Connect with us

Kementrian Agama RI

Kemenag dan Diaspora Bahas Rencana Wujudkan Pusat Komunitas Muslim Indonesia di Amerika

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini menerima perwakilan Indonesian American Community Center di kantor pusat Kemenag. Pertemuan ini membahas rencana membangun sinergi antara pemerintah Indonesia dan komunitas diaspora dalam mewujudkan cita-cita bersama membangun pusat komunitas terpadu bagi masyarakat Indonesia di luar negeri.

Mewakili Indonesian American Community Center Helmi memaparkan program yang digagas untuk memenuhi berbagai kebutuhan diaspora Muslim Indonesia di Amerika Serikat. Proyek ini meliputi pembangunan pusat komunitas Islam, mualaf center, wisma Islami, serta boarding school.

“Kehadiran fasilitas tersebut diharapkan mampu memberikan ruang yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia untuk beraktivitas, beribadah, sekaligus menjaga keterikatan dengan akar budaya bangsa,” ujar Helmi di Jakarta, Senin (13/10/2025).

BACA JUGA  Menag RI Bawa Apresiasi dari Saudi: Indonesia Jadi Contoh Haji Humanis Global

Menurut Helmi, visi Indonesia American Community Center adalah mengembangkan Pusat komunitas Muslim Indonesia di Amerika Serikat yang berlandaskan nilai Islam dan budaya Indonesia. Selain menjadi pusat kegiatan keagamaan, komunitas ini juga diarahkan sebagai pusat promosi budaya, seni, dan produk Indonesia. Dengan begitu, IACC tidak hanya berfungsi bagi internal diaspora, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan kekayaan Indonesia kepada masyarakat Amerika.

Tujuan lain dari komunitas ini adalah mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kegiatan sosial-keagamaan yang terstruktur, diharapkan generasi Muslim Indonesia di Amerika tetap memiliki identitas kuat sebagai bagian dari bangsa Indonesia sekaligus mampu bersaing di kancah global.

Menteri Agama Nasaruddin Umar, menyambut positif rencana tersebut dan mendukung penuh. Menurutnya, ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat jembatan komunikasi.

BACA JUGA  Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

“Komunitas Indonesia American Community Center memiliki peran yang sangat penting, bukan hanya sebagai wadah kegiatan, tetapi juga sebagai simbol kehadiran Indonesia di tengah masyarakat internasional. Dukungan pemerintah melalui Kementerian Agama adalah bentuk komitmen negara,” ujarnya.

Menag menegaskan, dukungan ini juga sejalan dengan visi Kementerian Agama dalam mempromosikan Islam moderat khas Indonesia. Menurutnya, kehadiran IACC dapat menjadi etalase Islam yang damai, inklusif, dan toleran di tengah lingkungan masyarakat Amerika, sekaligus menjaga citra positif bangsa Indonesia.

Sementara itu, Helmi menilai dukungan dari Kementerian Agama menjadi modal besar bagi diaspora Muslim Indonesia untuk merealisasikan program tersebut. Ia berharap silaturahmi ini menjadi awal kolaborasi nyata yang memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia di Amerika.

BACA JUGA  Kemenag dan Kedubes Irak Bahas Kerjasama Pendidikan dan Pertukaran Pelajar

Pertemuan ini menandai babak baru hubungan Kementerian Agama dengan diaspora Muslim di Amerika. Dengan adanya dukungan penuh dari Kementerian Agama, proyek ini diyakini dapat segera diwujudkan agar menjadi rumah bagi masyarakat muslim Indonesia di Amerika Serikat, tempat bertemunya nilai-nilai keislaman, kebudayaan nusantara, dan semangat kebangsaan yang kokoh. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tentang Bantuan Pesantren dan Rumah Ibadah, Menag Tekankan Validasi Data dan Standarisasi

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya langkah terpadu antara pusat dan daerah dalam mewujudkan kesejahteraan pesantren dan rumah ibadah di seluruh Indonesia. Penegasan tersebut disampaikan dalam rapat internal rutin Kementerian Agama di Kantor Pusat Kemenag, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menag menggarisbawahi bahwa pengelolaan data dan validasi informasi lapangan menjadi kunci utama dalam perencanaan kebijakan dan penyaluran bantuan. Ia mencontohkan penanganan terhadap Pondok Pesantren Al Khoziny yang baru-baru ini mengalami musibah.

“Untuk Pondok Pesantren Al Khoziny, pastikan datanya benar terkait jumlah korban. Data yang akurat akan menjadi dasar kuat dalam menentukan langkah penanganan dan pemberian bantuan yang tepat sasaran,” tegas Menag.

Menag juga menekankan pentingnya pemetaan kondisi gedung pesantren dan rumah ibadah di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, langkah ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh jajaran Kementerian Agama, tanpa memandang latar belakang sosial, agama, maupun status lembaga pendidikan keagamaan tersebut.

BACA JUGA  Menag RI Bawa Apresiasi dari Saudi: Indonesia Jadi Contoh Haji Humanis Global

“Mengidentifikasi pesantren dan rumah ibadah yang rawan adalah tugas kita semua, tanpa memandang latar belakang status sosial dan agama. Kita harus menggerakkan para penyuluh agama untuk aktif turun ke lapangan. Mereka bisa menjadi garda terdepan dalam mengumpulkan informasi dan melakukan pembinaan langsung,” ujarnya.

Selain itu, Kementerian Agama akan melakukan pemetaan kondisi bangunan pesantren dan rumah ibadah, meliputi kategori layak, rusak ringan, hingga rusak berat. Upaya ini dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh satuan kerja (satker) dan pengelola rumah ibadah.

“Untuk mendeteksi kondisi bangunan pesantren dan rumah ibadah, perlu keterlibatan semua satker, termasuk pengurus rumah ibadah. Jangan sampai kita terlambat mengambil langkah karena lemahnya data di lapangan,” imbuh Menag.

BACA JUGA  Diplomasi Menag Berbuah Hasil, Arab Saudi Setujui Tambahan Kuota Petugas Haji

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar formal dalam pengajuan bantuan dan renovasi bangunan pesantren dan rumah ibadah. Menurutnya, setiap pembangunan harus melalui mekanisme yang sesuai aturan agar terjamin kelayakan dan keberlanjutannya.

“Syarat untuk menerima bantuan maupun renovasi harus memenuhi standar formal seperti AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) dan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung). Ini penting agar pembangunan pesantren dan rumah ibadah tidak menimbulkan dampak negatif di kemudian hari, baik bagi lingkungan maupun keselamatan santri,” jelasnya.

Menag menambahkan bahwa perhatian terhadap pesantren dan rumah ibadah bukan sekadar tanggung jawab struktural, tetapi juga moral dan spiritual. Pesantren merupakan pilar penting pembinaan umat, sekaligus benteng moral bangsa dalam menjaga nilai-nilai keislaman yang damai dan moderat.

BACA JUGA  Musda KORPRI Tetapkan Jufri Rahman Ketua KORPRI Sulsel Periode 2024-2029

Ia menekankan bahwa kesejahteraan lembaga keagamaan akan berdampak langsung terhadap kualitas pembelajaran dan pembinaan umat.

“Kesejahteraan pesantren dan rumah ibadah bukan hanya soal fisik bangunan, tapi juga tentang memastikan bahwa lembaga keagamaan menjadi tempat yang aman, nyaman, dan layak bagi santri, pengajar, maupun jamaah,” ujar Menag.

Rapat yang dihadiri oleh pejabat eselon I dan II Kementerian Agama itu juga membahas tindak lanjut berbagai kebijakan terkait bantuan sosial keagamaan, program pembangunan rumah ibadah, serta penguatan data kelembagaan keagamaan di daerah.

Di akhir arahannya, Menag kembali menegaskan pentingnya sinergi lintas unit kerja dan konsistensi dalam melaksanakan setiap program.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Semua unit kerja harus terlibat aktif, saling berkoordinasi, dan memastikan bahwa kebijakan Kementerian Agama benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel