Politics
Appi-Aliyah Kompak Sapa Warga di Biringkanaya, Ingatkan ke TPS

Kitasulsel–Makassar Bakal pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham (Appi – Aliyah) kompak menyapa warga di Kecamatan Biringkanaya, Sabtu, (24/8/2024).
Pasangan Appi – Aliyah memang semakin gencar menyapa warga setelah memastikan memenuhi syarat pengusungan dari partai politik untuk maju di Pilwali Makassar, 27 November mendatang.

Di mana Appi – Aliyah telah mengantongi dukungan 10 kursi dari tiga partai politik dalam bentuk rekomendasi B1 – KWK untuk mendaftar ke KPU pada 27 Agustus nanti. Yakni, Golkar (6 kursi), Demokrat (3 kursi) dan Perindo (1 kursi).
Dalam kunjungan Appi – Aliyah di Kecamatan Biringkanya dengan Daftar Pemilih Terbanyak (DPT) itu, pasangan dengan tagline ‘Mulia’ itu disambut antusias warga.

Munafri Arifuddin menuturkan, kehadirannya bersama Aliyah Mustika Ilham sekaligus meminta restu dan dukungan masyarakat di Pilwali nanti.
Sehingga ia mengajak masyarakat untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya sebaik – baiknya.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran kami berada di tengah-tengah kelompok masyarakat ini, memberikan daya tarik kepada mereka agar memberikan dukungan kepada kami dalam pemilihan wali kota 27 November akan datang,” harap Appi.
Tak hanya itu, antusiasnya warga menyambut pasangan Mulia itu terbukti dari animo warga mengajak berfoto. Serta sorakan warga juga tak henti – henti kepada pasangan itu. “Wattunami Mulia,” teriak warga, kompak.
“Kami bersama ibu Aliyah langsung hadir mengajak masyarakat semua datang ke TPS tanggal 27 November, jaga kesehatan ta. Pastikan pilihan ta Mulia,” kata Ketua Golkar Makassar itu.
Diketahui, di Biringkanaya, Appi dan Aliyah menyisir beberapa lokasi bertemu warga.
Kegiatan menyapa warga ini sudah rutin dilakukan Munafri Arifuddin dengan program “Appi Peduli”. Bahkan hampir 10 titik setiap harinya. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login