peresmian ini turut dihadiri Rektor UIN Ponorogo, Bupati Ponorogo, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag Ponorogo, serta para rektor PTKIN dari berbagai daerah. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel