Connect with us

LIPUTAN HAJI 2025

Menjelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Batasi Aktivitas Fisik dan Umrah Sunah

Published

on

Kitasulsel—Makkah—Menjelang puncak ibadah haji 1446 H/2025 M yang diperkirakan berlangsung pada awal Juni, pemerintah mengimbau jemaah haji Indonesia untuk mulai membatasi aktivitas fisik berat, termasuk mengurangi pelaksanaan umrah sunah berulang-ulang.

Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, Akhmad Fauzin, dalam konferensi pers operasional haji hari ke-20, Senin (20/5/2025).

“Masih ada sekitar dua pekan sebelum puncak haji. Gunakan waktu ini untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” ujar Fauzin.

Ia mengajak jemaah untuk memperbanyak mengikuti bimbingan manasik haji yang diselenggarakan di hotel tempat pemondokan. Menurutnya, manasik bukan sekadar pengulangan, tetapi bekal penting agar jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan baik dan benar.

BACA JUGA  Bukan Sekadar Mengawasi, Pak Kanwil Hadir Membawa Hangatnya Kepedulian untuk Jamaah NTB

“Jangan terlalu banyak menguras tenaga untuk kegiatan tambahan seperti ziarah ke luar kota atau umrah sunah berulang. Simpan energi untuk wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah lainnya yang lebih utama,” jelasnya.

Fauzin juga mengingatkan kondisi cuaca di Makkah yang diperkirakan mencapai 45 hingga 50 derajat Celsius saat puncak haji. Karena itu, ia menyarankan jemaah melaksanakan salat fardu di masjid hotel jika dirasa tubuh tidak cukup kuat untuk ke Masjidil Haram.

“Yang penting ibadah tetap jalan dan fisik tetap bugar,” imbuhnya.

Tak hanya kepada jemaah, Fauzin juga mengajak keluarga jemaah di Tanah Air untuk aktif mengingatkan orang tua atau kerabatnya yang sedang berhaji agar tidak memaksakan diri, terlebih bagi yang lanjut usia.

BACA JUGA  Irjen Kemenag Pantau Pemulangan Jemaah di Bandara Jeddah

“Perhatian dan dukungan dari keluarga di rumah sangat berarti bagi mereka yang sedang berada di Tanah Suci,” ujarnya.

Di akhir pesannya, Fauzin mengajak seluruh jemaah untuk menjaga kesehatan, niat, dan semangat ibadah agar meraih haji yang mabrur.

“Haji Indonesia, Aman, Nyaman, Mabrur Sepanjang Umur,” tutupnya.

 

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

LIPUTAN HAJI 2025

Dari Balik Bravo, Suara Penjaga Alur Perjalanan Suci Jemaah Haji

Published

on

Kitasulsel–MADINAH Di tengah gegap gempita Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, suara-suara bersahutan dalam berbagai bahasa. Tapi ada satu suara yang tak pernah terdengar oleh jemaah—suara yang melintas di frekuensi internal, tak kasat mata tapi begitu menentukan.

Suara itu keluar dari perangkat kecil bernama bravo, alat komunikasi genggam yang jadi urat nadi pergerakan jemaah haji Indonesia.

Di balik saluran itu, ada sosok bernama Kholis Tomin. Nama yang mungkin tak pernah dikenal jemaah, tapi kehadirannya nyaris tak pernah absen sejak jemaah menginjakkan kaki di tanah suci hingga kembali ke Tanah Air. Ia adalah suara yang menjaga alur perjalanan jutaan jiwa.

“Saya bukan siapa-siapa,” katanya pelan, sembari menggenggam erat bravo di tangannya. “Tapi selama jemaah bisa sampai dengan selamat, saya merasa cukup,” imbuhnya.

Kholis bukan wajah baru dalam pelayanan haji. Mukimin asal Madura ini telah mengabdi sejak tahun 2002. Dua puluh tahun lebih ia menapaki berbagai peran: perawat lansia, penghubung antar sektor, pemandi jenazah, hingga kini menjadi pengendali komunikasi jemaah melalui perangkat bravo. Setiap peran ia jalani bukan sekadar karena tugas, tapi panggilan hati.

Dari balik bravo, suara Kholis mengalir tenang namun tegas. “Rombongan embarkasi SUB sudah tiba. Bus standby, siap bongkar. Petugas siap sambut,” begitu biasanya ia memulai koordinasi.

BACA JUGA  Imbauan untuk Jamaah Lansia dan Kurang Sehat: Salat Jumat Disarankan di Masjid Sekitar Hotel

Tak ada sorotan kamera yang merekam. Tak ada tepuk tangan yang menyambut. Tapi di sudut-sudut bandara Arab Saudi, baik di Jeddah maupun Madinah, suara Kholis jadi sinyal dimulainya rangkaian pelayanan: penjemputan, distribusi bus, pengamanan jalur, hingga respons cepat saat terjadi keterlambatan atau kendala cuaca.

Ia tahu, di balik setiap kalimat yang ia ucapkan, ada ribuan lansia yang menunggu kepastian. Ada harapan dalam tiap detik.

Maka setiap kata ia ucapkan dengan tanggung jawab penuh. “Karena saya yakin, suara ini akan dicatat juga di langit,” ucapnya sambil menatap langit Madinah yang mulai menghangat.

Kholis bukan satu-satunya suara dari balik bravo di Daerah Kerja Bandara. Ada juga Iwan Bonex, sosok jangkung yang telah 17 tahun menjadi bagian dari pelayanan haji Indonesia.

ASN Kementerian Agama ini dikenal memiliki koneksi yang baik dengan pihak maskapai—kemampuan yang membuatnya kembali dipercaya menjadi Tim Bravo Daker Bandara 2025, sekaligus menjalankan fungsi pelayanan pemulangan jemaah.

“Semua hal yang kita laporkan melalui bravo ini harus detail. Ini akan berdampak pada setiap fase pergerakan jemaah,” tutur Iwan.

BACA JUGA  Wardiah, Perempuan yang Menghapus Letih Jamaah dengan Cinta

Ada juga Sadiri Sadimum Paki, mukimin asal Madura yang menetap di Arab Saudi sejak 2007. Ia mulai bergabung dalam tim bravo sejak 2015. Pria beranak tiga ini menyebut peran sebagai Tim Bravo bukan sekadar kebanggaan, tapi tanggung jawab yang melekat pada keakuratan informasi.

“Data kami jadi rujukan utama. Mulai dari jemaah sakit, tanazul, jumlah jemaah yang masuk dan keluar bandara. Kalau salah, bisa kacau pelayanan,” ujarnya.

Bagi Sadiri, kesuksesan pelayanan haji adalah hasil sinergi. “Kami bukan siapa-siapa tanpa data dari Mabes (pusat kendali pergerakan dari Kantor Urusan Haji atau KUH), dari sektor di Makkah atau Madinah, serta dari Tim Bravo lain. Ini kerja kolektif. Dan semua harus akurat,” tambahnya.

Di sisi lain bandara, ada suara baru yang tak kalah sigap. Mayor Laut Andi Irawan, perwira TNI Angkatan Laut, untuk pertama kalinya dipercaya menjadi bagian dari Tim Bravo PPIH Arab Saudi. Meski baru pertama kali terlibat dalam pelayanan haji, ia cepat menyesuaikan diri.

“Di kesatuan, saya sudah terbiasa pakai HT. Bahasa-bahasa teknis di bravo sudah akrab. Jadi tinggal pindah medan,” kata suami dari Wilco Ikada, ayah dari tiga anak ini.

BACA JUGA  Irjen Kemenag Pantau Pemulangan Jemaah di Bandara Jeddah

Tak hanya menangani koordinasi melalui bravo. Di Daker Bandara, Andi juga dikenal sebagai petugas perlindungan jemaah (linjam) yang kerap menggendong jemaah-jemaah lansia yang kelelahan.

“Itu jadi pengalaman paling berharga. Saya merasa, inilah esensi tugas kami—membuat jemaah merasa aman, nyaman, dan dihormati,” kata Andi dengan suara tercekat.

Dari balik bravo, suara-suara ini tidak pernah muncul di berita utama. Mereka bukan narasumber di konferensi pers, bukan pula sosok yang menghiasi laporan akhir tahun. Tapi justru dari balik senyap itulah, mereka mengatur ribuan langkah kaki dalam satu irama pelayanan.

Tak butuh tepuk tangan. Tak berharap nama disebut. Mereka hanya ingin satu hal: melihat jemaah tiba di tempat tujuan dengan selamat, menjalani ibadah dengan tenang, dan pulang ke tanah air dalam keadaan utuh.

Di antara deru mesin pesawat dan gegap logistik bandara, suara mereka mengalir seperti doa yang disampaikan lewat gelombang udara—doa yang tak terdengar, tapi mungkin paling tulus.

Mereka adalah penjaga sunyi perjalanan suci. Dari balik bravo, suara mereka menyatukan langkah, merajut pelayanan, dan menjadi bagian dari keberkahan haji Indonesia. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel