Connect with us

Politics

Teken Kontrak Pembangunan Stadion di Makassar, Appi Sudah Siapkan Desain

Published

on

Kitasulsel–Makassar Calon Wali Kota dan wakil wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA), berjanji akan membangun Stadion baru berstandar Internasional di Kota Makassar.

Kesepakatan kontrak politik itu, diteken langsung oleh Calon Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi) didampingi Ketua Tim Pemenangan MULIA, Ilham Arief Sirajuddin alias IAS di hadapan 500 an suporter PSM Makassar, di Posko Induk MULIA, Jl. AP Pettarani Makassar, Minggu (13/10/2024) malam.

Secara khusus Appi bahkan sudah menyiapkan desain dan maket stadion yang akan dibangunnya jika terpilih bersama Aliyah jadi Wali Kota dan Wakil di Pilkada serentak 27 November mendatang.

Pada kesempatan ini, Appi membakar semangat ratusan pecinta bola yang hadir di lokasi tersebut. Paslon nomor 01 itu, secara tegas menyampaikan komitmenya untuk menghadirkan stadion baru yang diimpikan masyarakat Kota Makassar dan warga Sulsel secara umum.

BACA JUGA  Simpatisan Paslon Gunakan Kendaraan Plat Merah Saat Hadiri Deklarasi ,Bawaslu Sidrap Lakukan Penelusuran

“Kami pasangan MULIA akan memhadirkan kembali stadion di Kota Makassar, ini menjadi komitmen Appi-Aliyah,” jelas Appi, disambut teriakan Wattunami MULIA.

Lebih lanjut mantan Chief Executive Officer itu, menjelaskan. Pembangunan stadion bertaraf internasional merupakan keharusan karena dibutuhkan pada kondisi saat ini, apalagi digemari pecinta sepak bolah dan supporter.

Appi menilai, eksitensi PSM adalah jiwa Makassar. Dan stadion adalah tempat merayakan Euforia. Selain itu, Pembangunan stadion ini akan menjadi simbol kekuatan dan kemuliaan Makassar, serta ruang bagi masyarakat untuk berkumpul dan merayakan kemenagan bersama.

“Proses pembangunan stadion tidak harus memakai dana Pemerintah, tapi bisa dengan kerjasama dengan swasta. Dari sepak bola kita bisa membangun kota Makassar,” jelas Appi.

BACA JUGA  KPU Makassar Sahkan Kemenangan Paslon Munafri-Aliyah di Pilwalkot 2024

Diketahui, saat Appi menjadi CEO PSM. Tidak pernah ada sejarahnya PSM kalah di stadion. Tiga kali berturut-turut main kandang, selalu menang di Mattoanging. Bahkan pernah ada kendalah, sehingga untuk membenahi, bayangkan pada saat itu dari 18 tim PSM posisi nomor 17.

Pada kesempatan ini juga, sesi dialog bersama supporter PSM. Ketua TIM Pemenagan MULIA, Ilham Arief Sirajuddin alias IAS menyampaikan beberapa hal terkait dirinya pernah menjabat sebagai Wali Kota Makassar, dua periode.

“Saat saya menjabat Wali kota Makassar, dua periode dan menjadi pengurus PSM dan telah mengukir beberapa prestasi untuk PSM,” katanya.

Ia mengajak para pecinta bola yang tergabung dalam supporter PSM agar mendukung Appi-Aliyah di Pilwali 2024. Karena, paslon MULIA akan menghadirkan stadion bertaraf internasional di Kota ini.

BACA JUGA  Amran Sulaiman Masuk Bursa Calon Ketum PPP, DPP Tegaskan Tak Intervensi Pilihan Muktamar

“Mari kita dukung Appi-Aliyah menjadi Wali kota dan Wakil di Kota Makassar. Insya Allah keinginan membangun stadion berstandar internasional di Makassar terwujud,” jelas Appi. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  KPU Makassar Sahkan Kemenangan Paslon Munafri-Aliyah di Pilwalkot 2024

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  AIA Ajak Wagub Join Gerindra, Respons Fatmawati Rusdi: Sudah Seperti Keluarga

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Amran Sulaiman Masuk Bursa Calon Ketum PPP, DPP Tegaskan Tak Intervensi Pilihan Muktamar

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel