Connect with us

Kementrian Agama RI

Resmikan IAHN Mpu Kuturan Bali, Menag Tekankan Dosen PTK Jadi Teladan Amal dan Moral

Published

on

Kitasulsel–DENPASAR Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar hari ini meresmikan transformasi kelembagaan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan, Buleleng, Singaraja, Denpasar Bali. Menag berpesan agar dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) bisa hadir sebagai teladan dalam amal dan moral.

Peresmian transformasi kelembagaan ini ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Menag, Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, dan Rektor IAHN Mpu Kuturan, I Gede Suwindia. Hadir juga, Staf khusus Menag bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan SDM Ismail Cawidu, Bupati Buleleng dan forkompimda, serta civitas academika IAHN Mpu Kuturan.

 

Menag berharap, seluruh civitas academica PTK, termasuk IAHN Mpu Kuturan, bisa menjadi bukan hanya guru atau dosen, namun juga pendidik. “Yang dubutuhkan bukan sekedar pengajar, tapi pendidik secara amal dan moral.

BACA JUGA  Potensi Optimalisasi Dana Sosial Keagamaan dalam Pengentasan Kemiskinan, Pemerintah Optimis Target 2026 Tercapai

Dosen itu sebagai Guru, dimana ‘Gu’ artinya kegelapan, ‘Ru’ artinya obor. Jadi guru itu berfungsi sebagai pengusir dalam kegelapan di batin mahasiswanya,” papar Menag di Bali, Sabtu (20/9/2025).

Dalam padangan Menag, tidak semua pendidik adalah guru. Sebab, guru itu dieproleh melalui proses meditasi dan pengamalan batin yang dalam. “Tidak gampang menjadi guru, karena harus menjadi teladan di tengah mahasiswa dan masyarakat,” tegas Menag Nasaruddin Umar.

 

Rektor IAHN Mpu Kuturan, Singaraja, I Gede Suwindia menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menag Nasaruddin Umar di kampus IAHN Mpu Kuturan. “Alam segala isinya itulah guru kami. Guru yang mendidik mulai kecil adalah guru pengajian bagi kami. Dan Kehadiran Bapak Menteri di kampus IAHN ini merupakan guru wisesa kami,” kata I Gede Suwinda.

BACA JUGA  Pesan Menag pada Pejabat Pengadaan Barjas: Transparan dan Jangan Ada Monopoli

Bagi I Gede Suwinda, kehadiran Menteri Agama dan rombongan, pimpinan daerah di Kampus IAHN Mpu Kuturan menjadi peneguh yang membawa namanya sendiri membawa suci, sekaligus menjaga tatanan moral tanah Bali.

“Kami bertekad melahirkan generasi emas yang cerdas secara akal, namun tidak lemah secara etik dan moral di masyarakat. Bapak Menteri telah memberikan restu bagi kami, menjadikan semua ini lengkap dan semua berjalan dengan baik,” terang I Gede Suwindia.

IAHN Mpu Kuturan membuka empat fakultas dengan visi, Unggul, Bermartabat, Berkarakter. Motto kampus ini adalah cahaya ilmu menerangi peradaban. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Nasaruddin Umar: Asesmen Baca Al-Qur’an Jadi Langkah Awal Perbaiki Literasi Keagamaan Nasional

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa pelaksanaan Asesmen Baca Al-Qur’an menjadi langkah awal atau prolog untuk memperbaiki literasi keagamaan umat Islam di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan pada Ekspos Publik Hasil Asesmen Tuntas Baca Al-Qur’an (TBQ) yang digelar oleh Kementerian Agama, Rabu (17/12/2025), di Ballroom Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Menag menjelaskan bahwa asesmen yang dilakukan saat ini masih bersifat terbatas, karena baru mengambil sampel di Pulau Jawa. Meski demikian, hasilnya sudah memberikan gambaran awal yang perlu segera ditindaklanjuti secara serius.

“Kalau kita ingin mengukur kondisi Indonesia, tentu sampelnya tidak cukup hanya Pulau Jawa. Apalagi Jawa saja baru sekitar 41 persen yang bisa membaca Al-Qur’an dengan baik. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ujar Menag.

BACA JUGA  Hari Sumpah Pemuda, Menag Minta Jajaran Support Kreativitas dan Inovasi Anak Muda

Menag menekankan urgensi penguatan kemampuan baca Al-Qur’an, mengingat kitab suci ini memiliki posisi sentral dalam praktik ibadah umat Islam.

“Dalam Islam, Al-Qur’an itu bukan sekadar kitab, tetapi bacaan. Tidak ada salat tanpa membaca Surah Al-Fatihah. Karena itu, kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar adalah fondasi dasar keberagamaan,” tegas Menag.

Ia menambahkan, wahyu Al-Qur’an diturunkan dengan perintah iqra’ atau membaca, bukan menulis, sehingga penekanan utama pendidikan Al-Qur’an harus berada pada aspek tilawah yang tepat sesuai kaidah.

Dalam kesempatan yang sama, Menag mengapresiasi peran Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta sebagai asesor dalam pelaksanaan asesmen. Menurut Menag, PTIQ memiliki tradisi keilmuan yang ketat dalam menjaga kualitas bacaan Al-Qur’an, termasuk makhraj, tajwid, dan sanad keilmuan.

BACA JUGA  Negosiasi Berhasil, Menag Pastikan Klinik Kesehatan Haji Daker Makkah Beroperasi

“Tradisi sanad dalam pengajaran Al-Qur’an sangat penting untuk menjaga kualitas dan keberkahan ilmu. Ini yang harus terus kita rawat,” ungkapnya.

Menag menegaskan bahwa hasil asesmen ini bukan untuk menyalahkan pihak tertentu, tetapi menjadi dasar evaluasi dan perbaikan bersama, termasuk peningkatan kompetensi guru agama dan penguatan peran lembaga pendidikan keagamaan.

Usai sambutan, dalam sesi doorstop, Menag menyampaikan bahwa Kementerian Agama akan melanjutkan asesmen dengan cakupan lebih luas dan representatif secara nasional.

“Survei ke depan akan menggunakan sampel Indonesia, bukan hanya Pulau Jawa. Setelah itu, akan kita siapkan langkah-langkah solutif,” jelasnya.

Menag juga menegaskan bahwa upaya meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa, termasuk pemerintah daerah.

BACA JUGA  Menag Terima Dubes Yordania, Bahas Kerja Sama Pendidikan

“Bagaimana agar seluruh warga Muslim Indonesia bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, itu tanggung jawab kita bersama,” imbuh Menag.

Selain itu, Menag menyoroti pentingnya perhatian dan apresiasi bagi para guru ngaji, khususnya di pedesaan, yang mengajar dengan penuh keikhlasan.

“Guru ngaji di desa sering mengajar tanpa gaji dan hanya mengandalkan keikhlasan. Ke depan, mereka perlu mendapat apresiasi yang lebih layak,” pungkas Menag.

Hadir dalam acara ekspos hasil asesmen antara lain Stafsus Menag Gugun Gumilar, Dirjen Pendis Amien Suyitno, Kepala BMBPSDM Muhammad Ali Ramdhani, jajaran asesor dari PTIQ, serta akademisi dan guru-guru PAI.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel