Connect with us

Dinas kesehatan Makassar

Cacar Monyet Mulai Merebak, Dinkes Makassar Imbau Warga Tetap Waspada

Published

on

Kitasulsel–Makassar Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa pemerintah sempat menerima sejumlah laporan kasus suspek penyakit cacar monyet (Mpox) di beberapa titik, termasuk Bali dan Jakarta.

Merespon penyakit Mpox yang kini mulai menjadi perhatian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar dr Nursaidah Sirajuddin mengatakan, belum ada warga Makassar yang terindentifikasi cacar monyet.

“Di Makassar sampai hari ini Alhamdulillah tidak ada (pasien terindikasi infeksi cacar monyet) dan semoga tidak ada,” terangnyq, Minggu (8/9/2024).

Meski begitu, dr Ida mengatakan, masyarakat harus tetap waspada terhadapat cacar monyet. Disarankan untuk selalu hidup bersih.

“Mulailah dengan hidup bersih, dan peka terhadap apa yang dialami oleh diri sendiri, dan orng sekitar, lebih cepat di melapor ke pihak kesehatan akan lebih baik untuk diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.

BACA JUGA  Hadiri FGD, Kadinkes Makassar Paparkan Konsep Kawasan Tanpa Rokok

dr Ida menjelaskan, cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau lebih umum disebut sebagai virus monkeypox.

Penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan. Penyebutan cacar monyet dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox.

“Penyakit ini dapat tertular melalui kontak langsung dengan luka yang terkontaminasi virus, droplet, dan cairan tubuh (saat batuk atau bersin),”

“Kalau penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan atau kulit hewan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus,” tambahnya.

Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan orang-orang yang sedang terinfeksi, atau hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai.

BACA JUGA  Hari Sumpah Pemuda, Dinkes Makassar Ajak Pemuda Aktif Jaga Kesehatan

“Itu cara-cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghindari dari cacar monyet,” tutupnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Dinas kesehatan Makassar

Kepala Dinkes Makassar Harap 47 Puskesmas Go BLUD di Tahun 2025

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar menggelar kegiatan Penilaian Penetapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) 28 Puskesmas Kota Makassar di Hotel Claro, Rabu (4/12/2024).

Kepala Dinas (Dinkes) Kota Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin mengatakan bahwa penilaian untuk BLUD di 28 Puskesmas karena sebenarnya Puskesmas kita itu ada 47 Puskesmas.

Menurutnya, 19 Puskesmas sudah BLUD sejak tahun 2017 kemarin, ini kita pastikan di tahun 2025 per Januari nanti, 47 Puskesmas di Kota Makassar sudah BLUD.

“Hari ini kita melakukan penilaian untuk bagaimana Badan Layanan Umum Daerah Kota Makassar di 47 Puskesmas yang merupakan layanan kesehatan di Kota Makassar, itu menjadi perhatian kita, perhatian Pemerintah Kota Makassar,” jelasnya.

Lanjutnya, dimana 47 Puskesmas nantinya, bagaimana mereka bisa memampukan diri dari segi finansial, karena kita tahu bersama bahwa untuk dana APBD biasanya kita dapatkan di bulan dua atau bulan tiga, dengan adanya BLUD disemua Puskesmas ini, mereka dapat mengatur terkait apa yang menjadi rencana-rencana yang akan dilakukan di Januari.

BACA JUGA  Hari Sumpah Pemuda, Dinkes Makassar Ajak Pemuda Aktif Jaga Kesehatan

“Jadi bagaimana terkait dengan finansialnya yang mereka pastikan itu harus mereka jalankan karena namanya layanan kesehatan harus tidak boleh kata tidak, contoh ada tidak ada obat di Puskesmas dan kesiapan SDM juga yang tidak bisa diakomodir,” ungkapnya.

Kami berharap dengan dokumen – dokumen yang kita sudah pastikan, karena kita ini pendampingan dengan BPKP Provinsi Sulsel sejak Januari tahun 2023. Jadi berharap dokumen – dokumen harus dipastikan terkait Perwali – Perwali itu sudah kita maksimalkan.

“Nah ada satu hal yang kami maksimalkan nanti di lapangan terkait dengan 47 Puskesmas BLUD ini adalah Perwali kerjasama, semua Puskesmas harus berinovasi terkait bagaimana meningkatkan pendapatan yang ada di Puskesmas,”terangnya.

BACA JUGA  Kadis Kesehatan Makassar Hadiri Launching dan Bimtek Aplikasi SRIKANDI

Karena seiring pendapatan yang meningkat, pastinya juga berkontribusi terkait kesejahteraan pegawainya, disamping itu juga bagaimana kecukupan terkait SDM dan alat prasarana yang kita butuhkan, itu tidak ada terkendala dengan adanya pembiayaan layanan umum kota Makassar.

Begitu ada layanan ini, kami berharap 47 Puskesmas betul – betul meningkatkan layanannya, dari apa yang dicapai tahun ini, tahun – tahun berikutnya lebih maksimal lagi.

Kata dokter Ida sapaannya, ada satu indikator yang sangat penting, sebenarnya diberapa indikator terkait layanan umum daerah ini, ada yang sangat kami tekadkan itu terkait standar pelayanan ini, yaitu 12 indikator standar minimal kesehatan itu.

“Begitu mereka mencapai seratus persen maka terdongkraklah kesehatan Kota Makassar ke arah lebih baik, karena 12 indikator ini sudah mayoritas yang mereka lakukan untuk layanan kesehatan secara umum, itulah menjadi alasan kenapa kita dorong 47 Puskesmas untuk penilaian BLUD,”pungkasnya.

BACA JUGA  Audience TIM SSGI 2024, Kadis Kesehatan dengan Walikota Makassar

Terkait kesiapan 28 Puskesmas mereka sudah siap sejak tahun 2023 bulan Januari karena kita didampingi BPKP Provinsi Sulsel, jadi mereka kurang lebih 30 kali mereka diarahkan dan didampingi terkait apa yang menjadi perhatian penuh terkait dokumen dokumen untuk memaksimalkan layanan BLUD.

“Namanya juga baru kita tidak bisa seratus persen, jadi kita step by step. Intinya hari ini kita sudah melakukan penilaian penetapan BLUD di 28 Puskesmas, artinya 47 Puskesmas sudah harus go untuk memaksimalkan terkait apa menjadi perhatian untuk meningkatkan layanan semua Puskesmas yang ada di Kota Makassar,” tutupnya. (*)

Continue Reading

Trending