Pilgub Sulsel
Komitmen Pemberantasan Korupsi, Danny-Azhar Teken Paktaintegritas di ACC, Andalan-Hati Absen
Kitasulsel–MAKASSAR Komitmen dalam pencegahan penindakan korupsi ditunjukan pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Moh Ramdhan Pomanto – Azhar Arsyad (DIA) dengan penandatangan pakta integritas.
Penandatanganan pakta integritas diinisiasi oleh Lembaga Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi yang dilaksanakan di kantornya, Ruko Pettarani Center, Makassar, Minggu (17/11/2024) siang.
Bekerjasama pula dengan Transparency International Indonesia (TII) dengan mengundang dua pasangan calon (Paslon) Gubernur Sulawesi Selatan 2024.
Azhar tampak hadir terlebih dahulu, kemudian disusul Moh Ramdhan Pomanto. Sementara paslon nomor urut 02 Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi tidak hadir sampai Danny – Azhar selesai tandatangan.
Ketua Badan Pekerja ACC Sulawesi, Kadir Wokanubun di awal sambutannya menyampaikan sudah mengundang seluruh paslon untuk penandatanganan pakta integritas.
“Kami sudah hubungi nomor paslon yang bersangkutan (Sudirman – Fatma) namun tidak konfirmasi. Kemudian menghubungi LO nya untuk mengonfirmasi paslon juga tapi tidak hadir,” kata Kadir Wakanubun.
Disaat acara masih berlangsung, cuaca berubah menjadi hujan disertai angin kencang. Meski demikian, tak membuat acara penandatanganan terhenti.
Kadir melanjutkan potensi kepala daerah sangat rentan tersandung korupsi. Dia mencontohkanb Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Provinsi kalimantan Selatan (Kalsel) terhadap beberapa pejabat provinsi Kalsel terkait korupsi dalam pengadaan barang dan jasa yang diduga juga melibatkan Gubernur Kalsel.
Di Sulsel sendiri, kata Kadir, tercatat sudah ada beberapa kepala daerah yang pernah diproses oleh KPK yakni mantan Gubernur Sulsel dan mantan Walikota Makassar.
“Hal ini harus jadi pelajaran bagi kepala daerah ke depannya agar ketika menjabat nantinya tidak melakukan tindak pidana korupsi,” terang Kadir.
Penandatanganan ini lanjutnya bagian dari penguatan dari debat yang dinilai minim terkait isu persoalan korupsi.
“Saat debat porsi isu anti korupsi tidak banyak dan tidak utama, padahal sangat penting. Makanya kami menghadirkan forum berbeda mempertajam visi misi anti korupsi,” tegasnya.
“Mari sama-sama mengikat komitmen tindak korupsi sebagai musuh bersama ketika terpilih,” lanjutnya diakhir sambutan.
Sementara Danny Pomanto didaulat memberikan sambutan menyampaikan apresiasi atas inisiasi ACC Sulawesi dan TII yang menggagas acara ini.
“Insya Allah kami bertekad dalam pencegahan tindak pidana korupsi. Pak Azhar juga inikan aktivis NGO, jadi kita komitmen,” kata Danny.
Komitmen pemerintahan bersih mencegah indikasi korupsi kata Wali Kota Makassar dua periode ini dibagi menjadi 3 konsep.
“Kami mencoba menjabarkan dalam 3 bagian. Pertama taat LHKPN. Soal ini juga potensi banyak main-main. Kalau saya (LHKPN) itu jujur saya isi, bukan kayanya. Karena hanya punya tanah namun tiba-tiba saya terkaya. Padahal persoalan jujur. Karena slogannya harus jujur,” urainya.
“Kedua bebas LHP BPK dan ketiga LHP Inspektorat kinerja. Ini semua harus sejalan, kapan ada cacat akan melamhggar visi misi kami,” terang Danny.
Turut diundang LBH Makassar, FIK ORNOP Sulsel, YPMP Sulsel, Lapar Sulsel, Yasmib, KPA Sulsel, Walhi Sulsel, SP Anging Mammiri, Perdik Sulsel, Ombudsman Perwakilan Sulsel, AJI Makassar, IJTI Sulsel, PJI Sulsel, PFI Sulsel, LBH Pers Makassar serta para jurnalis.
Sementara Azhar mengatakan komitmen pemberantasan korupsi di pemerintahan telah dijalani Moh Ramdhan Pomanto. Dengan berbagai tantangan, dinamika, hampir 10 tahun memimpin Makassar mampu meningkatkan PAD dari 500 M menjadi 1,7 triliun.
“Kami ini sebagian kecil di DPR, tapi wali kota hampir 10 tahun dengan berbagai dinamika, godaan. Karena kalau pemerintahan berhasil meningkatkan PAD artinya pemimpinnya, mampu menjaga amanah dan pro anti korupsi,” sambung Azhar yang juga mantan Kordinator FIK Ornop Sulsel. (*)
Pilgub Sulsel
Kesejahteraan Nelayan Jadi Fokus ‘DIA’ Jika Jadi Gubernur Sulsel
Kitasulsel–MAKASSAR Kesejahteraan nelayan menjadi fokus pemerintahan Danny-Azhar (DIA) jika nanti ia terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel pada 27 November 2024.
Hal itu disampaikan Calon Gubernur Sulsel Moh Ramdhan Pomanto saat blusukan ke TPI Paotere di Jalan Sabutung Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Minggu (17/11) pagi.
Sebagai Wali Kota Makassar dua periode, TPI Paotere merupakan salah satu pusat ekonomi khususnya di bidang perikanan yang menjadi perhatiannya saat menjabat.
Bahkan, sebelum masa jabatannya di periode pertama berakhir 2019 lalu ia mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp30 miliar guna untuk pembenahan TPI Paotere.
Namun sayang, pada Oktober 2019 lalu TPI Paotere diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel), sehingga bukan menjadi kewenangan pemerintah kota lagi
Berdasarkan berita acara serah terima, aset yang diserahkan yaitu mulai dari kantor UPTD, bangunan TPI, kios depan dan belakang, hingga pelataran parkir.
“Sayangnya waktu dua tahun Pj Wali Kota masuk ini (TPI Paotere) diserahkan ke provinsi, dan waktu pak Bahtiar saya minta kembali. Kenapa karena kita sudah punya gambarnya, kita sudah punya siteplan-nya, uang sudah ada, sayangnya itu dialihkan ke sana (Pemprov Sulsel),” cerita Danny Pomanto.
“Maka ada dua tindakan yang bisa kita lakukan, ini (TPI Paotere) kembalikan ke Makassar atau tungguma di Provinsi,” tegas Danny Pomanto dalam lawatan politiknya di TPI Paotere.
Danny Pomanto menilai TPI Paotere ini bukan hanya sekadar tempat menjual ikan melainkan ada unsur sejarah di dalamnya. Tempat lahirnya Kota Makassar, pertemuan Raja Gowa dan Tallo.
Sehingga dirinya merasa paling keberatan jika ada pihak yang ingin memindahkan TPI Paotere. Apalagi perubahan status pelelangan ikan ini saat ia tidak lagi menjabat sebagai Wali Kota Makassar.
“Atas izinta semua, saya mau kembalikan tempat ini jadi TPI supaya teman-teman bisa tetap di sini. Inikan statusnya di tingkatkan, dan saya keberatan karena di kasih naik waktu saya tidak ada. Kalau saya ada pasti saya jagaki,” ucapnya.
Jika terpilih nantinya, ia juga berjanji akan mempermudah izin perikanan yang menjadi kewenangan Pemprov Sulsel.
“Janji saya, saya tidak akan membuat nelayan menderita gegara izin,” ungkapnya.
Pasangan Nomor Urut 1 Danny-Azhar memiliki program Government Offtaker, yaitu membeli produk petani dan nelayan dengan harga yang layak sebagai upaya pemerintah provinsi untuk menjamin kesejahteraan kehidupan petani dan nelayan. (*)
-
1 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
5 bulan ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
Politics2 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
9 bulan ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
8 bulan ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
2 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
6 bulan ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
-
2 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
You must be logged in to post a comment Login