Connect with us

Politics

Seabrek Janji Appi untuk Warga Pulau di Makassar

Published

on

Kitasulsel–Makassar Calon Wali Kota Makassar nomor urut 1 Munafri Arifuddin Appi terus menyampaikan komitmen dan Janji kepada warga Makassar.

Dirinya memastikan bahwa warga Pulau bakal merasakan penerangan selama 24 jam. Dia bahkan menegaskan, tidak ada daerah di kota Makassar yang dianak tirikan.

“Masyarakat pulau akan mendapatkan layanan listrik selama 24 jam setiap hari. Listrik itu sangat penting, dan kami pastikan kebutuhan ini akan terpenuhi jika kami diberi amanah untuk memimpin Kota Makassar,” ujarnya, Minggu (6/10/2024).

Tak hanya itu, politik Golkar yang akrab disapa Appi itu, juga menyoroti ancaman abrasi yang kerap melanda wilayah pesisir.

Ia mengatakan bahwa hampir setiap tahun, pulau mengalami pengikisan tanah akibat abrasi.

BACA JUGA  Deklarasi Pasangan Sehati di Makassar Akan Dimeriahkan Artis Ibu Kota, Sejumlah Elit DPP Partai Pengusung juga Dijadwalkan Hadir

Untuk itu, Appi berkomitmen untuk membangun bendungan ombak guna melindungi wilayah pesisir dari kerusakan lebih lanjut.

“Pembangunan bendungan ombak sangat diperlukan untuk melindungi wilayah pesisir dari abrasi. Kami akan memberikan perhatian khusus untuk hal ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Appi berjanji akan menyediakan asrama gratis bagi anak-anak pulau yang ingin melanjutkan pendidikan ke kota.

Ia juga berencana menyalurkan program beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu agar mereka dapat mengakses pendidikan yang lebih baik.

“Anak-anak pulau tidak boleh berhenti sekolah. Mereka berhak untuk mengejar cita-cita mereka, dan kami akan mendukung penuh,” tambah Appi.

Di akhir kunjungannya, Appi mengajak warga untuk berpartisipasi aktif dalam Pilwali Makassar yang akan datang.

BACA JUGA  Sejalan Dengan Hasil Survei,Deklarasi Dan Pendaftaran IBAS-Puspa”Pecah”

“Pastikan memilih pasangan yang siap memberikan solusi, yaitu nomor urut 1, Appi-Aliyah,” pungkasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Warga Desa Borimatangkasa Kagumi Husniah Talenrang, Rendah hati dan Sederhana

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Blusukan Ilham Fauzi di Pasar Butung Disambut Meriah Para Pedagang

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel