Connect with us

Danny Pomanto Siapkan Translator Jelaskan Konsep Pembangunan Kapal Pinisi ke Peserta MNEK 2023

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR,– Pembuatan Kapal Pinisi secara langsung di Kawasan Center Point of Indonesia (CPI) turut meramaikan event Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2023.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto juga sudah menyiapkan display yang berisi penjelasan tentang asal-usul, jenis, hingga desain pembuatan Kapal Pinisi.

Hal ini dilakukan agar wisatawan baik domestik maupun mancanegara, terkhusus para peserta MNEK 2023 mendapat informasi tentang Kapal Pinisi yang merupakan warisan budaya dunia.

Ia pun kembali turun memantau para pekerja yang membuat Kapal Pinisi. Termasuk melihat spektator yang bakal digunakan wisatawan menyaksikan pembuatan Kapal Pinisi.

“Display-nya ini kan pakai bahasa Indonesia, makanya nanti kita siapkan translator untuk mendampingi yang membuat Kapal Pinisi untuk menjelaskan,” kata Danny Pomanto.

Tidak hanya itu, ia juga mengintruksikan Dinas Pariwisata (Dispar) agar membuat display yang menjelaskan alasan pemerintah kota membuat dua unit Kapal Pinisi.

“Kita kan buat dua Kapal Pinisi, satu akan berlayar ke Singapura dan satu ke Australia sebagai bagian dari sejarah,” tuturnya.

Danny Pomanto berharap pembuatan Kapal Pinisi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai destinasi wisata edukasi, juga untuk memperkenalkan budaya Bugis-Makassar ke dunia.

Event ini akan berlangsung 4-8 Juni 2023. Di Kawasan CPI tempat pembuatan Kapal Pinisi akan dilakukan peresmian Tugu MNEK.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Nasional

Ketat,Polisi Gagalkan 71 CJH Pengguna Visa Kerja dan Kunjungan Untuk Berangkat Ketanah Suci

Published

on

KITASULSEL—JAKARTA — Upaya nekat puluhan warga Indonesia menunaikan ibadah haji secara ilegal berhasil digagalkan aparat kepolisian.

Sebanyak 71 calon jemaah diamankan di Bandara Soekarno-Hatta setelah diketahui hanya mengantongi visa kunjungan dan visa kerja, bukan visa haji resmi.

Pengungkapan kasus ini bermula dari pemeriksaan dokumen oleh petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.

Kecurigaan timbul ketika ditemukan ketidaksesuaian antara tujuan keberangkatan dan jenis visa yang dimiliki para calon jemaah.

“Petugas di lapangan melakukan pengecekan dokumen dan ternyata mereka tidak memiliki visa haji, melainkan visa kerja,” jelas Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Yandri Mono yang dikutip dari detik.com, Kamis (1/5/2025).

Setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, tim gabungan membawa seluruh calon jemaah ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dari hasil pendalaman, diketahui mereka berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi, serta tergabung dalam kelompok berbeda.

Rupanya, keberangkatan ini difasilitasi oleh pihak travel dan perorangan yang menjanjikan ibadah haji dengan biaya antara Rp 50 juta hingga Rp 270 juta.

Para calon jemaah tergiur dengan janji bisa menunaikan haji tanpa harus menunggu antrean panjang secara resmi.

“Penangkapan ini dilakukan sejak 16 April hingga 28 April. Mereka tidak berasal dari satu kelompok, jumlahnya bervariasi mulai dari tiga sampai sepuluh orang per kelompok,” imbuh Kompol Yandri.

Setelah dilakukan pendataan, seluruh jemaah ilegal dipulangkan dan diberi penjelasan mengenai aturan resmi pelaksanaan ibadah haji.

Kepolisian juga melakukan penyelidikan terhadap pihak travel dan individu yang mengatur keberangkatan ini.

“Pihak yang mengkoordinir, baik travel maupun perorangan, sedang dalam pemeriksaan,” tegasnya. (Ibe)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel