Connect with us

DP3A Ajak Shelter Warga Aware Kepada Anak Berkebutuhan Khusus di Lorong Wisata

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR, – Anak berkebutuhan khusus  merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban diantaranya anak penyandang disabilitas (APD).

Karenanya, Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak (PKA) DP3A Makassar, Dra. Sulfiani Karim mengatakan anak berkebutuhan khusus kerap mengalami diskriminasi yang berlapis.

Disamping kasus kekerasan seksual. Kondisi ketidakberdayaan difabel juga kerap dimanfaatkan sepihak. Kondisi ini perlu diwaspadai dan jadi perhatian khusus pemerintah serta masyarakat.

Atas dasar itu, ia menggelar kegiatan pengembangan Komunikasi Informasi dan Edukasi yang Memerlukan Perlindungan Khusus Kab/Kota Tahun Anggaran/2023 mengangkat tema “Penguatan lembaga Layanan Anak Berkebutuhan Khusus di Lorong Wisata”.

Dengan menghadirkan shelter warga dan RT/RW sebagai peserta diharapkan mampu mendeteksi dan membantu anak dan perempuan khususnya difabel agar terpenuhi hak-haknya.

“Kegiatan ini menyasar 15 kecamatan. Shelter warga sebagai perpanjangan tangan DP3A ini didorong untuk menjadi pengawas di setiap kelurahannya ketika terjadi kekerasan ataupun ada hak-hak anak yang tidak terpenuhi,” ucapnya.

Pada kegiatan ini pula hadir narasumber dari YLBH Saribattang, Abu Thalib menjelaskan beberapa poin penting yang harus peserta ketahui seperti perlunya penguatan sosialisasi undang-undang yang mengatur perlindungan anak.

Selain itu, ada pencegahan kekerasan, penyediaan layanan serta penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan difabel.

“Nah, fungsi shelter warga di setiap kelurahan ini harus lebih peka dan aware terhadap anak-anak dan perempuan yang  mendapatkan kekerasan di lingkungannya. Harus ada proteksi dini dan kepekaan terhadap sesama,” tambah Abu.

Ia berharap sosialisasi seperti ini bisa lebih meningkatkan sinergitas pemerintah kota Makassar dan Shelter warga dalam memperjuangkan hak-hak anak. Mengapa anak? Karena anak belum mampu memperjuangkan sendiri haknya.

Diketahui usia anak itu masuk kategori mulai menginjak umur dari 0-18 tahun.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

ParePare

Pemkot Parepare Uji Coba Car Free Day dan Car Free Night, PantaiKu Jadi Pusat Aktivitas Baru

Published

on

Kitasulsel–PAREPARE — Pemerintah Kota Parepare berencana menghadirkan suasana baru di kawasan PantaiKu, Jalan Mattirotasi, dengan menggelar program Car Free Day (CFD) dan Car Free Night (CFN).

Kegiatan ini dijadwalkan akan mulai digelar pada pekan depan, dengan peluncuran resmi dilakukan pada 5 Juli 2025 oleh Wali Kota Parepare, H. Tasming Hamid.

Tasming Hamid menjelaskan bahwa CFN akan berlangsung setiap malam akhir pekan, dengan penutupan jalan dimulai pukul 18.00 WITA hingga 00.00 WITA.

Minggu pagi, dengan penutupan jalan mulai pukul 05.00 WITA hingga 12.00 WITA.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, rekayasa lalu lintas dan pengaturan perparkiran akan ditangani oleh Satuan Lalu Lintas (Lantas) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Parepare.

Eks wakil Ketua DPRD Parepare itu menuturkan, kegiatan ini juga akan menjadi wadah penguatan ekonomi masyarakat melalui pelibatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Para pelaku UMKM yang sudah terdaftar akan menempati area jalan sisi barat dan diarahkan menghadap ke laut, sementara jalan sisi timur akan difungsikan sebagai jogging track bagi masyarakat yang ingin berolahraga.

“Rencana launching akan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2025 mendatang, dan sekaligus akan menjadi momen pemanfaatan eks Pasar Seni sebagai pusat kegiatan UMKM,” jelas Tasming Hamid. (01/07/2025).

Wali Kota Tasming Hamid berharap agar kegiatan ini dapat berlangsung semarak dan mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat.

Ketua Partai NasDem Parepare itu menekankan pentingnya penyebaran informasi secara massif agar masyarakat dapat mengetahui dan mempersiapkan diri terhadap dampak dari pelaksanaan CFD dan CFN.

“Kita harapkan juga informasi terkait rencana kegiatan itu tersebar secara massif sebagai bentuk sosialisasi penerapan CFN dan CFD, agar masyarakat dapat mengetahui dan mengantisipasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan ini,” harapnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini pada tahap awal akan diterapkan sebagai uji coba satu kali dalam sebulan. Apabila berjalan lancar dan tidak menemui kendala, maka pelaksanaan CFD dan CFN akan dijadwalkan secara rutin dan berkala.

Program CFD dan CFN ini diharapkan tak hanya menjadi ajang rekreasi dan olahraga warga, namun juga menjadi momentum menghidupkan kawasan PantaiKu sebagai ruang publik baru yang ramah lingkungan dan berdaya saing ekonomi. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel