Connect with us

Workshop Capacity Building ASN Pemkot Makassar Tekankan Peningkatan Skil-Adaptasi Sosial Era Digitalisasi

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Workshop Capacity Building ASN Pemkot Makassar yang sudah memasuki hari keempat menekankan pentingnya Peningkatan Skil dan Adaptasi Sosial di Era Digitalisasi.

Dalam dua sesi penerimaan materi, para peserta yang terdiri atas ASN Pemkot Makassar ini mendapatkan banyak hal baru. Terutama dalam mewujudkan empat project penting; aplikasi layanan pajak digital Pakinta’, media pendorong pertumbuhan UMKM di Lorong Wisata, pengolahan sampah rumah tangga, serta penggunaan IT.

Yang mana terangkum dalam tema besarnya yakni, Makassar Sustainable Smart City Programme.

Salah seorang peserta workshop yang juga Kabid Perencanaan Pengendalian dan Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Makassar, Fadliah mengatakan dalam materi kali ini, peserta mempelajari perihal rencana aksi Plan for Change and Communication atau merencanakan perubahan dan komunikasi.

Lalu sesi berikutnya tentang establish a robust learning organisation for continuous learning in the digital era atau membangun kekuatan organisasi untuk pembelajaran yang berkelanjutan dalam era digitalisasi.

“Hari keempat ini mengajarkan tentang merancang perencanaan aksi dalam era digital, kerja sama tim dan adaptif. Ini menambah pengetahuan bagaimana menyusun visi misi agar perlahan menggapai tujuan,” kata Fadliah usai meneriman materi di Aston, Kamis, (9/03/2023).

Dalam kesempatan itu mereka juga belajar tentang bagaimana konsep perubahan yang didefinisikan sebagai konstan. Pasalnya tidak semua orang dapat menerima perubahan, olehnya, penting untuk kolaborasi sistem dan adaptasi dalam perubahan.

Pihak Temasek juga memberikan beberapa permainan tim yang diarahkan agar mereview kembali apa saja keyword dalam visi misi smart city ini.

“Jadi kita mereview kembali perencanaan, kegiatan berkelanjutan. Seru, karena kita diminta cari kata kuncinya, dan yang kita dapat ialah smart, sustainable, kooperatif, kolaboratif,” ucapnya.

Ditambah lagi, dalam grup mereka diminta untuk saling mengubah posisinya dengan tujuan peserta tetap adaptif namun tetap fokus pada tujuan.

“Kita bertukaran posisi. Itulah perubahan meski ada perubahan atau reposisi tetapi kita tetap bekerjasama dan memperjuangkan goals yang sudah disusun. Intinya beradaptasi dalam era saat ini kita harus beradaptasi dengan perubahan, lalu memanajemen organisasi, meningkatkan skill dalam rangka mengikuti zaman,” ujarnya.

Pun ada tiga poin penting yang diungkapkannya yakni ada 3H; yakni Head, Heart dan Hand.

Head atau pikiran, lanjut dia, berkaitan dengan pemikiran atau konsep perubahan yang dimaksud yang mana implementasi dapat dirasakan seluruh pihak dan masyarakat juga ikut di dalamnya.

Heart atau hati. Dengan pendekatan hati atau kemanusiaan, sehingga siapapun dapat menerima perubahan atau hal baru dalam era digital ini.

Dan Hand ialah kerja sama. Yakni ikut bekerja bersama dalam mencapai tujuan.

Tim Ahli Temasek SCE, Tan Kim Leng mengatakan untuk membangun kemampuan atau skil maka hal yang utama yang dilakukan ialah mengerti apa yang dibutuhkan dalam sebuah komunitas atau masyarakat.

Kedua, ialah peserta memiliki kemampuan manajerial program dan projects. Olehnya, mereka dapat menerapkan ide-ide ini sehingga perubahan itu terjadi.

“Jadi yang pertama ialah konsep atau blue print untuk mendukung tujuan utama yakni visi smart city. Kedua, memiliki kemampuan atau skil yang menjadi syarat tercapainya tujuan atau visi misi itu,” papar Mr Tan.

Dalam sesi ini, jelas dia, dirinya juga menunjukkan contoh bagaimana Singapura melakukannya dalam beberapa dekade belakangan, apalagi dirinya terlibat dalam perubahan itu.

“Apa yang saya sampaikan di sini ialah memberikan contoh bagaimana seharusnya ASN Pemkot ini memulai dan melakukannya. Bukan hanya sebagian tetapi mempelajari seluruh materi. Sebab, bagaimana dia melakukan perubahan kalau tidak belajar terlebih dahulu,” jelasnya.

“Jadi ini adalah perjalanan menuju perubahan, dan saya merasa terhormat menjadi bagian dari perjalanan perubahan Kota Makassar ini,” sambungnya.

Dirinya yakin setelah ini perubahan menuju yang dicita-citakan Pemkot Makassar akan terjadi.

Apalagi, budaya dan karakter masyarakat di Makassar sangat bagus, friendly, ramah, dan tulus. Kultur ini sangat bagus untuk perubahan yang dibutuhkan.

“Kata kuncinya ialah menyuguhkan mereka pengetahuan, skill untuk memenage perubahan itu, melalui komunikasi yang baik, bekerjasama, pelatihan-pelatihan,” yakinnya.

Tim Ahli Temasek SCE lainnya, Maler Ratnam mengungkapkan project yang masuk dalam era digitalisasi dan pengembangan big data mendapatkan banyak tantangan baru.

Ia mencontohkan, sebelumnya kita hanya menggunakan komputer dalam mengolah data misalnya, tetapi kini dengan aplikasi maka semuanya bisa.

“Jadi ada sistem baru yang mesti diteruskan kepada seluruh lini masyarakat, dibuat lebih friendly, dan inklusif bagi siapa saja untuk bisa menerima maupun mengaksesnya,” kata dia.

Lebih jauh, sebut dia, peserta tidak hanya menciptakan Smart City, tetapi bahkan menciptakan kondisi ekonomi hijau, pembangunan yang berkelanjutan dengan melakukan pengembangan lebih lanjut dari visi yang sudah ada.

Diketahui, workshop berlangsung sejak 6 Maret dan berakhir pada 10 Maret, besok.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

NEWS

Dukung Generasi Sehat, SPPG Mallomo Panca Lautang Beri Makanan Bergizi ke Ribuan Siswa

Published

on

Kitasulsel—SIDRAP — Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mallomo Sidenreng Rappang di Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap diresmikan, Senin, 1 September 2025.

SPPG ini resmi menyalurkan makanan bergizi gratis kepada 3.414 peserta didik mulai dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA sederajat. Program ini dilaksanakan setiap Senin hingga Jumat.

Ketua Yayasan Mallomo Sidrap, Yuliana S.Pd., M.Pd melalui Mitra kerja Eka Putra dan Muhlis menjelaskan jumlah penerima manfaat mencapai 3.414 siswa dari total 4.884 peserta didik di wilayah Panca Lautang.

“Kami ingin memastikan anak-anak sekolah di Sidrap mendapat gizi seimbang agar tumbuh sehat dan cerdas,” ujarnya.

Selain untuk pelajar, yayasan juga merencanakan penyaluran makanan bergizi gratis bagi kelompok prioritas lain, yakni ibu melahirkan, ibu menyusui, dan balita (3B).

Pendiri Yayasan Mallomo, Mansur Marsuki, menegaskan pihaknya saat ini mengelola enam SPPG di Sidrap dari total kuota sepuluh unit.

Dalam program binaan HIPMI Sidrap ini melibatkan 47 tenaga kerja lokal, khusus di SPPG Mallomo Panca Lautang.

“Kami berharap kerjasama dengan kepala sekolah terus berjalan baik, agar program ini tepat sasaran dan berkelanjutan,” katanya.

Koordinator wilayah SPPG, Ismail, menyebut keberadaan program ini tidak lepas dari dukungan berbagai mitra, termasuk Eka Putra dan Muhlis yang turut mendampingi penyaluran makanan.

Sementara itu, Sekretaris HIPMI Sidrap, Niswar, mengapresiasi langkah Yayasan Mallomo yang sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto dalam membuka lapangan kerja sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Selain memberi gizi gratis bagi siswa, program ini juga memberdayakan masyarakat dengan membuka lapangan kerja baru,” tegasnya.

Dengan hadirnya SPPG Mallomo di Panca Lautang, ribuan siswa kini mendapatkan manfaat langsung berupa pemenuhan gizi, yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kesehatan anak-anak di Sidrap. (ibe)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel